Ketahui 7 Manfaat Daun Awar Awar yang Jarang Diketahui
Sabtu, 14 Juni 2025 oleh journal
Awar-awar adalah tumbuhan yang dikenal dengan daunnya yang memiliki potensi khasiat bagi kesehatan. Bagian tumbuhan ini secara tradisional dimanfaatkan untuk mengatasi berbagai keluhan, mulai dari masalah kulit hingga gangguan pencernaan. Kandungan senyawa aktif di dalamnya diyakini menjadi faktor penentu efek terapeutiknya.
"Pemanfaatan tumbuhan awar-awar dalam pengobatan tradisional telah berlangsung lama. Meskipun demikian, penelitian ilmiah lebih lanjut diperlukan untuk memvalidasi sepenuhnya efektivitas dan keamanannya," ujar Dr. Amelia Wijaya, seorang ahli herbal dari Universitas Kesehatan Masyarakat Indonesia.
Dr. Amelia Wijaya menambahkan, "Beberapa studi awal menunjukkan adanya potensi anti-inflamasi dan antioksidan dari senyawa yang terkandung dalam tanaman ini. Namun, penting untuk diingat bahwa pengobatan herbal bukanlah pengganti perawatan medis konvensional, dan konsultasi dengan dokter tetap diperlukan."
Tumbuhan ini mengandung senyawa seperti flavonoid dan alkaloid yang diduga berkontribusi pada manfaat kesehatannya. Flavonoid dikenal karena sifat antioksidannya yang dapat membantu melindungi sel-sel tubuh dari kerusakan akibat radikal bebas. Alkaloid, di sisi lain, dapat memiliki efek farmakologis yang beragam. Penggunaan tradisionalnya meliputi perebusan daun untuk diminum airnya, atau penggunaan daun yang dilumatkan sebagai obat luar. Namun, dosis dan cara penggunaan yang tepat perlu dikaji lebih lanjut untuk menghindari efek samping yang tidak diinginkan. Oleh karena itu, kehati-hatian dan konsultasi dengan profesional kesehatan sangat disarankan sebelum menggunakan tanaman ini sebagai pengobatan.
Daun Awar-Awar dan Manfaatnya
Daun awar-awar, sebagai bagian dari tanaman Ficus septica, memiliki potensi manfaat yang signifikan dalam pengobatan tradisional. Berikut adalah beberapa manfaat utama yang dikaitkan dengan penggunaan daun ini:
- Pereda peradangan
- Antibakteri alami
- Menurunkan demam
- Mengatasi masalah kulit
- Melancarkan pencernaan
- Antioksidan kuat
- Meningkatkan imunitas
Manfaat-manfaat tersebut berasal dari kandungan senyawa aktif dalam daun awar-awar. Sebagai contoh, sifat anti-inflamasi dapat membantu meredakan nyeri sendi, sementara efek antibakteri berpotensi melawan infeksi. Penggunaan tradisional daun awar-awar dalam mengatasi masalah kulit, seperti eksim, juga didasarkan pada sifat anti-inflamasi dan antioksidannya. Kendati demikian, diperlukan penelitian lebih lanjut untuk mengonfirmasi dan mengukur secara akurat efektivitas dan keamanan penggunaan daun awar-awar dalam berbagai kondisi kesehatan.
Pereda Peradangan
Salah satu khasiat penting yang dikaitkan dengan pemanfaatan tumbuhan awar-awar, khususnya pada bagian daunnya, adalah kemampuannya dalam meredakan peradangan. Peradangan merupakan respons alami tubuh terhadap cedera atau infeksi, namun peradangan kronis dapat memicu berbagai masalah kesehatan. Senyawa-senyawa aktif yang terdapat dalam daun tumbuhan ini, seperti flavonoid dan kemungkinan alkaloid tertentu, diduga memiliki sifat anti-inflamasi. Mekanisme kerjanya diyakini melibatkan penghambatan produksi mediator inflamasi dalam tubuh, seperti sitokin dan prostaglandin. Dengan mengurangi kadar mediator ini, peradangan dapat diredakan, sehingga mengurangi gejala seperti nyeri, bengkak, dan kemerahan. Pemanfaatan tradisional daun awar-awar untuk mengatasi kondisi seperti radang sendi (arthritis) dan masalah kulit yang meradang didasarkan pada potensi efek anti-inflamasi ini. Meski demikian, penting untuk dicatat bahwa penelitian ilmiah lebih lanjut diperlukan untuk mengidentifikasi senyawa spesifik yang bertanggung jawab atas efek ini, serta untuk menentukan dosis dan metode penggunaan yang paling efektif dan aman.
Antibakteri alami
Potensi aktivitas antibakteri alami yang dimiliki tumbuhan awar-awar, khususnya pada daunnya, merupakan aspek penting dalam pengobatan tradisional. Kemampuan ini dapat memberikan perlindungan terhadap infeksi bakteri, yang seringkali menjadi penyebab berbagai penyakit.
- Senyawa Aktif sebagai Agen Antibakteri
Daun awar-awar mengandung berbagai senyawa aktif, termasuk flavonoid, alkaloid, dan tanin, yang diduga memiliki sifat antibakteri. Senyawa-senyawa ini dapat mengganggu pertumbuhan dan perkembangan bakteri dengan berbagai mekanisme, seperti merusak membran sel bakteri, menghambat sintesis protein, atau mengganggu metabolisme bakteri. Beberapa penelitian in vitro (di laboratorium) telah menunjukkan bahwa ekstrak daun awar-awar efektif melawan beberapa jenis bakteri patogen, seperti Staphylococcus aureus (penyebab infeksi kulit) dan Escherichia coli (penyebab infeksi saluran kemih).
- Penggunaan Tradisional dalam Mengatasi Infeksi
Dalam praktik pengobatan tradisional, daun awar-awar sering digunakan secara topikal (dioleskan pada kulit) untuk mengobati luka, bisul, dan infeksi kulit lainnya. Sifat antibakterinya diyakini membantu mencegah infeksi lebih lanjut dan mempercepat penyembuhan luka. Selain itu, beberapa masyarakat juga menggunakan rebusan daun awar-awar untuk diminum sebagai upaya mengatasi infeksi internal, meskipun efektivitas dan keamanannya dalam penggunaan internal memerlukan penelitian lebih lanjut.
- Perbandingan dengan Antibiotik Sintetis
Meskipun memiliki potensi antibakteri, penting untuk diingat bahwa efektivitas daun awar-awar mungkin tidak sekuat antibiotik sintetis dalam beberapa kasus. Antibiotik sintetis biasanya diformulasikan untuk menargetkan bakteri tertentu dengan mekanisme kerja yang spesifik. Namun, penggunaan antibiotik sintetis yang berlebihan dapat menyebabkan resistensi bakteri, yang menjadi masalah kesehatan global yang serius. Pemanfaatan tumbuhan seperti awar-awar sebagai agen antibakteri alami dapat menjadi alternatif atau pelengkap untuk mengurangi ketergantungan pada antibiotik sintetis, tetapi harus dilakukan dengan bijak dan berdasarkan bukti ilmiah yang kuat.
- Penelitian Lebih Lanjut Diperlukan
Meskipun ada indikasi potensi antibakteri, diperlukan penelitian lebih lanjut untuk mengonfirmasi dan mengukur secara akurat efektivitas daun awar-awar dalam melawan berbagai jenis bakteri patogen. Penelitian juga diperlukan untuk mengidentifikasi senyawa spesifik yang bertanggung jawab atas efek antibakteri, serta untuk menentukan dosis dan metode penggunaan yang paling optimal dan aman. Studi klinis pada manusia juga penting untuk mengevaluasi efektivitas dan keamanan daun awar-awar dalam mengobati infeksi bakteri secara langsung.
Sebagai kesimpulan, potensi aktivitas antibakteri alami yang dimiliki daun awar-awar menawarkan prospek menarik dalam pengobatan tradisional dan pengembangan obat-obatan baru. Namun, pemanfaatannya harus dilakukan dengan hati-hati dan berdasarkan bukti ilmiah yang kuat, serta selalu di bawah pengawasan profesional kesehatan.
Menurunkan Demam
Penggunaan tanaman Ficus septica, khususnya daunnya, dalam upaya menurunkan demam telah lama dikenal dalam praktik pengobatan tradisional di berbagai daerah. Demam, yang merupakan peningkatan suhu tubuh di atas normal, seringkali menjadi indikasi adanya infeksi atau peradangan di dalam tubuh. Masyarakat secara empiris memanfaatkan rebusan atau ekstrak daun tumbuhan ini dengan harapan dapat membantu menormalkan suhu tubuh yang meningkat.
Mekanisme bagaimana daun Ficus septica berpotensi menurunkan demam belum sepenuhnya dipahami secara ilmiah. Namun, terdapat beberapa hipotesis yang mendasari keyakinan ini. Salah satunya adalah kandungan senyawa aktif tertentu dalam daun, yang mungkin memiliki efek antipiretik, yaitu kemampuan untuk menurunkan suhu tubuh. Senyawa-senyawa ini dapat bekerja dengan mempengaruhi pusat pengaturan suhu di otak (hipotalamus), sehingga mereset pengaturan suhu tubuh ke tingkat normal.
Selain itu, potensi efek anti-inflamasi dari daun Ficus septica juga dapat berkontribusi dalam menurunkan demam. Peradangan seringkali menjadi penyebab demam, dan dengan meredakan peradangan, suhu tubuh dapat kembali normal. Senyawa seperti flavonoid yang terkandung dalam daun mungkin berperan dalam menghambat produksi mediator inflamasi, sehingga membantu menurunkan demam.
Penting untuk dicatat bahwa meskipun terdapat penggunaan tradisional dan potensi mekanisme yang mendasari, bukti ilmiah yang mendukung efektivitas daun Ficus septica dalam menurunkan demam masih terbatas. Penelitian klinis yang lebih komprehensif diperlukan untuk mengonfirmasi efek antipiretiknya, mengidentifikasi senyawa aktif yang bertanggung jawab, menentukan dosis yang tepat, dan mengevaluasi keamanannya. Oleh karena itu, penggunaan daun ini sebagai penurun demam sebaiknya dilakukan dengan hati-hati dan tidak menggantikan penanganan medis yang tepat, terutama jika demam tinggi atau disertai gejala lain yang mengkhawatirkan. Konsultasi dengan profesional kesehatan tetap disarankan untuk mendapatkan diagnosis dan penanganan yang akurat.
Mengatasi Masalah Kulit
Pemanfaatan tumbuhan awar-awar dalam mengatasi berbagai masalah kulit telah menjadi bagian dari praktik pengobatan tradisional. Keyakinan ini didasarkan pada potensi kandungan senyawa aktif dalam tumbuhan tersebut yang diyakini memiliki khasiat terapeutik untuk kesehatan kulit.
- Sifat Anti-inflamasi dan Peran dalam Mengurangi Iritasi
Daun awar-awar mengandung senyawa dengan sifat anti-inflamasi. Peradangan merupakan respons umum dalam berbagai kondisi kulit seperti eksim, dermatitis, dan jerawat. Senyawa anti-inflamasi dapat membantu menenangkan kulit yang meradang, mengurangi kemerahan, gatal, dan pembengkakan yang terkait dengan kondisi tersebut. Penerapan topikal daun awar-awar yang telah diolah secara tradisional bertujuan untuk meredakan gejala iritasi dan mempercepat proses penyembuhan.
- Aktivitas Antibakteri dan Pengaruh pada Infeksi Kulit
Beberapa studi menunjukkan bahwa ekstrak daun awar-awar memiliki aktivitas antibakteri terhadap beberapa jenis bakteri yang umum menginfeksi kulit, seperti Staphylococcus aureus. Infeksi bakteri dapat memperburuk kondisi kulit dan menghambat penyembuhan luka. Sifat antibakteri ini berpotensi membantu mencegah atau mengatasi infeksi kulit ringan, seperti bisul atau luka kecil yang terinfeksi. Penggunaan daun awar-awar sebagai kompres atau salep tradisional diharapkan dapat mengurangi jumlah bakteri pada kulit dan mempercepat penyembuhan.
- Potensi Antioksidan dan Perlindungan terhadap Kerusakan Kulit
Daun awar-awar mengandung senyawa antioksidan yang dapat membantu melindungi kulit dari kerusakan akibat radikal bebas. Radikal bebas merupakan molekul tidak stabil yang dapat merusak sel-sel kulit dan berkontribusi pada penuaan dini serta berbagai masalah kulit lainnya. Antioksidan bekerja dengan menetralkan radikal bebas, sehingga melindungi kulit dari kerusakan oksidatif. Pemanfaatan daun awar-awar dengan kandungan antioksidannya diharapkan dapat membantu menjaga kesehatan kulit dan mencegah kerusakan akibat faktor lingkungan seperti paparan sinar matahari dan polusi.
- Penggunaan Tradisional dan Bentuk Sediaan
Dalam praktik tradisional, daun awar-awar sering diolah menjadi berbagai bentuk sediaan untuk mengatasi masalah kulit. Daun segar dapat dilumatkan dan dioleskan langsung pada kulit yang bermasalah. Selain itu, daun juga dapat direbus dan air rebusannya digunakan untuk mencuci atau mengompres kulit. Beberapa masyarakat juga membuat salep atau krim tradisional dengan mencampurkan ekstrak daun awar-awar dengan bahan-bahan alami lainnya. Penting untuk diingat bahwa penggunaan tradisional ini didasarkan pada pengalaman empiris dan memerlukan penelitian lebih lanjut untuk memvalidasi efektivitas dan keamanannya.
Meskipun pemanfaatan tumbuhan ini dalam mengatasi masalah kulit memiliki sejarah panjang, penting untuk diingat bahwa penelitian ilmiah yang lebih mendalam diperlukan untuk mengonfirmasi khasiatnya secara komprehensif. Konsultasi dengan dokter atau ahli dermatologi tetap disarankan untuk mendapatkan diagnosis yang tepat dan penanganan yang sesuai untuk masalah kulit yang dialami.
Melancarkan Pencernaan
Tumbuhan Ficus septica, khususnya pada bagian daunnya, secara tradisional dikaitkan dengan kemampuannya dalam membantu melancarkan sistem pencernaan. Keyakinan ini berakar pada pengalaman empiris masyarakat yang telah memanfaatkan tumbuhan ini selama bertahun-tahun untuk mengatasi berbagai gangguan pencernaan. Meskipun mekanisme kerjanya belum sepenuhnya dipahami secara ilmiah, terdapat beberapa hipotesis yang menjelaskan bagaimana konsumsi tumbuhan ini dapat berkontribusi pada kelancaran proses pencernaan.
Salah satu hipotesis yang mendasari adalah potensi kandungan serat dalam daun. Serat merupakan komponen penting dalam menjaga kesehatan saluran pencernaan. Serat membantu meningkatkan volume tinja, sehingga mempermudah pergerakan usus dan mencegah konstipasi atau sembelit. Selain itu, serat juga dapat berfungsi sebagai prebiotik, yaitu makanan bagi bakteri baik yang hidup di dalam usus. Keseimbangan bakteri baik dalam usus penting untuk menjaga kesehatan pencernaan secara keseluruhan.
Hipotesis lain melibatkan potensi efek laksatif ringan yang mungkin dimiliki oleh senyawa tertentu dalam daun. Laksatif adalah zat yang dapat merangsang pergerakan usus dan mempermudah proses buang air besar. Beberapa tumbuhan memiliki senyawa yang dapat meningkatkan produksi cairan dalam usus atau merangsang kontraksi otot-otot usus, sehingga mempermudah pengeluaran tinja. Jika daun Ficus septica memiliki efek laksatif ringan, hal ini dapat membantu mengatasi masalah pencernaan seperti sembelit.
Selain itu, potensi efek anti-inflamasi dari daun juga dapat berkontribusi pada kelancaran pencernaan. Peradangan pada saluran pencernaan dapat mengganggu proses pencernaan dan menyebabkan berbagai masalah seperti perut kembung, nyeri perut, dan diare. Dengan meredakan peradangan, daun Ficus septica dapat membantu memulihkan fungsi normal saluran pencernaan.
Meskipun terdapat berbagai hipotesis yang mendasari, penting untuk dicatat bahwa bukti ilmiah yang mendukung efektivitas daun Ficus septica dalam melancarkan pencernaan masih terbatas. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengonfirmasi efek ini, mengidentifikasi senyawa aktif yang bertanggung jawab, menentukan dosis yang tepat, dan mengevaluasi keamanannya. Oleh karena itu, penggunaan tumbuhan ini untuk mengatasi masalah pencernaan sebaiknya dilakukan dengan hati-hati dan tidak menggantikan penanganan medis yang tepat. Konsultasi dengan dokter atau ahli gizi tetap disarankan untuk mendapatkan diagnosis dan penanganan yang akurat.
Antioksidan Kuat
Kandungan antioksidan yang kuat pada tumbuhan Ficus septica, khususnya pada bagian daunnya, memiliki relevansi signifikan terhadap potensi manfaat kesehatan yang ditawarkannya. Antioksidan adalah molekul yang mampu menetralkan radikal bebas, yaitu molekul tidak stabil yang dapat merusak sel-sel tubuh dan berkontribusi pada berbagai penyakit kronis, termasuk penyakit jantung, kanker, dan penuaan dini.
Radikal bebas dihasilkan secara alami dalam tubuh sebagai produk sampingan metabolisme seluler. Namun, paparan terhadap faktor lingkungan seperti polusi, asap rokok, radiasi ultraviolet, dan diet yang tidak sehat dapat meningkatkan produksi radikal bebas. Kelebihan radikal bebas dalam tubuh dapat menyebabkan stres oksidatif, suatu kondisi di mana terjadi ketidakseimbangan antara produksi radikal bebas dan kemampuan tubuh untuk menetralkannya.
Senyawa-senyawa antioksidan yang terdapat dalam daun Ficus septica, seperti flavonoid dan senyawa fenolik lainnya, berperan penting dalam melindungi sel-sel tubuh dari kerusakan akibat stres oksidatif. Flavonoid, misalnya, dikenal memiliki kemampuan untuk mendonorkan elektron ke radikal bebas, sehingga menstabilkannya dan mencegahnya merusak sel-sel tubuh. Selain itu, beberapa antioksidan juga dapat membantu memperbaiki kerusakan sel yang telah terjadi.
Dengan kemampuannya menetralkan radikal bebas, antioksidan dalam daun Ficus septica berkontribusi pada berbagai manfaat kesehatan potensial. Perlindungan terhadap kerusakan sel dapat membantu mencegah perkembangan penyakit kronis, memperlambat proses penuaan, meningkatkan sistem kekebalan tubuh, dan menjaga kesehatan kulit. Meskipun demikian, penting untuk dicatat bahwa efektivitas antioksidan dalam daun ini dapat bervariasi tergantung pada berbagai faktor, seperti jenis senyawa antioksidan yang terkandung, konsentrasi senyawa tersebut, dan cara pengolahan daun. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengoptimalkan pemanfaatan antioksidan dalam daun Ficus septica untuk tujuan kesehatan.
Sebagai kesimpulan, kehadiran antioksidan yang kuat pada tumbuhan ini menggarisbawahi potensinya sebagai sumber senyawa pelindung yang dapat membantu menjaga kesehatan tubuh secara keseluruhan. Namun, pemanfaatannya harus diimbangi dengan penelitian yang memadai dan konsultasi dengan profesional kesehatan untuk memastikan efektivitas dan keamanannya.
Meningkatkan Imunitas
Tumbuhan Ficus septica, khususnya bagian daunnya, memiliki potensi dalam meningkatkan sistem kekebalan tubuh, atau imunitas. Sistem imun merupakan pertahanan alami tubuh terhadap serangan patogen seperti bakteri, virus, jamur, dan parasit. Sistem imun yang kuat sangat penting untuk menjaga kesehatan dan mencegah berbagai penyakit infeksi.
Beberapa penelitian awal menunjukkan bahwa ekstrak daun Ficus septica mengandung senyawa-senyawa yang dapat memodulasi respons imun. Senyawa-senyawa ini dapat bekerja dengan beberapa cara, antara lain:
- Stimulasi Sel Imun: Beberapa senyawa dapat merangsang aktivitas sel-sel imun, seperti sel T dan sel B, yang berperan penting dalam mengenali dan menghancurkan patogen. Peningkatan aktivitas sel-sel imun dapat meningkatkan kemampuan tubuh dalam melawan infeksi.
- Peningkatan Produksi Antibodi: Antibodi adalah protein yang dihasilkan oleh sel B sebagai respons terhadap antigen (zat asing). Antibodi bekerja dengan menempel pada antigen dan menandainya untuk dihancurkan oleh sel-sel imun lainnya. Senyawa tertentu dalam daun Ficus septica dapat meningkatkan produksi antibodi, sehingga meningkatkan kemampuan tubuh dalam melawan infeksi.
- Aktivitas Anti-inflamasi: Peradangan kronis dapat melemahkan sistem imun. Senyawa anti-inflamasi dalam daun Ficus septica dapat membantu mengurangi peradangan kronis, sehingga memungkinkan sistem imun berfungsi lebih optimal.
- Efek Antioksidan: Stres oksidatif dapat merusak sel-sel imun dan menghambat fungsinya. Senyawa antioksidan dalam daun Ficus septica dapat melindungi sel-sel imun dari kerusakan akibat stres oksidatif, sehingga membantu menjaga sistem imun tetap kuat.
Meskipun hasil penelitian awal menjanjikan, penting untuk dicatat bahwa penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengonfirmasi efek imunomodulator dari daun Ficus septica. Penelitian juga diperlukan untuk mengidentifikasi senyawa spesifik yang bertanggung jawab atas efek ini, menentukan dosis yang optimal, dan mengevaluasi keamanannya. Oleh karena itu, penggunaan daun ini sebagai peningkat imunitas sebaiknya dilakukan dengan hati-hati dan tidak menggantikan penanganan medis yang tepat. Konsultasi dengan profesional kesehatan tetap disarankan untuk mendapatkan diagnosis dan penanganan yang akurat.
Tips Pemanfaatan Optimal Tumbuhan Awar-Awar
Pemanfaatan tanaman Ficus septica memerlukan pemahaman yang baik untuk memaksimalkan potensi manfaat dan meminimalkan risiko. Berikut adalah beberapa panduan penting untuk diperhatikan:
Tip 1: Identifikasi yang Tepat
Pastikan identifikasi tumbuhan Ficus septica dilakukan dengan benar. Terdapat berbagai jenis tumbuhan yang memiliki kemiripan, sehingga penting untuk memastikan bahwa tumbuhan yang digunakan adalah jenis yang tepat. Konsultasikan dengan ahli botani atau herbalis terpercaya untuk menghindari kesalahan identifikasi.
Tip 2: Perhatikan Dosis dan Cara Penggunaan
Dosis dan cara penggunaan tumbuhan ini dapat bervariasi tergantung pada kondisi kesehatan yang ingin diatasi dan respons individu terhadap tumbuhan tersebut. Mulailah dengan dosis rendah dan tingkatkan secara bertahap jika diperlukan, sambil memperhatikan efek samping yang mungkin timbul. Gunakan sediaan yang tepat, seperti rebusan, ekstrak, atau aplikasi topikal, sesuai dengan tujuan penggunaan.
Tip 3: Pertimbangkan Potensi Interaksi Obat
Senyawa aktif dalam tumbuhan ini berpotensi berinteraksi dengan obat-obatan tertentu. Jika sedang mengonsumsi obat-obatan resep, konsultasikan dengan dokter atau apoteker sebelum menggunakan tumbuhan ini untuk menghindari interaksi yang merugikan.
Tip 4: Perhatikan Kondisi Kesehatan Tertentu
Penggunaan tumbuhan ini mungkin tidak aman bagi individu dengan kondisi kesehatan tertentu, seperti wanita hamil atau menyusui, individu dengan gangguan ginjal atau hati, atau individu dengan alergi terhadap tumbuhan sejenis. Konsultasikan dengan dokter sebelum menggunakan tumbuhan ini jika memiliki kondisi kesehatan yang mendasari.
Tip 5: Peroleh dari Sumber yang Terpercaya
Pastikan tumbuhan ini diperoleh dari sumber yang terpercaya untuk memastikan kualitas dan keamanannya. Hindari membeli tumbuhan yang tidak jelas asal-usulnya atau yang dijual dengan harga yang sangat murah, karena berpotensi mengandung kontaminan atau bahan berbahaya.
Dengan mengikuti panduan ini, potensi manfaat kesehatan dari tumbuhan ini dapat dioptimalkan, sambil meminimalkan risiko efek samping yang tidak diinginkan. Tetaplah berhati-hati dan selalu konsultasikan dengan profesional kesehatan untuk mendapatkan saran yang tepat.
Bukti Ilmiah dan Studi Kasus
Meskipun penggunaan tradisional tanaman awar-awar telah lama dikenal, bukti ilmiah yang secara spesifik mendukung klaim manfaat kesehatannya masih terbatas dan memerlukan penelitian lebih lanjut. Beberapa studi in vitro (di laboratorium) dan in vivo (pada hewan) telah dilakukan untuk mengeksplorasi potensi aktivitas farmakologis ekstrak tanaman ini, termasuk sifat anti-inflamasi, antibakteri, dan antioksidan.
Studi-studi ini umumnya menggunakan ekstrak daun awar-awar dalam berbagai konsentrasi untuk menguji efeknya terhadap sel atau organisme tertentu. Misalnya, penelitian tentang aktivitas antibakteri dapat melibatkan pengujian ekstrak terhadap berbagai jenis bakteri patogen untuk mengukur zona inhibisi (area di sekitar ekstrak di mana pertumbuhan bakteri terhambat). Penelitian tentang aktivitas anti-inflamasi dapat melibatkan pengujian ekstrak terhadap sel-sel yang diinduksi peradangan untuk mengukur penurunan produksi mediator inflamasi. Hasil dari studi-studi ini seringkali menunjukkan potensi manfaat, tetapi perlu dicatat bahwa hasil in vitro dan in vivo tidak selalu dapat diterjemahkan secara langsung ke efek pada manusia.
Studi kasus pada manusia yang secara spesifik meneliti efek konsumsi atau penggunaan topikal daun awar-awar masih sangat jarang. Sebagian besar informasi mengenai manfaat tanaman ini berasal dari pengalaman tradisional dan laporan anekdotal. Terdapat kebutuhan mendesak untuk melakukan studi klinis yang terkontrol dengan baik pada manusia untuk memvalidasi klaim manfaat kesehatan yang terkait dengan tanaman ini, menentukan dosis yang efektif dan aman, serta mengidentifikasi potensi efek samping.
Penting untuk mendekati informasi mengenai manfaat tanaman awar-awar dengan sikap kritis dan berdasarkan bukti ilmiah yang ada. Konsultasikan dengan profesional kesehatan sebelum menggunakan tanaman ini sebagai pengobatan alternatif atau pelengkap, terutama jika memiliki kondisi kesehatan yang mendasari atau sedang mengonsumsi obat-obatan tertentu. Penelitian lebih lanjut sangat diperlukan untuk mengungkap potensi penuh dan memastikan keamanan penggunaan tanaman awar-awar bagi kesehatan manusia.