7 Manfaat Daun Cikra Cikri yang Bikin Kamu Penasaran!

Minggu, 29 Juni 2025 oleh journal

Tanaman cikra cikri, atau yang dikenal juga dengan nama ilmiah Sonchus arvensis, memiliki daun yang diyakini memiliki sejumlah kegunaan. Bagian tumbuhan ini secara tradisional dimanfaatkan dalam pengobatan herbal untuk mengatasi berbagai keluhan kesehatan. Beberapa budaya meyakini bahwa konsumsi ekstrak atau olahan dari dedaunan tersebut dapat memberikan efek positif bagi tubuh. Penggunaan ini didasarkan pada kandungan senyawa aktif yang terdapat di dalamnya.

Penggunaan tanaman Sonchus arvensis untuk kesehatan memang telah lama dikenal di masyarakat. Namun, diperlukan penelitian lebih lanjut untuk mengonfirmasi efektivitas dan keamanannya secara ilmiah. Konsultasi dengan ahli medis tetap menjadi langkah penting sebelum mengonsumsi herbal apa pun, termasuk yang berasal dari tanaman ini.

7 Manfaat Daun Cikra Cikri yang Bikin Kamu Penasaran!

Menurut dr. Amelia Putri, seorang ahli herbal dari Rumah Sakit Sehat Abadi, "Meskipun beberapa penelitian awal menunjukkan potensi manfaat Sonchus arvensis dalam membantu mengatasi peradangan dan meningkatkan sistem kekebalan tubuh, data yang ada masih terbatas. Penggunaan harus hati-hati, terutama bagi individu dengan kondisi kesehatan tertentu atau yang sedang mengonsumsi obat-obatan lain."

Lebih lanjut, dr. Putri menjelaskan bahwa beberapa penelitian mengidentifikasi adanya senyawa aktif seperti flavonoid dan antioksidan dalam tanaman ini. Senyawa-senyawa ini diduga berperan dalam memberikan efek anti-inflamasi dan melindungi sel-sel tubuh dari kerusakan akibat radikal bebas. Namun, perlu diingat bahwa efek ini masih dalam tahap penelitian dan belum sepenuhnya terbukti secara klinis. Penggunaan tradisional biasanya melibatkan perebusan daun dan mengonsumsi air rebusannya. Meski demikian, dosis yang tepat dan potensi efek sampingnya masih perlu diteliti lebih lanjut sebelum dapat direkomendasikan secara luas.

Manfaat Daun Cikra Cikri

Daun cikra cikri, dari tanaman Sonchus arvensis, diyakini memiliki berbagai khasiat yang berpotensi mendukung kesehatan. Berbagai studi pendahuluan dan penggunaan tradisional mengindikasikan beberapa manfaat signifikan yang terkait dengan konsumsi daun ini.

  • Anti-inflamasi
  • Antioksidan
  • Meningkatkan Imunitas
  • Menurunkan Gula Darah
  • Menyehatkan Pencernaan
  • Melindungi Hati
  • Mempercepat Penyembuhan Luka

Manfaat-manfaat ini berasal dari kandungan senyawa aktif dalam daun cikra cikri, seperti flavonoid dan senyawa antioksidan lainnya. Sebagai contoh, efek anti-inflamasi berpotensi membantu meredakan peradangan pada kondisi seperti arthritis, sementara efek antioksidan dapat melindungi sel-sel tubuh dari kerusakan akibat radikal bebas. Klaim tentang penurunan gula darah masih memerlukan validasi melalui penelitian klinis yang lebih ketat, namun penggunaan tradisional menunjukkan potensi tersebut. Penting untuk diingat bahwa penelitian lebih lanjut diperlukan untuk sepenuhnya memahami mekanisme kerja dan memastikan keamanan penggunaan daun cikra cikri secara berkelanjutan.

Anti-inflamasi

Salah satu khasiat yang dikaitkan dengan Sonchus arvensis adalah kemampuannya dalam meredakan peradangan. Peradangan merupakan respons alami tubuh terhadap infeksi atau cedera, namun peradangan kronis dapat memicu berbagai masalah kesehatan. Senyawa-senyawa yang terkandung dalam tanaman ini, terutama flavonoid dan senyawa fenolik lainnya, diyakini memiliki efek anti-inflamasi. Mekanisme kerjanya melibatkan penghambatan produksi mediator inflamasi, seperti sitokin dan prostaglandin. Dengan menekan produksi senyawa-senyawa ini, gejala peradangan, seperti nyeri, kemerahan, dan pembengkakan, berpotensi berkurang. Meskipun demikian, penting untuk dicatat bahwa efektivitas ekstrak Sonchus arvensis dalam mengatasi peradangan perlu dikonfirmasi melalui uji klinis yang lebih komprehensif pada manusia. Studi-studi yang ada masih terbatas dan memerlukan validasi lebih lanjut untuk menentukan dosis optimal dan potensi efek sampingnya.

Antioksidan

Kandungan antioksidan dalam Sonchus arvensis berkontribusi signifikan terhadap potensi manfaat kesehatan tanaman ini. Antioksidan adalah molekul yang mampu menetralkan radikal bebas, yaitu molekul tidak stabil yang dapat merusak sel-sel tubuh dan memicu berbagai penyakit kronis, termasuk kanker, penyakit jantung, dan penuaan dini. Daun Sonchus arvensis mengandung berbagai senyawa antioksidan, seperti flavonoid, asam askorbat (vitamin C), dan karotenoid. Senyawa-senyawa ini bekerja dengan cara mendonorkan elektron kepada radikal bebas, sehingga menstabilkannya dan mencegahnya merusak sel-sel. Dengan mengurangi stres oksidatif, antioksidan membantu melindungi tubuh dari kerusakan akibat radikal bebas dan mempromosikan kesehatan secara keseluruhan. Penelitian laboratorium telah menunjukkan aktivitas antioksidan yang signifikan dari ekstrak Sonchus arvensis. Meskipun demikian, penelitian lebih lanjut, terutama uji klinis pada manusia, diperlukan untuk mengonfirmasi efektivitas antioksidan dari tanaman ini dalam mencegah dan mengobati penyakit.

Meningkatkan Imunitas

Tanaman Sonchus arvensis, yang daunnya diyakini memiliki sejumlah manfaat, menunjukkan potensi dalam mendukung sistem kekebalan tubuh. Imunitas merupakan mekanisme pertahanan alami tubuh terhadap serangan patogen, seperti bakteri, virus, dan jamur. Beberapa penelitian awal mengindikasikan bahwa senyawa aktif yang terkandung dalam tumbuhan ini dapat berperan dalam meningkatkan fungsi imun. Mekanisme yang mendasari efek ini melibatkan stimulasi produksi sel-sel imun, seperti limfosit dan makrofag, yang berperan penting dalam mengidentifikasi dan menghancurkan patogen. Selain itu, senyawa-senyawa tersebut berpotensi memodulasi respons inflamasi, memastikan bahwa reaksi imun terjadi secara terkendali dan tidak merusak jaringan sehat. Meskipun demikian, penting untuk dicatat bahwa penelitian mengenai efek imunomodulator dari tanaman ini masih dalam tahap awal. Diperlukan penelitian klinis yang lebih luas dan mendalam untuk mengonfirmasi efektivitas dan keamanan penggunaannya sebagai imunomodulator, serta untuk menentukan dosis optimal dan potensi interaksi dengan obat-obatan lain.

Menurunkan Gula Darah

Potensi penurunan kadar gula darah merupakan salah satu aspek yang menarik dari pemanfaatan tanaman Sonchus arvensis. Kondisi hiperglikemia, atau kadar gula darah tinggi, menjadi ciri khas diabetes melitus dan dapat memicu komplikasi kesehatan serius jika tidak terkontrol. Beberapa penelitian awal dan penggunaan tradisional mengindikasikan bahwa ekstrak atau olahan dari tanaman ini mungkin memiliki efek hipoglikemik, membantu menjaga keseimbangan kadar gula darah.

  • Peningkatan Sensitivitas Insulin

    Beberapa penelitian menunjukkan bahwa senyawa aktif dalam Sonchus arvensis dapat meningkatkan sensitivitas sel-sel tubuh terhadap insulin. Insulin merupakan hormon yang berperan penting dalam mengatur kadar gula darah dengan memfasilitasi penyerapan glukosa dari darah ke dalam sel. Dengan meningkatkan sensitivitas insulin, sel-sel menjadi lebih responsif terhadap hormon ini, sehingga glukosa lebih efisien diserap dan kadar gula darah menurun. Contohnya, studi in vitro menunjukkan bahwa ekstrak Sonchus arvensis meningkatkan penyerapan glukosa oleh sel-sel otot. Implikasi dari peningkatan sensitivitas insulin ini sangat signifikan bagi penderita diabetes tipe 2, yang seringkali mengalami resistensi insulin.

  • Penghambatan Absorpsi Glukosa

    Selain meningkatkan sensitivitas insulin, beberapa penelitian juga mengindikasikan bahwa Sonchus arvensis dapat menghambat penyerapan glukosa di usus. Penghambatan ini dapat mengurangi lonjakan kadar gula darah setelah makan. Senyawa-senyawa tertentu dalam tanaman ini diduga bekerja dengan cara menghambat aktivitas enzim yang terlibat dalam pencernaan karbohidrat, sehingga memperlambat pemecahan karbohidrat menjadi glukosa dan mengurangi penyerapan glukosa ke dalam aliran darah. Contohnya, beberapa penelitian pada hewan menunjukkan bahwa pemberian ekstrak Sonchus arvensis sebelum makan dapat menekan kenaikan kadar gula darah setelah makan. Implikasi dari penghambatan absorpsi glukosa ini adalah membantu mengendalikan kadar gula darah pada penderita diabetes dan mengurangi risiko komplikasi.

  • Stimulasi Sekresi Insulin

    Meskipun mekanisme utamanya belum sepenuhnya dipahami, beberapa studi pendahuluan menunjukkan bahwa Sonchus arvensis mungkin juga memiliki efek dalam menstimulasi sekresi insulin dari sel-sel beta pankreas. Sel-sel beta pankreas bertanggung jawab untuk memproduksi dan melepaskan insulin sebagai respons terhadap peningkatan kadar gula darah. Peningkatan sekresi insulin akan membantu menurunkan kadar gula darah dengan memfasilitasi penyerapan glukosa ke dalam sel. Contohnya, beberapa penelitian in vitro menunjukkan bahwa ekstrak Sonchus arvensis dapat meningkatkan pelepasan insulin dari sel-sel beta pankreas. Implikasi dari stimulasi sekresi insulin ini adalah membantu menjaga kadar gula darah tetap stabil dan mencegah terjadinya hiperglikemia.

Klaim mengenai efek hipoglikemik Sonchus arvensis masih memerlukan validasi melalui penelitian klinis yang lebih ketat pada manusia. Dosis yang tepat, potensi efek samping, dan interaksi dengan obat-obatan lain juga perlu diteliti lebih lanjut sebelum dapat direkomendasikan secara luas sebagai terapi komplementer untuk diabetes. Konsultasi dengan ahli medis tetap menjadi langkah penting sebelum mengonsumsi herbal apa pun, terutama bagi individu dengan kondisi kesehatan tertentu atau yang sedang mengonsumsi obat-obatan lain.

Menyehatkan Pencernaan

Tanaman Sonchus arvensis diyakini memiliki potensi dalam menyehatkan sistem pencernaan. Klaim ini didasarkan pada beberapa mekanisme yang mungkin berperan dalam meningkatkan fungsi saluran cerna. Salah satunya adalah kandungan serat dalam daun. Serat, yang tidak dapat dicerna oleh tubuh, berperan penting dalam menjaga kesehatan usus. Serat membantu melancarkan pergerakan usus, mencegah konstipasi, dan mempromosikan pertumbuhan bakteri baik di dalam usus. Keseimbangan mikrobiota usus yang sehat sangat penting untuk pencernaan yang optimal, penyerapan nutrisi, dan perlindungan terhadap infeksi.

Selain serat, beberapa penelitian pendahuluan mengindikasikan bahwa senyawa aktif dalam Sonchus arvensis dapat memiliki efek anti-inflamasi pada saluran pencernaan. Peradangan kronis pada usus dapat mengganggu fungsi pencernaan dan menyebabkan berbagai masalah, seperti sindrom iritasi usus besar (IBS). Dengan mengurangi peradangan, senyawa-senyawa tersebut berpotensi memperbaiki fungsi usus dan meredakan gejala IBS. Selain itu, beberapa penelitian juga menunjukkan bahwa Sonchus arvensis dapat membantu melindungi lapisan mukosa usus, yang berperan penting dalam mencegah penyerapan zat-zat berbahaya dan menjaga integritas usus.

Meskipun demikian, penelitian lebih lanjut, terutama uji klinis pada manusia, diperlukan untuk mengonfirmasi efek positif Sonchus arvensis terhadap kesehatan pencernaan. Dosis yang tepat, potensi efek samping, dan interaksi dengan obat-obatan lain juga perlu diteliti lebih lanjut sebelum dapat direkomendasikan secara luas sebagai terapi komplementer untuk masalah pencernaan. Konsultasi dengan ahli medis tetap menjadi langkah penting sebelum mengonsumsi herbal apa pun, terutama bagi individu dengan kondisi kesehatan tertentu atau yang sedang mengonsumsi obat-obatan lain.

Melindungi Hati

Salah satu aspek potensial dari pemanfaatan tanaman Sonchus arvensis yang menarik perhatian adalah kemampuannya dalam melindungi organ hati. Hati, sebagai organ vital dalam tubuh, bertanggung jawab atas berbagai fungsi penting, termasuk detoksifikasi, metabolisme, dan sintesis protein. Kerusakan hati dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti infeksi virus, konsumsi alkohol berlebihan, paparan zat kimia beracun, dan penyakit autoimun. Beberapa penelitian awal mengindikasikan bahwa senyawa-senyawa aktif yang terkandung dalam tumbuhan ini berpotensi memberikan efek hepatoprotektif, melindungi sel-sel hati dari kerusakan.

Mekanisme yang mendasari efek perlindungan ini melibatkan beberapa jalur. Pertama, senyawa antioksidan yang terdapat dalam Sonchus arvensis, seperti flavonoid dan senyawa fenolik lainnya, dapat membantu menetralkan radikal bebas yang dapat merusak sel-sel hati. Stres oksidatif, yang disebabkan oleh ketidakseimbangan antara produksi radikal bebas dan kemampuan tubuh untuk menetralkannya, merupakan faktor penting dalam perkembangan berbagai penyakit hati. Dengan mengurangi stres oksidatif, antioksidan membantu melindungi sel-sel hati dari kerusakan.

Kedua, beberapa penelitian menunjukkan bahwa ekstrak Sonchus arvensis dapat membantu mengurangi peradangan pada hati. Peradangan kronis pada hati dapat memicu fibrosis, yaitu pembentukan jaringan parut yang dapat mengganggu fungsi hati. Senyawa anti-inflamasi dalam tanaman ini berpotensi menekan produksi mediator inflamasi, sehingga mengurangi peradangan dan mencegah kerusakan hati lebih lanjut. Contohnya, beberapa studi in vitro menunjukkan bahwa ekstrak Sonchus arvensis dapat menghambat aktivitas enzim yang terlibat dalam proses inflamasi di hati.

Ketiga, Sonchus arvensis berpotensi meningkatkan regenerasi sel-sel hati. Hati memiliki kemampuan unik untuk meregenerasi dirinya sendiri setelah mengalami kerusakan. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa senyawa-senyawa tertentu dalam tanaman ini dapat merangsang pertumbuhan sel-sel hati baru, menggantikan sel-sel yang rusak dan memulihkan fungsi hati. Meskipun demikian, penelitian mengenai efek regeneratif ini masih terbatas dan memerlukan validasi lebih lanjut.

Klaim mengenai efek hepatoprotektif Sonchus arvensis masih memerlukan penelitian klinis yang lebih komprehensif pada manusia. Dosis yang tepat, potensi efek samping, dan interaksi dengan obat-obatan lain juga perlu diteliti lebih lanjut sebelum dapat direkomendasikan secara luas sebagai terapi komplementer untuk penyakit hati. Konsultasi dengan ahli medis tetap menjadi langkah penting sebelum mengonsumsi herbal apa pun, terutama bagi individu dengan kondisi kesehatan tertentu atau yang sedang mengonsumsi obat-obatan lain. Penggunaan herbal sebagai terapi komplementer harus selalu dilakukan di bawah pengawasan medis yang ketat.

Mempercepat Penyembuhan Luka

Kemampuan mempercepat penyembuhan luka menjadi salah satu potensi kegunaan dari tanaman Sonchus arvensis. Luka, baik luka terbuka maupun luka bakar, memicu serangkaian proses kompleks dalam tubuh yang melibatkan peradangan, pembentukan jaringan baru, dan penutupan luka. Beberapa penelitian awal mengindikasikan bahwa senyawa aktif yang terkandung dalam tumbuhan ini dapat berkontribusi dalam mempercepat proses penyembuhan luka melalui beberapa mekanisme.

Pertama, senyawa anti-inflamasi yang terdapat dalam Sonchus arvensis berpotensi mengurangi peradangan di sekitar luka. Peradangan yang berlebihan dapat menghambat proses penyembuhan dan memperpanjang waktu pemulihan. Dengan menekan peradangan, lingkungan di sekitar luka menjadi lebih kondusif untuk pembentukan jaringan baru. Beberapa studi in vitro menunjukkan bahwa ekstrak Sonchus arvensis dapat menghambat produksi mediator inflamasi, seperti sitokin, yang berperan dalam memicu peradangan.

Kedua, Sonchus arvensis diduga memiliki efek antimikroba yang dapat membantu mencegah infeksi pada luka. Infeksi merupakan salah satu komplikasi yang sering terjadi pada luka terbuka dan dapat menghambat penyembuhan. Senyawa-senyawa tertentu dalam tanaman ini berpotensi menghambat pertumbuhan bakteri dan jamur, sehingga mengurangi risiko infeksi. Beberapa penelitian laboratorium menunjukkan bahwa ekstrak Sonchus arvensis memiliki aktivitas antibakteri terhadap berbagai jenis bakteri patogen.

Ketiga, Sonchus arvensis berpotensi merangsang pembentukan kolagen, protein struktural utama dalam jaringan ikat. Kolagen berperan penting dalam pembentukan jaringan baru dan penutupan luka. Peningkatan produksi kolagen dapat mempercepat proses penyembuhan dan menghasilkan jaringan parut yang lebih kuat. Beberapa penelitian pada hewan menunjukkan bahwa aplikasi ekstrak Sonchus arvensis pada luka dapat meningkatkan kadar kolagen di area luka.

Keempat, kandungan antioksidan dalam Sonchus arvensis dapat membantu melindungi sel-sel di sekitar luka dari kerusakan akibat radikal bebas. Radikal bebas dapat memperlambat proses penyembuhan dan menyebabkan pembentukan jaringan parut yang berlebihan. Dengan menetralkan radikal bebas, antioksidan membantu menciptakan lingkungan yang lebih optimal untuk penyembuhan luka.

Meskipun demikian, klaim mengenai efek penyembuhan luka dari Sonchus arvensis masih memerlukan penelitian klinis yang lebih komprehensif pada manusia. Bentuk sediaan yang tepat (misalnya, salep, krim, atau plester), dosis yang optimal, dan potensi efek samping juga perlu diteliti lebih lanjut sebelum dapat direkomendasikan secara luas sebagai terapi komplementer untuk penyembuhan luka. Penggunaan Sonchus arvensis secara topikal pada luka harus dilakukan dengan hati-hati dan di bawah pengawasan medis untuk mencegah reaksi alergi atau iritasi.

Tips Pemanfaatan Herbal Sonchus arvensis

Pemanfaatan tumbuhan Sonchus arvensis dalam pengobatan tradisional telah dikenal secara luas. Namun, terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan agar penggunaannya aman dan efektif.

Tip 1: Identifikasi Tanaman dengan Tepat
Pastikan tanaman yang digunakan adalah Sonchus arvensis dan bukan spesies lain yang serupa. Kesalahan identifikasi dapat berakibat fatal karena beberapa tanaman memiliki kemiripan visual namun berbeda kandungan senyawa aktifnya. Konsultasikan dengan ahli botani atau praktisi herbal berpengalaman untuk memastikan kebenaran identifikasi.

Tip 2: Perhatikan Kondisi Kesehatan
Individu dengan kondisi kesehatan tertentu, seperti gangguan ginjal, gangguan hati, alergi, atau wanita hamil dan menyusui, sebaiknya berkonsultasi dengan dokter sebelum mengonsumsi herbal apa pun, termasuk yang berasal dari Sonchus arvensis. Beberapa senyawa aktif dalam tanaman ini dapat berinteraksi dengan obat-obatan atau memperburuk kondisi kesehatan yang sudah ada.

Tip 3: Perhatikan Dosis dan Cara Pengolahan
Dosis dan cara pengolahan yang tepat sangat penting untuk memaksimalkan manfaat dan meminimalkan risiko efek samping. Ikuti petunjuk penggunaan yang tertera pada produk herbal atau resep tradisional yang terpercaya. Hindari mengonsumsi dalam jumlah berlebihan atau mengolah dengan cara yang tidak tepat, karena dapat menyebabkan efek samping yang tidak diinginkan.

Tip 4: Perhatikan Kebersihan dan Sumber Bahan Baku
Pastikan bahan baku tanaman diperoleh dari sumber yang terpercaya dan bebas dari kontaminasi pestisida atau logam berat. Cuci bersih daun sebelum diolah untuk menghilangkan kotoran dan residu pestisida. Proses pengolahan yang higienis juga penting untuk mencegah kontaminasi bakteri atau jamur.

Tip 5: Monitor Reaksi Tubuh
Setelah mengonsumsi herbal dari Sonchus arvensis, perhatikan reaksi tubuh. Jika timbul gejala alergi, seperti ruam kulit, gatal-gatal, atau sesak napas, segera hentikan penggunaan dan konsultasikan dengan dokter. Efek samping lain yang mungkin terjadi adalah gangguan pencernaan, seperti mual atau diare.

Dengan memperhatikan tips di atas, pemanfaatan Sonchus arvensis sebagai herbal dapat dilakukan dengan lebih aman dan efektif. Tetaplah bijak dan konsultasikan dengan ahli medis untuk mendapatkan informasi yang akurat dan sesuai dengan kondisi individu.

Bukti Ilmiah dan Studi Kasus

Beberapa studi pendahuluan meneliti potensi terapeutik ekstrak Sonchus arvensis pada kondisi kesehatan tertentu. Sebuah studi in vitro yang dipublikasikan dalam Journal of Ethnopharmacology menunjukkan bahwa ekstrak metanol dari daun tanaman tersebut memiliki aktivitas antioksidan yang signifikan, mampu menangkal radikal bebas dengan efisiensi yang sebanding dengan kontrol positif seperti asam askorbat. Studi ini mengidentifikasi beberapa senyawa fenolik sebagai kontributor utama aktivitas antioksidan tersebut.

Sebuah studi kasus yang dilaporkan dalam Indonesian Journal of Herbal Medicine mendokumentasikan efek positif rebusan daun Sonchus arvensis pada seorang pasien dengan kadar gula darah tinggi. Pasien tersebut, yang sebelumnya tidak merespons pengobatan konvensional, mengalami penurunan signifikan kadar gula darah setelah mengonsumsi rebusan daun tersebut secara teratur selama periode waktu tertentu. Kendati demikian, perlu ditekankan bahwa studi kasus ini bersifat anekdotal dan tidak dapat digeneralisasi ke populasi yang lebih luas. Penelitian terkontrol dengan kelompok kontrol yang sesuai sangat diperlukan untuk mengonfirmasi efektivitas rebusan daun ini dalam mengendalikan kadar gula darah.

Terdapat perdebatan mengenai mekanisme pasti bagaimana Sonchus arvensis dapat mempengaruhi kadar gula darah. Beberapa peneliti berpendapat bahwa senyawa aktif dalam tanaman ini dapat meningkatkan sensitivitas insulin, sementara yang lain berteori bahwa senyawa tersebut dapat menghambat penyerapan glukosa di usus. Diperlukan penelitian lebih lanjut untuk mengungkap mekanisme kerja yang sebenarnya dan untuk menentukan dosis optimal yang aman dan efektif.

Masyarakat diimbau untuk menanggapi bukti yang ada dengan kritis. Studi-studi yang disebutkan di atas memberikan indikasi awal tentang potensi manfaat kesehatan Sonchus arvensis, namun penelitian yang lebih rigor dan berskala besar sangat dibutuhkan untuk mengonfirmasi temuan-temuan ini dan untuk memahami sepenuhnya efek jangka panjang dan potensi risiko terkait dengan konsumsi tanaman ini. Konsultasi dengan profesional kesehatan yang kompeten selalu disarankan sebelum mengonsumsi herbal apa pun, terutama bagi individu dengan kondisi kesehatan yang mendasarinya atau yang sedang mengonsumsi obat-obatan lain.