Ketahui 7 Manfaat Daun Jati yang Jarang Diketahui
Senin, 23 Juni 2025 oleh journal
Ekstrak dari lembaran pohon jati, khususnya yang telah matang, diyakini memiliki sejumlah khasiat. Penggunaan tradisional meliputi aplikasi sebagai pewarna alami, bahan pengobatan herbal, serta sumber senyawa yang berpotensi melindungi tubuh dari radikal bebas. Keberadaan zat-zat tertentu dalam bagian pohon tersebut memberikan nilai tambah dalam berbagai aspek kehidupan.
"Meskipun riset lebih lanjut masih diperlukan, potensi penggunaan ekstrak dedaunan pohon jati dalam pengobatan tradisional cukup menjanjikan. Senyawa-senyawa aktif yang terkandung di dalamnya berpotensi memberikan efek positif bagi kesehatan, namun perlu diingat bahwa penggunaannya harus bijak dan tidak menggantikan konsultasi dengan tenaga medis profesional."
- Dr. Amelia Rahmawati, Spesialis Gizi Klinik.
Senyawa-senyawa bioaktif dalam foliage pohon jati, seperti flavonoid dan tanin, diketahui memiliki sifat antioksidan dan anti-inflamasi. Flavonoid membantu melindungi sel-sel tubuh dari kerusakan akibat radikal bebas, sementara tanin dapat berperan dalam mengurangi peradangan. Beberapa penelitian awal mengindikasikan potensi manfaatnya dalam mengontrol kadar gula darah dan menurunkan risiko penyakit kardiovaskular. Penggunaan tradisional biasanya melibatkan perebusan dedaunan untuk kemudian diminum air rebusannya. Namun, perlu diingat bahwa konsumsi berlebihan dapat menimbulkan efek samping, dan dosis yang tepat perlu dikonsultasikan dengan ahli herbal atau dokter.
Manfaat Daun Jati
Daun jati, sumber senyawa bioaktif, menawarkan beragam khasiat. Penelitian mengungkapkan potensi terapeutiknya, mendorong eksplorasi manfaat esensialnya bagi kesehatan dan kesejahteraan.
- Pewarna alami tekstil
- Antioksidan kuat
- Pengobatan diare
- Menurunkan kolesterol
- Mempercepat penyembuhan luka
- Mengurangi peradangan
- Kontrol gula darah
Keberadaan tanin memberikan kemampuan sebagai pewarna alami, khususnya pada industri tekstil tradisional. Sifat antioksidan melindungi sel dari kerusakan akibat radikal bebas, sementara efek antidiare telah lama dimanfaatkan dalam pengobatan tradisional. Penelitian awal menunjukkan potensi dalam menurunkan kadar kolesterol, membantu penyembuhan luka melalui sifat antiseptiknya, meredakan peradangan, dan berkontribusi pada pengelolaan kadar gula darah, meskipun diperlukan penelitian lebih lanjut untuk validasi dan standarisasi dosis.
Pewarna Alami Tekstil
Pemanfaatan foliage pohon jati dalam industri tekstil tradisional telah berlangsung selama berabad-abad. Keunggulan utama terletak pada kandungan tanin yang tinggi. Senyawa tanin ini mampu berikatan kuat dengan serat kain, menghasilkan warna cokelat alami yang tahan lama dan relatif tidak mudah luntur. Proses pewarnaan biasanya melibatkan perebusan foliage tersebut, kemudian kain direndam dalam larutan ekstrak selama periode waktu tertentu. Intensitas warna yang dihasilkan dapat dimodifikasi dengan memvariasikan konsentrasi ekstrak dan durasi perendaman. Selain memberikan warna alami, tanin juga memiliki sifat mordant, yang membantu meningkatkan daya serap dan ketahanan warna pada kain. Penggunaan pewarna alami dari sumber ini memberikan alternatif yang lebih ramah lingkungan dibandingkan pewarna sintetis, serta menghasilkan produk tekstil dengan karakter unik dan bernilai budaya tinggi.
Antioksidan Kuat
Kandungan antioksidan yang signifikan dalam ekstrak dedaunan pohon jati berkontribusi pada potensi khasiatnya bagi kesehatan. Senyawa-senyawa seperti flavonoid dan polifenol bekerja dengan menetralisir radikal bebas, molekul tidak stabil yang dapat merusak sel-sel tubuh dan memicu berbagai penyakit kronis. Aktivitas antioksidan ini membantu melindungi tubuh dari stres oksidatif, suatu kondisi yang dikaitkan dengan penuaan dini, penyakit jantung, kanker, dan gangguan neurodegeneratif. Dengan menekan kerusakan oksidatif, senyawa-senyawa tersebut dapat membantu menjaga integritas seluler dan mendukung fungsi organ yang optimal. Potensi perlindungan ini menjadikan ekstrak tersebut sebagai agen preventif yang menjanjikan dalam menjaga kesehatan jangka panjang.
Pengobatan Diare
Pemanfaatan bagian pohon jati, khususnya dedaunannya, dalam penanganan diare telah lama menjadi bagian dari praktik pengobatan tradisional. Hal ini didasarkan pada kandungan senyawa tertentu yang diyakini memiliki efek positif terhadap sistem pencernaan dan membantu meredakan gejala diare.
- Sifat Astringen Tanin
Tanin, senyawa yang terdapat secara signifikan dalam dedaunan pohon tersebut, memiliki sifat astringen. Sifat ini bekerja dengan mengerutkan jaringan, termasuk lapisan saluran pencernaan. Pengerutan ini membantu mengurangi sekresi cairan dan memperlambat gerakan usus, sehingga mengurangi frekuensi buang air besar dan membantu memadatkan feses. Dalam kasus diare yang disebabkan oleh infeksi atau iritasi, sifat astringen tanin dapat memberikan efek menenangkan dan membantu memulihkan fungsi normal usus.
- Efek Antimikroba Potensial
Beberapa penelitian awal menunjukkan bahwa ekstrak dari dedaunan pohon ini memiliki potensi aktivitas antimikroba terhadap bakteri penyebab diare tertentu. Meskipun mekanisme kerjanya masih perlu diteliti lebih lanjut, kemampuan untuk menghambat pertumbuhan bakteri patogen dapat berkontribusi pada pengurangan durasi dan keparahan diare. Perlu dicatat bahwa efektivitasnya dapat bervariasi tergantung pada jenis bakteri dan konsentrasi ekstrak yang digunakan.
- Penggunaan Tradisional dan Dosis
Dalam praktik tradisional, pengobatan diare seringkali melibatkan perebusan dedaunan tersebut untuk kemudian diminum air rebusannya. Dosis yang digunakan bervariasi, dan penting untuk diingat bahwa penggunaan yang berlebihan dapat menimbulkan efek samping. Konsultasi dengan ahli herbal atau tenaga medis profesional sangat dianjurkan untuk menentukan dosis yang tepat dan memastikan keamanan penggunaan, terutama bagi anak-anak, wanita hamil, dan individu dengan kondisi kesehatan tertentu.
- Pertimbangan Keamanan dan Efek Samping
Meskipun memiliki potensi manfaat, penting untuk mempertimbangkan aspek keamanan penggunaan. Beberapa individu mungkin mengalami reaksi alergi terhadap senyawa yang terkandung di dalamnya. Selain itu, konsumsi berlebihan tanin dapat mengganggu penyerapan nutrisi tertentu dan menyebabkan iritasi lambung. Oleh karena itu, penggunaan sebagai pengobatan diare sebaiknya dilakukan dengan hati-hati dan di bawah pengawasan yang tepat.
Dengan demikian, pemanfaatan dedaunan pohon jati dalam pengobatan diare didasarkan pada kombinasi sifat astringen tanin dan potensi aktivitas antimikroba. Namun, perlu diingat bahwa efektivitas dan keamanannya perlu dievaluasi lebih lanjut melalui penelitian klinis yang komprehensif, dan penggunaannya harus dilakukan secara bijak dan bertanggung jawab.
Menurunkan Kolesterol
Ekstrak dari bagian tanaman jati, khususnya yang telah matang, menunjukkan potensi dalam membantu menurunkan kadar kolesterol dalam darah, meskipun mekanisme kerjanya masih dalam tahap penelitian lebih lanjut. Beberapa studi awal mengindikasikan bahwa senyawa-senyawa tertentu yang terkandung di dalamnya, seperti flavonoid dan serat, dapat berperan dalam proses ini. Flavonoid, sebagai antioksidan, berpotensi melindungi lipoprotein densitas rendah (LDL), atau yang dikenal sebagai "kolesterol jahat," dari oksidasi. Oksidasi LDL merupakan langkah awal dalam pembentukan plak di arteri, yang dapat menyebabkan penyakit kardiovaskular.
Selain itu, kandungan serat dalam dedaunan tersebut dapat membantu mengurangi penyerapan kolesterol dari makanan di usus. Serat larut air membentuk gel di saluran pencernaan, yang mengikat kolesterol dan mencegahnya diserap ke dalam aliran darah. Proses ini membantu meningkatkan ekskresi kolesterol melalui feses, sehingga menurunkan kadar kolesterol total dan LDL dalam darah.
Meskipun hasil penelitian awal menjanjikan, penting untuk dicatat bahwa efek penurunan kolesterol mungkin bervariasi tergantung pada dosis, durasi penggunaan, dan kondisi kesehatan individu. Penelitian klinis yang lebih komprehensif diperlukan untuk mengkonfirmasi efektivitas dan keamanan penggunaan ekstrak ini sebagai bagian dari strategi pengelolaan kolesterol yang komprehensif. Perubahan gaya hidup, seperti diet sehat dan olahraga teratur, tetap menjadi pilar utama dalam menjaga kadar kolesterol yang sehat. Penggunaan herbal atau suplemen, termasuk yang berasal dari tanaman jati, sebaiknya dilakukan dengan konsultasi dan pengawasan tenaga medis profesional.
Mempercepat Penyembuhan Luka
Kapasitas untuk mempercepat proses pemulihan jaringan yang terluka merupakan salah satu atribut yang dikaitkan dengan penggunaan ekstrak tanaman jati. Khasiat ini dihipotesiskan berasal dari kombinasi beberapa faktor yang bekerja secara sinergis.
Pertama, keberadaan senyawa antiseptik alami dalam ekstrak tersebut dapat membantu mencegah infeksi pada luka. Infeksi merupakan penghalang utama dalam penyembuhan luka, karena dapat menyebabkan peradangan yang berkepanjangan dan kerusakan jaringan lebih lanjut. Dengan menghambat pertumbuhan bakteri patogen, senyawa antiseptik ini menciptakan lingkungan yang lebih kondusif bagi regenerasi sel.
Kedua, kandungan antioksidan yang tinggi dalam ekstrak tersebut dapat membantu mengurangi peradangan di sekitar luka. Peradangan adalah respons alami tubuh terhadap cedera, tetapi peradangan yang berlebihan dapat menghambat proses penyembuhan. Antioksidan membantu menetralkan radikal bebas, yang merupakan molekul tidak stabil yang dapat memicu peradangan. Dengan mengurangi peradangan, antioksidan memungkinkan sel-sel penyembuh untuk bekerja lebih efisien.
Ketiga, beberapa penelitian menunjukkan bahwa ekstrak tersebut dapat merangsang produksi kolagen, protein struktural utama yang membentuk jaringan ikat. Kolagen sangat penting untuk pembentukan jaringan parut yang kuat dan elastis. Dengan meningkatkan produksi kolagen, ekstrak ini dapat membantu mempercepat penutupan luka dan meningkatkan kualitas jaringan parut yang terbentuk.
Penggunaan tradisional sering melibatkan aplikasi ekstrak secara topikal pada luka. Namun, penting untuk dicatat bahwa efektivitas dan keamanan penggunaan topikal perlu dievaluasi lebih lanjut melalui penelitian klinis yang terkontrol. Selain itu, perlu diperhatikan potensi reaksi alergi pada individu yang sensitif terhadap senyawa tertentu yang terkandung dalam ekstrak tersebut. Oleh karena itu, disarankan untuk melakukan uji coba kecil pada area kulit yang tidak mencolok sebelum mengaplikasikan ekstrak pada luka yang lebih besar. Konsultasi dengan tenaga medis profesional juga dianjurkan untuk memastikan penanganan luka yang tepat dan aman.
Mengurangi Peradangan
Kemampuan meredakan inflamasi merupakan salah satu aspek penting dari potensi terapeutik yang dikaitkan dengan komponen tumbuhan jati. Peradangan kronis berperan dalam berbagai penyakit, sehingga efek anti-inflamasi menjadi relevan dalam konteks peningkatan kesehatan secara keseluruhan.
- Inhibisi Jalur Inflamasi
Senyawa-senyawa tertentu, seperti flavonoid dan polifenol, yang ditemukan dalam bagian tumbuhan ini, dapat menghambat jalur inflamasi utama dalam tubuh. Jalur-jalur ini, seperti jalur siklooksigenase (COX) dan lipoksigenase (LOX), bertanggung jawab untuk produksi mediator inflamasi seperti prostaglandin dan leukotrien. Dengan menghambat aktivitas enzim-enzim ini, senyawa-senyawa tersebut dapat membantu mengurangi produksi mediator inflamasi dan meredakan gejala peradangan.
- Aktivitas Antioksidan sebagai Anti-Inflamasi
Stres oksidatif, yang disebabkan oleh ketidakseimbangan antara produksi radikal bebas dan kemampuan tubuh untuk menetralisirnya, dapat memicu dan memperburuk peradangan. Antioksidan, yang juga terdapat dalam ekstrak tumbuhan ini, membantu menetralisir radikal bebas dan melindungi sel-sel dari kerusakan oksidatif. Dengan mengurangi stres oksidatif, antioksidan secara tidak langsung dapat membantu meredakan peradangan.
- Pengaruh pada Sel-Sel Imun
Peradangan melibatkan aktivasi dan migrasi sel-sel imun ke lokasi cedera atau infeksi. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa senyawa-senyawa dalam tumbuhan ini dapat memodulasi aktivitas sel-sel imun, seperti makrofag dan neutrofil, sehingga mengurangi produksi sitokin pro-inflamasi dan mempromosikan resolusi peradangan.
- Aplikasi Tradisional dalam Pengobatan Inflamasi
Dalam pengobatan tradisional, bagian tumbuhan ini sering digunakan untuk mengobati kondisi-kondisi inflamasi seperti radang sendi, luka bakar, dan penyakit kulit. Penggunaan ini didasarkan pada pengalaman empiris yang menunjukkan bahwa ekstrak tumbuhan ini dapat membantu meredakan nyeri, pembengkakan, dan kemerahan yang terkait dengan peradangan.
- Potensi dalam Mengelola Penyakit Kronis
Peradangan kronis berperan dalam perkembangan banyak penyakit kronis, termasuk penyakit jantung, diabetes, kanker, dan penyakit Alzheimer. Dengan mengurangi peradangan, senyawa-senyawa yang terdapat dalam tumbuhan ini berpotensi membantu mencegah atau mengelola penyakit-penyakit ini. Namun, penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengkonfirmasi efektivitas dan keamanan penggunaan dalam jangka panjang.
- Pertimbangan Keamanan dan Interaksi
Meskipun memiliki potensi manfaat anti-inflamasi, penting untuk mempertimbangkan aspek keamanan penggunaan. Beberapa individu mungkin mengalami reaksi alergi terhadap senyawa yang terkandung di dalamnya. Selain itu, senyawa-senyawa tersebut dapat berinteraksi dengan obat-obatan tertentu. Oleh karena itu, penggunaan sebagai agen anti-inflamasi sebaiknya dilakukan dengan hati-hati dan di bawah pengawasan tenaga medis profesional.
Dengan demikian, kemampuan untuk mengurangi peradangan merupakan salah satu kontribusi penting dari potensi manfaat tumbuhan jati. Melalui berbagai mekanisme, termasuk inhibisi jalur inflamasi, aktivitas antioksidan, dan modulasi sel-sel imun, senyawa-senyawa yang terkandung di dalamnya dapat membantu meredakan peradangan dan meningkatkan kesehatan secara keseluruhan. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengkonfirmasi efektivitas dan keamanan penggunaan, serta untuk mengidentifikasi senyawa-senyawa spesifik yang bertanggung jawab atas efek anti-inflamasi tersebut.
Kontrol Gula Darah
Pengaturan kadar glukosa dalam darah merupakan aspek krusial dalam menjaga kesehatan metabolik, dan berbagai penelitian telah mengarah pada eksplorasi potensi sumber daya alam yang dapat mendukung proses ini. Ekstrak dari lembaran pohon jati, khususnya, telah menarik perhatian karena indikasi awal yang menunjukkan kontribusinya terhadap stabilitas kadar gula darah.
- Inhibisi Enzim Alfa-Glukosidase
Senyawa-senyawa tertentu yang terkandung dalam ekstrak dedaunan tersebut berpotensi menghambat aktivitas enzim alfa-glukosidase. Enzim ini berperan dalam pemecahan karbohidrat kompleks menjadi glukosa di usus halus. Dengan menghambat enzim ini, laju penyerapan glukosa ke dalam aliran darah dapat diperlambat, sehingga membantu mencegah lonjakan kadar gula darah setelah makan. Contohnya, pada individu dengan resistensi insulin, mekanisme ini dapat membantu mengurangi beban pada pankreas dan meningkatkan kontrol glikemik secara keseluruhan.
- Peningkatan Sensitivitas Insulin
Beberapa studi in vitro dan in vivo menunjukkan bahwa ekstrak dedaunan ini dapat meningkatkan sensitivitas insulin. Insulin merupakan hormon yang berperan penting dalam memfasilitasi masuknya glukosa dari darah ke dalam sel-sel tubuh untuk digunakan sebagai energi. Peningkatan sensitivitas insulin berarti sel-sel tubuh menjadi lebih responsif terhadap insulin, sehingga lebih efektif dalam menyerap glukosa dari darah. Hal ini dapat membantu menurunkan kadar gula darah dan mengurangi risiko resistensi insulin, yang merupakan ciri khas diabetes tipe 2.
- Efek Antioksidan dan Perlindungan Sel Beta Pankreas
Stres oksidatif, yang disebabkan oleh ketidakseimbangan antara produksi radikal bebas dan kemampuan tubuh untuk menetralisirnya, dapat merusak sel-sel beta pankreas, yang bertanggung jawab untuk memproduksi insulin. Senyawa antioksidan yang terkandung dalam ekstrak dedaunan ini dapat membantu melindungi sel-sel beta pankreas dari kerusakan oksidatif, sehingga menjaga kemampuan mereka untuk memproduksi insulin secara optimal. Contohnya, pada individu dengan pradiabetes, perlindungan ini dapat membantu mencegah perkembangan menjadi diabetes tipe 2.
- Kandungan Serat dan Pengaruhnya pada Absorpsi Glukosa
Keberadaan serat dalam dedaunan, meskipun dalam jumlah yang relatif kecil, dapat memberikan kontribusi terhadap kontrol gula darah. Serat larut air membentuk gel di saluran pencernaan, yang dapat memperlambat laju penyerapan glukosa dari makanan. Hal ini membantu mencegah lonjakan kadar gula darah setelah makan dan memberikan rasa kenyang yang lebih lama. Contohnya, penambahan ekstrak dedaunan ini ke dalam makanan dapat membantu mengendalikan nafsu makan dan menjaga stabilitas kadar gula darah sepanjang hari.
- Penggunaan Tradisional dan Pengalaman Empiris
Dalam berbagai budaya, dedaunan pohon jati secara tradisional telah digunakan sebagai bagian dari pengobatan herbal untuk mengelola kadar gula darah. Pengalaman empiris ini, meskipun tidak selalu didukung oleh bukti ilmiah yang kuat, menunjukkan adanya potensi manfaat yang perlu dieksplorasi lebih lanjut. Contohnya, air rebusan dedaunan tersebut secara tradisional dikonsumsi oleh penderita diabetes untuk membantu mengendalikan kadar gula darah mereka.
- Perlunya Penelitian Lebih Lanjut dan Konsultasi Medis
Meskipun indikasi awal menjanjikan, penting untuk dicatat bahwa penelitian lebih lanjut, termasuk uji klinis pada manusia, diperlukan untuk mengkonfirmasi efektivitas dan keamanan penggunaan ekstrak dedaunan ini sebagai bagian dari strategi pengelolaan diabetes yang komprehensif. Selain itu, penggunaan herbal atau suplemen apa pun, termasuk yang berasal dari pohon jati, sebaiknya dilakukan dengan konsultasi dan pengawasan tenaga medis profesional, terutama bagi individu yang sudah mengonsumsi obat-obatan diabetes.
Secara keseluruhan, potensi pengaruh pada regulasi glukosa darah menggarisbawahi pentingnya penelitian berkelanjutan untuk mengungkap mekanisme spesifik dan manfaat terapeutik yang mungkin terkandung di dalamnya. Pemahaman yang lebih mendalam akan memungkinkan integrasi yang lebih efektif dan aman dalam pendekatan holistik terhadap pengelolaan kesehatan metabolik.
Anjuran Pemanfaatan Ekstrak Tumbuhan Jati Secara Bijak
Informasi berikut bertujuan memberikan panduan dalam memanfaatkan potensi dari bagian pohon jati secara bertanggung jawab, berfokus pada keamanan dan efektivitas.
Anjuran 1: Konsultasi dengan Profesional Kesehatan
Sebelum mengintegrasikan ekstrak bagian pohon jati ke dalam rutinitas kesehatan, konsultasikan dengan dokter atau ahli herbal. Interaksi dengan obat-obatan lain atau kondisi medis yang ada perlu dipertimbangkan.
Anjuran 2: Perhatikan Dosis dengan Seksama
Dosis yang tepat sangat penting. Mulailah dengan dosis rendah dan pantau respons tubuh. Dosis berlebihan dapat menimbulkan efek samping yang tidak diinginkan.
Anjuran 3: Pilih Produk yang Terpercaya
Pastikan produk ekstrak bagian pohon jati berasal dari sumber yang terpercaya dan memiliki sertifikasi yang jelas. Hindari produk yang tidak memiliki informasi lengkap mengenai komposisi dan proses produksinya.
Anjuran 4: Perhatikan Potensi Alergi
Lakukan uji alergi sebelum penggunaan rutin. Oleskan sedikit ekstrak pada area kecil kulit dan pantau selama 24 jam. Hentikan penggunaan jika terjadi iritasi atau reaksi alergi.
Anjuran 5: Kombinasikan dengan Gaya Hidup Sehat
Pemanfaatan potensi tumbuhan jati sebaiknya diintegrasikan dengan gaya hidup sehat, termasuk diet seimbang dan olahraga teratur. Hal ini akan memaksimalkan manfaat yang diperoleh.
Dengan mengikuti anjuran ini, pemanfaatan khasiat dari bagian pohon jati dapat dilakukan secara lebih aman dan efektif, dengan tetap mengutamakan kesehatan dan kesejahteraan.
Bukti Ilmiah dan Studi Kasus
Evaluasi mendalam mengenai khasiat ekstrak dari foliage pohon jati memerlukan penelaahan bukti ilmiah yang ada. Sejumlah studi praklinis, yang dilakukan in vitro (di laboratorium) dan in vivo (pada hewan percobaan), telah memberikan petunjuk awal mengenai potensi biologis senyawa-senyawa yang terkandung di dalamnya. Studi-studi ini seringkali meneliti efek antioksidan, anti-inflamasi, dan antimikroba dari ekstrak, serta pengaruhnya terhadap parameter metabolik seperti kadar glukosa dan kolesterol.
Analisis metodologi studi-studi tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar penelitian menggunakan ekstrak yang diperoleh melalui berbagai metode ekstraksi, dengan pelarut yang berbeda-beda. Hal ini dapat memengaruhi komposisi senyawa yang diekstraksi dan, akibatnya, aktivitas biologis yang diamati. Selain itu, dosis ekstrak yang digunakan dalam studi in vivo seringkali sangat tinggi, sehingga sulit untuk diekstrapolasikan langsung ke dosis yang aman dan efektif untuk manusia. Temuan-temuan utama dari studi-studi ini meliputi demonstrasi aktivitas antioksidan yang kuat, kemampuan menghambat pertumbuhan bakteri patogen tertentu, dan potensi menurunkan kadar glukosa darah pada hewan percobaan dengan diabetes.
Diskusi mengenai perdebatan atau sudut pandang yang kontras dalam konteks ini meliputi isu standarisasi ekstrak dan validitas hasil studi praklinis pada manusia. Standarisasi ekstrak sangat penting untuk memastikan konsistensi komposisi dan aktivitas biologis dari batch ke batch. Kurangnya standarisasi dapat menyebabkan variabilitas hasil penelitian dan kesulitan dalam mereplikasi temuan. Selain itu, terdapat kekhawatiran mengenai relevansi studi praklinis pada manusia, karena perbedaan fisiologis dan metabolik antara hewan percobaan dan manusia dapat memengaruhi respons terhadap ekstrak. Studi klinis pada manusia diperlukan untuk mengkonfirmasi efektivitas dan keamanan penggunaan ekstrak tersebut dalam berbagai kondisi kesehatan.
Dorongan untuk keterlibatan kritis dengan bukti yang ada meliputi pentingnya mempertimbangkan kualitas metodologis studi-studi yang dievaluasi, termasuk ukuran sampel, kontrol, dan bias potensial. Selain itu, penting untuk mencari studi yang dipublikasikan dalam jurnal ilmiah yang bereputasi dan telah melalui proses peer review. Keterlibatan kritis dengan bukti yang ada akan memungkinkan pengambilan keputusan yang lebih tepat dan berbasis informasi mengenai pemanfaatan khasiat dari tanaman jati.