Intip 7 Manfaat Daun Labu, Rahasia Sehat yang Wajib Kamu Intip!

Rabu, 30 Juli 2025 oleh journal

Kandungan nutrisi pada pucuk dan lembaran tanaman Cucurbita moschata menawarkan sejumlah keuntungan bagi kesehatan. Keuntungan ini meliputi peningkatan asupan vitamin dan mineral, serta potensi efek positif terhadap sistem pencernaan dan kekebalan tubuh. Pengolahan yang tepat dapat memaksimalkan perolehan senyawa bioaktif yang terkandung di dalamnya.

"Pemanfaatan pucuk dan daun tanaman labu kuning sebagai bagian dari diet seimbang dapat memberikan kontribusi positif terhadap kesehatan. Kandungan serat, vitamin, dan mineralnya mendukung fungsi tubuh secara keseluruhan," ujar Dr. Amanda Putri, seorang ahli gizi klinis.

Intip 7 Manfaat Daun Labu, Rahasia Sehat yang Wajib Kamu Intip!

Dr. Amanda menambahkan, "Namun, penting untuk diingat bahwa konsumsi berlebihan atau pengolahan yang kurang tepat dapat mengurangi manfaat yang diperoleh. Konsultasikan dengan profesional kesehatan untuk mendapatkan rekomendasi yang sesuai dengan kondisi individu."

Lebih lanjut, penelitian menunjukkan bahwa daun labu mengandung senyawa aktif seperti flavonoid dan antioksidan lainnya. Senyawa-senyawa ini berperan dalam menangkal radikal bebas, sehingga berpotensi melindungi sel-sel tubuh dari kerusakan. Selain itu, kandungan seratnya dapat membantu melancarkan pencernaan dan menjaga kadar gula darah tetap stabil. Disarankan untuk mengolah daun labu dengan cara direbus atau dikukus guna mempertahankan kandungan nutrisinya secara optimal. Konsumsi secara teratur, dalam porsi yang wajar, dapat menjadi bagian dari gaya hidup sehat.

Manfaat Daun Labu

Daun labu, sebagai sumber nutrisi alami, menawarkan sejumlah manfaat signifikan bagi kesehatan. Keuntungan ini didasarkan pada kandungan vitamin, mineral, dan senyawa bioaktif yang terdapat di dalamnya. Berikut adalah tujuh manfaat utama:

  • Meningkatkan asupan serat.
  • Sumber antioksidan alami.
  • Mendukung kesehatan mata.
  • Memelihara sistem kekebalan.
  • Menjaga kesehatan jantung.
  • Membantu pencernaan.
  • Menurunkan tekanan darah.

Asupan serat dari daun labu berkontribusi pada kesehatan pencernaan dengan mencegah konstipasi dan menjaga keseimbangan bakteri baik dalam usus. Kandungan antioksidannya, seperti flavonoid, melindungi sel-sel tubuh dari kerusakan akibat radikal bebas. Vitamin A yang terdapat di dalamnya penting untuk menjaga kesehatan mata dan mencegah masalah penglihatan. Selain itu, kandungan nutrisinya secara keseluruhan berperan dalam memperkuat sistem kekebalan tubuh, menjaga kesehatan jantung, dan berpotensi menurunkan tekanan darah, menjadikannya tambahan yang berharga dalam pola makan sehat.

Meningkatkan asupan serat.

Kandungan serat yang signifikan dalam sayuran hijau ini memberikan kontribusi penting terhadap fungsi sistem pencernaan. Serat, yang merupakan bagian tak tercerna dari tumbuhan, berperan dalam memperlancar pergerakan usus, mencegah terjadinya konstipasi, dan memfasilitasi eliminasi limbah dari tubuh. Asupan serat yang adekuat juga membantu menjaga keseimbangan mikroflora usus, yaitu populasi bakteri baik yang penting untuk kesehatan pencernaan secara keseluruhan. Lebih lanjut, serat dapat membantu mengontrol kadar gula darah dengan memperlambat penyerapan glukosa ke dalam aliran darah, serta memberikan rasa kenyang yang lebih lama, sehingga dapat membantu mengendalikan berat badan. Dengan demikian, konsumsi sayuran ini secara teratur dapat menjadi bagian penting dari strategi untuk meningkatkan asupan serat harian dan mendukung kesehatan pencernaan secara optimal.

Sumber antioksidan alami.

Keberadaan senyawa antioksidan dalam sayuran hijau ini merupakan faktor krusial yang berkontribusi pada berbagai potensi efek positif bagi kesehatan. Antioksidan berperan penting dalam menetralkan radikal bebas, molekul tidak stabil yang dapat menyebabkan kerusakan sel dan berkontribusi pada perkembangan berbagai penyakit kronis.

  • Perlindungan Seluler Terhadap Stres Oksidatif

    Radikal bebas dihasilkan oleh proses metabolisme normal tubuh dan paparan lingkungan seperti polusi dan radiasi. Antioksidan, seperti flavonoid dan vitamin C yang terkandung di dalamnya, bekerja dengan mendonorkan elektron ke radikal bebas, menstabilkannya dan mencegahnya merusak DNA, protein, dan lipid dalam sel. Proses ini, yang dikenal sebagai perlindungan seluler, mengurangi risiko kerusakan sel dan peradangan kronis.

  • Pengurangan Risiko Penyakit Kronis

    Stres oksidatif, ketidakseimbangan antara produksi radikal bebas dan kemampuan tubuh untuk menetralkannya, telah dikaitkan dengan peningkatan risiko penyakit jantung, kanker, diabetes, dan penyakit neurodegeneratif seperti Alzheimer. Dengan menyediakan sumber antioksidan alami, konsumsi sayuran ini dapat membantu mengurangi stres oksidatif dan menurunkan risiko penyakit-penyakit tersebut.

  • Efek Anti-inflamasi

    Peradangan kronis merupakan akar dari banyak penyakit kronis. Beberapa senyawa antioksidan memiliki sifat anti-inflamasi yang dapat membantu mengurangi peradangan dalam tubuh. Pengurangan peradangan ini berkontribusi pada kesehatan secara keseluruhan dan dapat meringankan gejala kondisi inflamasi seperti arthritis.

  • Peningkatan Sistem Kekebalan Tubuh

    Antioksidan mendukung fungsi sistem kekebalan tubuh dengan melindungi sel-sel kekebalan dari kerusakan akibat radikal bebas. Sistem kekebalan tubuh yang sehat lebih efektif dalam melawan infeksi dan penyakit.

  • Perlindungan Terhadap Kerusakan DNA

    Kerusakan DNA dapat menyebabkan mutasi yang berpotensi mengarah pada perkembangan kanker. Antioksidan membantu melindungi DNA dari kerusakan dengan menetralkan radikal bebas sebelum mereka dapat merusak materi genetik.

  • Peningkatan Kesehatan Kulit

    Radikal bebas dapat mempercepat proses penuaan kulit dengan merusak kolagen dan elastin, protein yang menjaga kulit tetap kencang dan elastis. Antioksidan membantu melindungi kulit dari kerusakan ini, menjaga kulit tetap sehat dan tampak lebih muda.

Dengan kandungan antioksidannya yang kaya, konsumsi sayuran ini menawarkan perlindungan komprehensif terhadap stres oksidatif dan berbagai penyakit yang terkait dengannya. Integrasi sayuran ini ke dalam diet seimbang dapat menjadi strategi efektif untuk meningkatkan kesehatan secara keseluruhan dan mengurangi risiko penyakit kronis, menjadikannya elemen penting dalam memaksimalkan potensi efek positif bagi kesehatan.

Mendukung kesehatan mata.

Keterkaitan antara konsumsi sayuran ini dan pemeliharaan fungsi penglihatan terletak pada kandungan nutrisi esensialnya. Khususnya, kehadiran vitamin A, baik dalam bentuk retinol maupun prekursornya seperti beta-karoten, memainkan peran krusial dalam kesehatan retina. Vitamin A merupakan komponen integral dari rhodopsin, pigmen visual yang memungkinkan mata berfungsi dalam kondisi cahaya redup. Kekurangan vitamin A dapat menyebabkan rabun senja (hemeralopia), kondisi di mana kemampuan melihat dalam kegelapan berkurang. Selain itu, vitamin A berkontribusi pada integritas kornea, lapisan pelindung terluar mata, dan membantu mencegah kekeringan pada mata. Lutein dan zeaxanthin, dua karotenoid lain yang sering ditemukan dalam sayuran berdaun hijau, juga berperan penting dalam melindungi makula, bagian tengah retina yang bertanggung jawab untuk ketajaman penglihatan. Karotenoid ini bertindak sebagai filter alami terhadap cahaya biru berbahaya dan mengurangi risiko degenerasi makula terkait usia (AMD), penyebab utama kebutaan pada orang dewasa. Oleh karena itu, konsumsi sayuran tersebut, sebagai sumber vitamin A dan karotenoid, secara signifikan berkontribusi pada pemeliharaan kesehatan mata dan pencegahan gangguan penglihatan.

Memelihara sistem kekebalan.

Kontribusi sayuran hijau ini terhadap pemeliharaan sistem kekebalan tubuh didasarkan pada kandungan berbagai nutrisi penting yang berperan dalam fungsi imunologis. Kehadiran vitamin, mineral, dan senyawa fitokimia tertentu dalam sayuran ini memberikan dukungan multifaset terhadap sistem pertahanan tubuh.

  • Vitamin C dan Produksi Sel Imun

    Vitamin C, sebagai antioksidan kuat, memainkan peran penting dalam produksi dan fungsi sel-sel imun, termasuk limfosit dan fagosit. Sel-sel ini bertugas mengidentifikasi dan menghancurkan patogen, seperti bakteri dan virus. Asupan vitamin C yang adekuat, yang dapat diperoleh dari sayuran ini, meningkatkan efisiensi respons imun terhadap infeksi.

  • Vitamin A dan Integritas Mukosa

    Vitamin A penting untuk menjaga integritas lapisan mukosa, seperti lapisan saluran pernapasan dan pencernaan. Mukosa berfungsi sebagai garis pertahanan pertama terhadap patogen. Vitamin A membantu memperkuat penghalang fisik ini, mencegah mikroorganisme berbahaya masuk ke dalam tubuh.

  • Zat Besi dan Fungsi Seluler Imun

    Zat besi, mineral esensial, berperan dalam pertumbuhan dan diferensiasi sel-sel imun. Kekurangan zat besi dapat mengganggu fungsi sel-sel ini, membuat individu lebih rentan terhadap infeksi. Konsumsi sayuran ini dapat membantu memenuhi kebutuhan zat besi tubuh, mendukung fungsi imun yang optimal.

  • Antioksidan dan Pengurangan Stres Oksidatif

    Antioksidan, seperti flavonoid dan karotenoid, melindungi sel-sel imun dari kerusakan akibat radikal bebas. Stres oksidatif dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh, membuat individu lebih rentan terhadap penyakit. Antioksidan membantu menetralkan radikal bebas, menjaga sel-sel imun tetap sehat dan berfungsi dengan baik.

  • Serat dan Kesehatan Mikrobiota Usus

    Kandungan serat dalam sayuran ini mendukung pertumbuhan bakteri baik di usus. Mikrobiota usus yang sehat memainkan peran penting dalam modulasi sistem kekebalan tubuh. Bakteri baik membantu melatih sistem kekebalan tubuh untuk membedakan antara patogen berbahaya dan mikroorganisme yang tidak berbahaya, mengurangi risiko reaksi imun yang berlebihan.

  • Senyawa Fitokimia dan Aktivasi Imun

    Senyawa fitokimia tertentu dalam sayuran ini dapat merangsang aktivitas sel-sel imun dan meningkatkan produksi antibodi. Antibodi adalah protein yang membantu tubuh melawan infeksi. Dengan mengaktifkan sistem kekebalan tubuh, senyawa fitokimia dapat membantu tubuh melawan penyakit dengan lebih efektif.

Dengan menyediakan berbagai nutrisi penting dan senyawa bioaktif, konsumsi sayuran ini berkontribusi secara signifikan terhadap pemeliharaan sistem kekebalan tubuh yang kuat dan responsif. Integrasi sayuran ini ke dalam diet seimbang merupakan strategi penting untuk mendukung pertahanan tubuh terhadap infeksi dan penyakit.

Menjaga kesehatan jantung.

Kesehatan jantung merupakan aspek vital dari kesejahteraan secara keseluruhan, dan pola makan memainkan peran sentral dalam memelihara fungsi kardiovaskular yang optimal. Konsumsi sayuran hijau tertentu, seperti daun dari tanaman labu, berpotensi memberikan kontribusi positif terhadap kesehatan jantung melalui berbagai mekanisme.

  • Kandungan Kalium dan Regulasi Tekanan Darah

    Kalium adalah mineral penting yang membantu mengatur tekanan darah. Asupan kalium yang memadai membantu menyeimbangkan efek natrium dalam tubuh, yang dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah. Daun labu mengandung kalium, yang berkontribusi pada pemeliharaan tekanan darah yang sehat dan mengurangi risiko hipertensi, faktor risiko utama penyakit jantung.

  • Serat dan Pengendalian Kolesterol

    Serat larut, yang terdapat dalam daun labu, dapat membantu menurunkan kadar kolesterol LDL ("jahat") dalam darah. Serat larut mengikat kolesterol dalam saluran pencernaan dan mencegah penyerapannya ke dalam aliran darah. Penurunan kadar kolesterol LDL mengurangi risiko pembentukan plak di arteri, yang dapat menyebabkan aterosklerosis dan penyakit jantung koroner.

  • Antioksidan dan Perlindungan terhadap Kerusakan Arteri

    Daun labu kaya akan antioksidan, seperti flavonoid dan vitamin C. Antioksidan melindungi arteri dari kerusakan akibat radikal bebas, yang dapat menyebabkan peradangan dan pembentukan plak. Dengan mengurangi stres oksidatif, antioksidan membantu menjaga integritas pembuluh darah dan mengurangi risiko penyakit jantung.

  • Folat dan Pengurangan Homosistein

    Folat, juga dikenal sebagai vitamin B9, berperan penting dalam metabolisme homosistein. Kadar homosistein yang tinggi dalam darah telah dikaitkan dengan peningkatan risiko penyakit jantung. Folat membantu mengubah homosistein menjadi zat yang tidak berbahaya, mengurangi risiko kerusakan pada lapisan arteri.

  • Magnesium dan Fungsi Jantung yang Sehat

    Magnesium adalah mineral penting yang terlibat dalam berbagai fungsi tubuh, termasuk fungsi jantung. Magnesium membantu mengatur detak jantung, menjaga tekanan darah yang sehat, dan mencegah aritmia (detak jantung tidak teratur). Daun labu mengandung magnesium, yang berkontribusi pada fungsi jantung yang optimal.

  • Sifat Anti-inflamasi dan Pengurangan Risiko Aterosklerosis

    Peradangan kronis merupakan faktor utama dalam perkembangan aterosklerosis. Senyawa dalam daun labu memiliki sifat anti-inflamasi yang dapat membantu mengurangi peradangan di arteri dan mencegah pembentukan plak. Dengan mengurangi peradangan, daun labu membantu menjaga kesehatan arteri dan mengurangi risiko penyakit jantung.

Dengan menyediakan berbagai nutrisi penting dan senyawa bioaktif yang mendukung kesehatan jantung, konsumsi daun labu dapat menjadi bagian dari strategi diet yang komprehensif untuk memelihara fungsi kardiovaskular yang optimal. Integrasi daun labu ke dalam pola makan seimbang, bersama dengan gaya hidup sehat lainnya, dapat berkontribusi pada pengurangan risiko penyakit jantung dan peningkatan kesehatan secara keseluruhan.

Membantu pencernaan.

Korelasi antara konsumsi sayuran berdaun hijau ini dan peningkatan fungsi sistem pencernaan berakar pada komposisi seratnya. Serat, komponen karbohidrat kompleks yang tidak dicerna oleh tubuh, memainkan peran krusial dalam menjaga kelancaran proses pencernaan. Terdapat dua jenis utama serat, yaitu serat larut dan serat tidak larut, yang masing-masing memberikan kontribusi unik terhadap kesehatan pencernaan.

Serat tidak larut, dengan kemampuannya meningkatkan volume tinja, memfasilitasi pergerakan usus secara teratur dan efektif. Proses ini membantu mencegah konstipasi, suatu kondisi yang ditandai dengan kesulitan buang air besar, yang dapat menyebabkan ketidaknyamanan dan komplikasi kesehatan lainnya. Selain itu, serat tidak larut membantu membersihkan saluran pencernaan dari sisa-sisa makanan yang tidak tercerna, mengurangi risiko penumpukan dan fermentasi yang dapat menyebabkan kembung dan gangguan pencernaan lainnya.

Serat larut, di sisi lain, membentuk gel kental di dalam saluran pencernaan. Gel ini memperlambat proses pencernaan dan penyerapan nutrisi, membantu mengatur kadar gula darah dan memberikan rasa kenyang yang lebih lama. Selain itu, serat larut berperan sebagai prebiotik, menyediakan makanan bagi bakteri baik yang hidup di usus. Bakteri baik ini, yang dikenal sebagai mikrobiota usus, memainkan peran penting dalam memecah makanan, menghasilkan vitamin, dan melindungi tubuh dari patogen berbahaya. Keseimbangan mikrobiota usus yang sehat sangat penting untuk fungsi pencernaan yang optimal dan kesehatan secara keseluruhan.

Dengan demikian, konsumsi sayuran ini, yang kaya akan serat larut dan tidak larut, memberikan kontribusi signifikan terhadap kesehatan pencernaan. Asupan serat yang memadai memastikan kelancaran pergerakan usus, mencegah konstipasi, mengatur kadar gula darah, dan mendukung pertumbuhan mikrobiota usus yang sehat. Kombinasi manfaat ini menjadikan sayuran tersebut sebagai tambahan yang berharga untuk diet yang dirancang untuk mempromosikan fungsi pencernaan yang optimal dan kesehatan secara keseluruhan.

Menurunkan tekanan darah.

Pengelolaan tekanan darah yang optimal merupakan aspek penting dalam menjaga kesehatan kardiovaskular. Beberapa komponen dalam sayuran hijau ini berpotensi memberikan kontribusi signifikan terhadap regulasi tekanan darah, menjadikannya elemen berharga dalam diet yang dirancang untuk mendukung kesehatan jantung.

  • Kandungan Kalium dan Efek Natriuretik

    Kalium berperan sebagai elektrolit penting yang membantu menyeimbangkan kadar natrium dalam tubuh. Konsumsi kalium yang cukup dapat meningkatkan ekskresi natrium melalui urin, suatu proses yang dikenal sebagai natriuresis. Pengurangan kadar natrium dalam tubuh berkontribusi pada penurunan volume cairan ekstraseluler, yang pada gilirannya dapat menurunkan tekanan darah.

  • Nitrat dan Produksi Nitrit Oksida

    Nitrat, senyawa anorganik yang ditemukan dalam sayuran berdaun hijau, dapat diubah menjadi nitrit oksida (NO) di dalam tubuh. NO adalah vasodilator kuat, yang berarti ia melebarkan pembuluh darah. Pelebaran pembuluh darah mengurangi resistensi perifer, sehingga menurunkan tekanan darah. Proses ini sangat relevan dalam pengelolaan hipertensi.

  • Magnesium dan Relaksasi Otot Polos

    Magnesium berperan penting dalam relaksasi otot polos, termasuk otot-otot yang melapisi dinding pembuluh darah. Kadar magnesium yang memadai membantu menjaga elastisitas pembuluh darah dan mencegah vasokonstriksi, yaitu penyempitan pembuluh darah. Relaksasi pembuluh darah yang ditingkatkan berkontribusi pada penurunan tekanan darah.

  • Antioksidan dan Perlindungan Endotelium

    Antioksidan, seperti vitamin C dan flavonoid, melindungi endotelium, lapisan sel yang melapisi bagian dalam pembuluh darah, dari kerusakan akibat radikal bebas. Kerusakan endotelium dapat menyebabkan disfungsi endotel, suatu kondisi yang berkontribusi pada hipertensi. Dengan melindungi endotelium, antioksidan membantu menjaga fungsi pembuluh darah yang sehat dan mengatur tekanan darah.

  • Serat dan Pengendalian Berat Badan

    Konsumsi serat yang cukup dapat membantu mengendalikan berat badan, yang merupakan faktor risiko utama hipertensi. Serat memberikan rasa kenyang yang lebih lama, mengurangi asupan kalori secara keseluruhan, dan membantu menjaga berat badan yang sehat. Pengendalian berat badan yang efektif berkontribusi pada penurunan tekanan darah dan peningkatan kesehatan kardiovaskular secara keseluruhan.

Dengan mekanisme yang beragam, mulai dari peningkatan ekskresi natrium hingga perlindungan endotelium, komponen dalam sayuran ini berpotensi berkontribusi pada penurunan tekanan darah. Integrasi sayuran ini ke dalam diet seimbang, bersama dengan gaya hidup sehat lainnya, dapat menjadi strategi yang efektif dalam pengelolaan hipertensi dan peningkatan kesehatan jantung.

Tips Pemanfaatan Optimal Daun Tanaman Labu

Untuk memaksimalkan potensi manfaat yang ditawarkan oleh bagian tanaman ini, beberapa panduan berikut dapat dipertimbangkan dalam pengolahan dan konsumsinya.

Tip 1: Pilih Daun yang Segar dan Muda
Prioritaskan daun yang berwarna hijau cerah dan tampak segar. Hindari daun yang layu, menguning, atau menunjukkan tanda-tanda kerusakan. Daun yang lebih muda cenderung memiliki tekstur yang lebih lembut dan rasa yang lebih ringan.

Tip 2: Cuci Bersih Sebelum Diolah
Pastikan untuk mencuci daun secara menyeluruh di bawah air mengalir untuk menghilangkan kotoran, debu, atau residu pestisida. Perendaman singkat dalam air garam ringan juga dapat membantu membersihkan daun.

Tip 3: Pertimbangkan Metode Pengolahan yang Tepat
Merebus atau mengukus daun merupakan metode yang disarankan untuk mempertahankan kandungan nutrisinya. Hindari menggoreng daun, karena dapat meningkatkan kandungan lemak dan mengurangi manfaat kesehatannya. Penambahan rempah-rempah alami dapat meningkatkan cita rasa tanpa menambahkan kalori berlebihan.

Tip 4: Kombinasikan dengan Sumber Protein dan Karbohidrat
Konsumsi daun ini sebagai bagian dari hidangan seimbang yang juga mencakup sumber protein, seperti tahu atau tempe, dan karbohidrat kompleks, seperti nasi merah atau ubi jalar. Kombinasi ini memastikan asupan nutrisi yang lengkap dan seimbang.

Tip 5: Perhatikan Porsi Konsumsi
Meskipun kaya nutrisi, konsumsi berlebihan dapat menyebabkan gangguan pencernaan pada beberapa individu. Mulailah dengan porsi kecil dan secara bertahap tingkatkan asupan sesuai toleransi tubuh. Konsultasikan dengan profesional kesehatan jika memiliki kondisi medis tertentu.

Dengan mengikuti panduan ini, individu dapat mengoptimalkan perolehan manfaat nutrisi dari bagian tanaman tersebut dan menjadikannya sebagai bagian integral dari pola makan sehat.

Bukti Ilmiah dan Studi Kasus

Penelitian mengenai potensi efek positif dari konsumsi pucuk dan dedaunan tanaman Cucurbita moschata telah menunjukkan hasil yang menjanjikan, meskipun diperlukan investigasi lebih lanjut untuk validasi komprehensif. Beberapa studi in vitro dan in vivo mengindikasikan adanya aktivitas antioksidan dan anti-inflamasi yang signifikan, yang dikaitkan dengan kandungan flavonoid dan senyawa fenolik lainnya. Namun, studi pada manusia masih terbatas dan seringkali melibatkan ukuran sampel kecil, sehingga sulit untuk menarik kesimpulan yang definitif.

Salah satu studi yang relevan, yang diterbitkan dalam Journal of Ethnopharmacology, mengevaluasi efek ekstrak dari bagian tanaman ini pada model tikus dengan induksi diabetes. Hasilnya menunjukkan penurunan kadar glukosa darah dan peningkatan sensitivitas insulin. Mekanisme yang mendasari efek ini diduga melibatkan peningkatan ekspresi GLUT4, transporter glukosa utama dalam sel otot dan adiposa. Studi lain, yang dipublikasikan dalam International Journal of Food Sciences and Nutrition, menganalisis komposisi nutrisi dan kandungan antioksidan dari berbagai varietas labu, termasuk bagian dedaunan. Temuan ini mengkonfirmasi keberadaan vitamin, mineral, dan senyawa bioaktif yang signifikan, yang berkontribusi pada potensi manfaat kesehatan yang dilaporkan.

Meskipun bukti awal ini mendukung potensi penggunaan bagian tanaman ini sebagai bagian dari diet sehat, terdapat beberapa perdebatan dan sudut pandang yang kontras. Beberapa peneliti menekankan perlunya penelitian lebih lanjut untuk mengidentifikasi senyawa aktif spesifik yang bertanggung jawab atas efek yang diamati, serta untuk menentukan dosis optimal dan potensi efek samping. Selain itu, variabilitas dalam komposisi nutrisi dan kandungan senyawa bioaktif antar varietas tanaman dan kondisi pertumbuhan dapat mempengaruhi hasil penelitian dan memerlukan standardisasi yang lebih baik.

Oleh karena itu, disarankan untuk menanggapi bukti yang ada dengan sikap kritis dan terinformasi. Sementara penelitian awal menunjukkan potensi manfaat, diperlukan studi klinis yang lebih besar dan terkontrol dengan baik untuk mengkonfirmasi efek ini pada manusia dan untuk menentukan peran yang tepat dari bagian tanaman ini dalam pencegahan dan pengobatan penyakit. Konsultasi dengan profesional kesehatan yang berkualifikasi juga dianjurkan sebelum membuat perubahan signifikan pada diet atau menggunakan tanaman ini sebagai pengobatan alternatif.