Ketahui 7 Manfaat Daun Tempuyung yang Wajib Kamu Intip!

Sabtu, 6 September 2025 oleh journal

Tumbuhan tempuyung, dikenal dengan nama ilmiah Sonchus arvensis, memiliki daun yang secara tradisional dimanfaatkan untuk berbagai keperluan kesehatan. Kegunaan ini berasal dari kandungan senyawa aktif di dalamnya, yang dipercaya memberikan dampak positif terhadap tubuh. Pemanfaatan daun ini meliputi pengobatan herbal untuk membantu mengatasi masalah kesehatan tertentu.

"Meskipun penelitian lebih lanjut diperlukan, penggunaan Sonchus arvensis secara tradisional menunjukkan potensi yang menjanjikan sebagai terapi komplementer. Kandungan antioksidan dan senyawa anti-inflamasi di dalamnya dapat berkontribusi pada peningkatan kesehatan secara keseluruhan, namun konsultasi dengan profesional medis tetap krusial sebelum memulai pengobatan herbal apa pun," ujar dr. Amelia Hartono, seorang ahli herbalogi klinis.

Ketahui 7 Manfaat Daun Tempuyung yang Wajib Kamu Intip!

-- dr. Amelia Hartono

Daun dari tanaman ini telah lama digunakan dalam pengobatan tradisional. Beberapa penelitian awal mengindikasikan adanya senyawa seperti flavonoid, kumarin, dan asam klorogenat yang berperan dalam efek terapeutiknya. Flavonoid dikenal sebagai antioksidan kuat yang melindungi sel tubuh dari kerusakan akibat radikal bebas. Kumarin memiliki sifat anti-inflamasi dan antikoagulan, sementara asam klorogenat dikaitkan dengan penurunan risiko penyakit jantung dan diabetes tipe 2. Pemanfaatan umumnya dilakukan melalui perebusan daun, yang kemudian air rebusannya diminum. Namun, penting untuk diingat bahwa dosis dan durasi penggunaan harus diperhatikan untuk menghindari efek samping yang tidak diinginkan. Konsultasi dengan dokter atau herbalis terpercaya sangat disarankan sebelum mengonsumsi ramuan ini secara rutin.

Manfaat Daun Tempuyung

Daun tempuyung, secara tradisional dikenal memiliki sejumlah khasiat. Senyawa aktif yang terkandung di dalamnya diyakini berkontribusi pada berbagai manfaat kesehatan. Berikut adalah beberapa manfaat utama daun tempuyung:

  • Peluruh batu ginjal
  • Menurunkan tekanan darah
  • Anti-inflamasi alami
  • Antioksidan kuat
  • Meredakan nyeri sendi
  • Mempercepat penyembuhan luka
  • Menurunkan kadar asam urat

Manfaat-manfaat tersebut berasal dari kandungan senyawa aktif seperti flavonoid dan kumarin. Sebagai contoh, efek diuretik daun tempuyung membantu meluruhkan batu ginjal dengan meningkatkan volume urin. Sifat anti-inflamasinya dapat membantu mengurangi peradangan pada sendi, sementara kandungan antioksidannya melindungi sel-sel tubuh dari kerusakan akibat radikal bebas. Meskipun menjanjikan, penting untuk berkonsultasi dengan profesional kesehatan sebelum menggunakan daun tempuyung sebagai pengobatan.

Peluruh batu ginjal

Kemampuan untuk membantu meluruhkan batu ginjal merupakan salah satu khasiat yang dikaitkan dengan konsumsi tumbuhan tempuyung. Efek ini menjadi perhatian karena batu ginjal dapat menimbulkan rasa sakit yang signifikan dan komplikasi kesehatan lainnya. Kandungan senyawa aktif dalam tumbuhan ini dipercaya berperan dalam proses peluruhan tersebut.

  • Efek Diuretik

    Tempuyung memiliki sifat diuretik, yang berarti dapat meningkatkan produksi urin. Peningkatan volume urin membantu mendorong kristal-kristal mineral yang membentuk batu ginjal keluar dari saluran kemih. Semakin banyak urin yang diproduksi, semakin kecil kemungkinan kristal tersebut untuk menumpuk dan membentuk batu yang lebih besar.

  • Kandungan Kalium

    Daun tempuyung mengandung kalium yang cukup tinggi. Kalium membantu menjaga keseimbangan elektrolit dalam tubuh dan mencegah pembentukan batu ginjal kalsium oksalat, jenis batu ginjal yang paling umum. Kalium bekerja dengan mengurangi ekskresi kalsium dalam urin.

  • Senyawa Anti-inflamasi

    Peradangan pada saluran kemih dapat memperburuk kondisi batu ginjal. Senyawa anti-inflamasi yang terdapat pada tempuyung dapat membantu mengurangi peradangan, sehingga mempermudah proses peluruhan batu dan mengurangi rasa sakit.

  • Potensi Melarutkan Batu

    Beberapa penelitian awal mengindikasikan bahwa senyawa tertentu dalam tempuyung dapat membantu melarutkan batu ginjal secara perlahan. Meskipun mekanisme pastinya belum sepenuhnya dipahami, efek ini dapat berkontribusi pada pengurangan ukuran batu dan memfasilitasi pengeluarannya dari tubuh.

  • Penggunaan Tradisional

    Secara tradisional, rebusan daun tempuyung telah lama digunakan sebagai obat herbal untuk mengatasi masalah batu ginjal. Pengalaman empiris dari penggunaan tradisional ini memberikan dasar untuk penelitian ilmiah lebih lanjut mengenai efektivitasnya.

  • Pentingnya Konsultasi Medis

    Meskipun memiliki potensi sebagai peluruh batu ginjal, tempuyung bukanlah pengganti pengobatan medis yang tepat. Penderita batu ginjal tetap perlu berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan diagnosis yang akurat dan penanganan yang sesuai. Penggunaan tempuyung sebaiknya dilakukan sebagai terapi komplementer di bawah pengawasan medis.

Dengan mempertimbangkan berbagai aspek di atas, pemanfaatan tempuyung sebagai peluruh batu ginjal menunjukkan potensi yang menjanjikan. Namun, perlu diingat bahwa efektivitasnya dapat bervariasi pada setiap individu, dan penelitian lebih lanjut masih diperlukan untuk memahami mekanisme kerjanya secara lebih mendalam. Penggunaan yang bijak dan terinformasi, serta konsultasi dengan profesional kesehatan, adalah kunci untuk memaksimalkan manfaat dan meminimalkan risiko.

Menurunkan Tekanan Darah

Ekstrak dari tumbuhan Sonchus arvensis berpotensi memberikan efek hipotensif, yang berarti dapat membantu menurunkan tekanan darah. Mekanisme yang mendasari efek ini melibatkan beberapa faktor. Pertama, kandungan kalium yang signifikan dalam daun tempuyung berperan penting dalam menjaga keseimbangan elektrolit dan mengatur tekanan darah. Kalium membantu mengurangi efek natrium, yang diketahui dapat meningkatkan tekanan darah. Peningkatan asupan kalium seringkali direkomendasikan sebagai bagian dari strategi diet untuk mengelola hipertensi.

Selain itu, senyawa-senyawa bioaktif seperti flavonoid dan asam klorogenat yang terdapat dalam tumbuhan ini memiliki sifat antioksidan dan anti-inflamasi. Peradangan kronis dan stres oksidatif dapat berkontribusi pada disfungsi endotel, yaitu lapisan dalam pembuluh darah. Disfungsi endotel ini dapat menyebabkan penyempitan pembuluh darah dan peningkatan tekanan darah. Dengan mengurangi peradangan dan stres oksidatif, senyawa-senyawa tersebut dapat membantu meningkatkan fungsi endotel dan melebarkan pembuluh darah, sehingga menurunkan tekanan darah.

Beberapa penelitian awal, meskipun terbatas, menunjukkan bahwa konsumsi ekstrak Sonchus arvensis dapat menyebabkan penurunan tekanan darah sistolik dan diastolik. Namun, perlu ditekankan bahwa penelitian lebih lanjut dengan skala yang lebih besar dan metodologi yang lebih ketat masih diperlukan untuk mengkonfirmasi efek ini dan menentukan dosis yang optimal serta mekanisme kerja yang lebih rinci. Individu dengan hipertensi yang mempertimbangkan penggunaan tumbuhan ini sebagai terapi komplementer harus berkonsultasi dengan dokter untuk memastikan keamanannya dan menghindari interaksi obat yang mungkin terjadi.

Penting untuk diingat bahwa pengendalian tekanan darah yang efektif seringkali melibatkan kombinasi perubahan gaya hidup, seperti diet sehat, olahraga teratur, pengelolaan stres, dan, jika diperlukan, pengobatan farmakologis. Penggunaan Sonchus arvensis sebaiknya dilihat sebagai bagian dari pendekatan holistik dalam pengelolaan hipertensi, dan bukan sebagai pengganti pengobatan medis yang telah diresepkan oleh dokter.

Anti-inflamasi alami

Sifat anti-inflamasi yang dimiliki oleh Sonchus arvensis berkontribusi signifikan terhadap potensi kegunaannya dalam mendukung kesehatan. Peradangan kronis menjadi akar dari berbagai penyakit, sehingga kemampuan suatu zat alami untuk meredakannya menjadi sangat berharga.

  • Kandungan Senyawa Aktif

    Tumbuhan ini mengandung senyawa seperti flavonoid dan kumarin yang dikenal memiliki aktivitas anti-inflamasi. Senyawa-senyawa ini bekerja dengan menghambat produksi mediator inflamasi dalam tubuh, seperti sitokin dan prostaglandin, yang memicu dan memperkuat respons peradangan.

  • Meredakan Nyeri Sendi

    Efek anti-inflamasi ini dapat membantu meredakan nyeri sendi yang disebabkan oleh kondisi seperti osteoarthritis dan rheumatoid arthritis. Dengan mengurangi peradangan pada sendi, mobilitas dapat ditingkatkan dan rasa sakit dapat dikurangi.

  • Mempercepat Penyembuhan Luka

    Peradangan seringkali menghambat proses penyembuhan luka. Sifat anti-inflamasi pada tumbuhan ini dapat menciptakan lingkungan yang lebih kondusif untuk penyembuhan luka dengan mengurangi peradangan di sekitar area luka.

  • Melindungi Kesehatan Jantung

    Peradangan kronis memainkan peran penting dalam perkembangan penyakit jantung. Dengan mengurangi peradangan, tumbuhan ini berpotensi membantu melindungi kesehatan jantung dan mengurangi risiko penyakit kardiovaskular.

  • Mendukung Sistem Kekebalan Tubuh

    Meskipun peradangan merupakan respons alami tubuh terhadap infeksi dan cedera, peradangan yang berlebihan dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh. Dengan membantu mengatur respons peradangan, tumbuhan ini dapat mendukung fungsi sistem kekebalan tubuh yang optimal.

Secara keseluruhan, sifat anti-inflamasi yang terdapat pada Sonchus arvensis memberikan kontribusi penting terhadap potensi manfaatnya bagi kesehatan. Namun, penting untuk diingat bahwa penelitian lebih lanjut masih diperlukan untuk sepenuhnya memahami mekanisme kerjanya dan memastikan keamanannya dalam penggunaan jangka panjang.

Antioksidan Kuat

Keberadaan senyawa antioksidan yang kuat dalam tumbuhan Sonchus arvensis merupakan aspek krusial yang mendasari banyak potensi manfaat kesehatannya. Antioksidan berperan penting dalam menetralkan radikal bebas, molekul tidak stabil yang dapat merusak sel-sel tubuh dan berkontribusi pada berbagai penyakit kronis. Radikal bebas terbentuk sebagai hasil sampingan dari metabolisme normal dan juga akibat paparan faktor lingkungan seperti polusi dan radiasi.

Senyawa flavonoid, yang ditemukan dalam tumbuhan ini, adalah contoh utama antioksidan kuat. Flavonoid bekerja dengan menyumbangkan elektron ke radikal bebas, sehingga menstabilkannya dan mencegahnya merusak sel. Proses ini membantu melindungi sel-sel dari kerusakan oksidatif, yang dikaitkan dengan penuaan dini, penyakit jantung, kanker, dan gangguan neurodegeneratif.

Dengan kemampuannya untuk melawan stres oksidatif, tumbuhan ini berpotensi memberikan perlindungan terhadap berbagai penyakit kronis. Antioksidan membantu menjaga integritas seluler, mendukung fungsi kekebalan tubuh, dan mengurangi peradangan. Efek perlindungan ini berkontribusi pada kesehatan secara keseluruhan dan dapat membantu mencegah perkembangan penyakit yang terkait dengan kerusakan oksidatif.

Meskipun potensi antioksidan dalam tumbuhan ini menjanjikan, penting untuk diingat bahwa pola makan yang seimbang dan gaya hidup sehat secara keseluruhan tetap merupakan faktor kunci dalam menjaga kesehatan. Mengonsumsi berbagai buah-buahan, sayuran, dan sumber antioksidan lainnya, serta menghindari paparan berlebihan terhadap radikal bebas, adalah langkah-langkah penting untuk memaksimalkan manfaat antioksidan dan melindungi tubuh dari kerusakan oksidatif.

Meredakan Nyeri Sendi

Kemampuan untuk meredakan nyeri sendi menjadi salah satu aspek penting dari potensi kegunaan tumbuhan Sonchus arvensis. Nyeri sendi dapat secara signifikan memengaruhi kualitas hidup seseorang, dan pendekatan alami untuk mengelola kondisi ini seringkali dicari.

  • Sifat Anti-inflamasi

    Peradangan merupakan faktor utama dalam banyak kondisi nyeri sendi, seperti osteoarthritis dan rheumatoid arthritis. Senyawa anti-inflamasi yang terdapat dalam Sonchus arvensis dapat membantu mengurangi peradangan pada sendi, sehingga meredakan nyeri dan meningkatkan mobilitas. Contohnya, flavonoid dan kumarin yang terkandung di dalamnya bekerja dengan menghambat produksi zat-zat yang memicu peradangan.

  • Efek Analgesik Potensial

    Beberapa penelitian awal menunjukkan bahwa ekstrak tumbuhan ini mungkin memiliki efek analgesik, yaitu kemampuan untuk mengurangi rasa sakit. Meskipun mekanisme pastinya belum sepenuhnya dipahami, efek ini dapat berkontribusi pada peredaan nyeri sendi yang dirasakan. Potensi ini memerlukan penelitian lebih lanjut untuk validasi dan identifikasi senyawa aktif yang bertanggung jawab.

  • Penggunaan Tradisional

    Dalam pengobatan tradisional, tumbuhan ini telah lama digunakan untuk mengatasi berbagai masalah peradangan, termasuk nyeri sendi. Pengalaman empiris dari penggunaan tradisional ini memberikan dasar untuk penelitian ilmiah lebih lanjut mengenai efektivitasnya. Meskipun demikian, penting untuk dicatat bahwa efektivitas dapat bervariasi pada setiap individu.

  • Pendekatan Komplementer

    Penting untuk dipahami bahwa pemanfaatan tumbuhan ini untuk meredakan nyeri sendi sebaiknya dilihat sebagai pendekatan komplementer, bukan pengganti pengobatan medis yang telah diresepkan oleh dokter. Konsultasi dengan profesional kesehatan sangat penting untuk memastikan diagnosis yang akurat dan penanganan yang sesuai. Kombinasi pendekatan alami dan medis dapat memberikan hasil yang optimal.

Dengan mempertimbangkan sifat anti-inflamasi, potensi efek analgesik, dan penggunaan tradisionalnya, tumbuhan Sonchus arvensis menunjukkan potensi yang menjanjikan dalam meredakan nyeri sendi. Namun, penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengkonfirmasi efektivitasnya dan menentukan dosis yang optimal serta mekanisme kerja yang lebih rinci. Penggunaan yang bijak dan terinformasi, serta konsultasi dengan profesional kesehatan, adalah kunci untuk memaksimalkan manfaat dan meminimalkan risiko.

Mempercepat Penyembuhan Luka

Salah satu khasiat yang dikaitkan dengan pemanfaatan tumbuhan Sonchus arvensis adalah potensinya dalam mempercepat proses penyembuhan luka. Kemampuan ini menarik perhatian karena luka, baik kecil maupun besar, dapat mengganggu aktivitas sehari-hari dan menimbulkan risiko infeksi jika tidak ditangani dengan baik. Kandungan senyawa aktif di dalamnya dipercaya berkontribusi pada percepatan penyembuhan tersebut.

  • Sifat Anti-inflamasi

    Peradangan berlebihan dapat menghambat proses penyembuhan luka. Senyawa anti-inflamasi yang terdapat pada tumbuhan ini, seperti flavonoid dan kumarin, membantu mengurangi peradangan di sekitar luka. Dengan meredakan peradangan, lingkungan yang lebih kondusif untuk regenerasi jaringan dapat tercipta.

  • Aktivitas Antibakteri

    Infeksi bakteri pada luka dapat memperlambat penyembuhan dan meningkatkan risiko komplikasi. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa ekstrak tumbuhan ini memiliki aktivitas antibakteri terhadap beberapa jenis bakteri yang umum ditemukan pada luka. Aktivitas ini membantu mencegah atau mengatasi infeksi, sehingga mempercepat penyembuhan.

  • Stimulasi Kolagen

    Kolagen merupakan protein penting yang berperan dalam pembentukan jaringan baru pada luka. Beberapa studi mengindikasikan bahwa senyawa dalam tumbuhan ini dapat menstimulasi produksi kolagen, sehingga mempercepat proses penutupan luka dan pembentukan jaringan parut yang lebih baik.

  • Peningkatan Aliran Darah

    Aliran darah yang baik sangat penting untuk penyembuhan luka karena membawa nutrisi dan oksigen ke area luka. Tumbuhan ini mungkin memiliki efek yang membantu meningkatkan aliran darah ke area luka, sehingga mendukung proses penyembuhan.

  • Kandungan Vitamin dan Mineral

    Tumbuhan ini mengandung berbagai vitamin dan mineral yang penting untuk penyembuhan luka, seperti vitamin C dan zinc. Vitamin C berperan dalam sintesis kolagen, sedangkan zinc penting untuk fungsi kekebalan tubuh dan perbaikan jaringan.

  • Penggunaan Tradisional

    Secara tradisional, daun tumbuhan ini telah lama digunakan sebagai obat luar untuk mengatasi luka. Daun yang ditumbuk atau direbus seringkali diaplikasikan pada luka untuk mempercepat penyembuhan. Pengalaman empiris dari penggunaan tradisional ini memberikan dasar untuk penelitian ilmiah lebih lanjut.

Dengan mempertimbangkan berbagai aspek di atas, pemanfaatan tumbuhan Sonchus arvensis untuk mempercepat penyembuhan luka menunjukkan potensi yang signifikan. Meskipun demikian, penting untuk diingat bahwa efektivitasnya dapat bervariasi tergantung pada jenis luka, kondisi kesehatan individu, dan faktor lainnya. Penggunaan yang bijak dan terinformasi, serta konsultasi dengan profesional kesehatan, adalah kunci untuk memaksimalkan manfaat dan meminimalkan risiko, terutama pada luka yang dalam atau terinfeksi.

Menurunkan Kadar Asam Urat

Kadar asam urat yang tinggi dalam darah dapat memicu kondisi yang menyakitkan, seperti gout atau artritis gout. Kemampuan suatu zat alami untuk membantu menurunkan kadar asam urat menjadi perhatian karena dapat memberikan alternatif atau pelengkap bagi pengobatan konvensional. Beberapa penelitian mengindikasikan potensi tumbuhan tempuyung dalam hal ini.

  • Efek Diuretik

    Tempuyung memiliki sifat diuretik, yang berarti dapat meningkatkan produksi urin. Peningkatan volume urin membantu mengeluarkan kelebihan asam urat dari tubuh melalui ginjal. Semakin banyak urin yang diproduksi, semakin banyak asam urat yang dapat diekskresikan, sehingga membantu menurunkan kadarnya dalam darah. Contohnya, pasien dengan hiperurisemia (kadar asam urat tinggi) mungkin merasakan penurunan kadar setelah mengonsumsi rebusan daun tempuyung secara teratur.

  • Inhibisi Xantin Oksidase

    Asam urat diproduksi melalui metabolisme purin, dengan enzim xantin oksidase berperan penting dalam proses ini. Beberapa penelitian in vitro menunjukkan bahwa senyawa dalam tempuyung dapat menghambat aktivitas enzim xantin oksidase. Dengan menghambat enzim ini, produksi asam urat dapat ditekan, sehingga membantu menurunkan kadarnya dalam darah. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengkonfirmasi efek ini pada manusia.

  • Sifat Anti-inflamasi

    Kadar asam urat yang tinggi seringkali memicu peradangan pada sendi, yang menyebabkan serangan gout. Senyawa anti-inflamasi yang terdapat pada tempuyung dapat membantu mengurangi peradangan pada sendi yang terkena gout. Meskipun tidak secara langsung menurunkan kadar asam urat, pengurangan peradangan dapat meringankan gejala gout dan meningkatkan kualitas hidup pasien. Contohnya, pasien yang mengalami serangan gout mungkin merasakan penurunan nyeri dan pembengkakan setelah mengonsumsi tempuyung.

  • Penggunaan Tradisional

    Dalam pengobatan tradisional, tempuyung telah lama digunakan sebagai obat herbal untuk mengatasi masalah terkait asam urat. Pengalaman empiris dari penggunaan tradisional ini memberikan dasar untuk penelitian ilmiah lebih lanjut mengenai efektivitasnya. Masyarakat di beberapa daerah secara turun-temurun menggunakan rebusan daun tempuyung untuk membantu mengelola kadar asam urat.

Meskipun tumbuhan tempuyung menunjukkan potensi dalam membantu menurunkan kadar asam urat, penting untuk diingat bahwa efektivitasnya dapat bervariasi pada setiap individu. Konsultasi dengan dokter atau ahli herbal terpercaya sangat disarankan sebelum menggunakan tempuyung sebagai terapi komplementer untuk mengelola kadar asam urat. Pendekatan yang komprehensif, yang mencakup perubahan gaya hidup, diet rendah purin, dan pengobatan medis jika diperlukan, tetap merupakan kunci untuk mengelola kadar asam urat yang efektif.

Tips Pemanfaatan Tumbuhan Tempuyung Secara Optimal

Pemanfaatan tumbuhan Sonchus arvensis untuk mendukung kesehatan memerlukan pendekatan yang cermat dan terinformasi. Berikut adalah beberapa panduan untuk memaksimalkan potensi manfaatnya:

Tip 1: Identifikasi dan Pastikan Keaslian
Pastikan tumbuhan yang digunakan adalah Sonchus arvensis dan bukan spesies serupa. Perhatikan ciri-ciri fisik daun dan batangnya. Konsultasi dengan ahli botani lokal dapat membantu memastikan keaslian tumbuhan.

Tip 2: Persiapan yang Tepat
Cuci bersih daun sebelum digunakan. Perebusan merupakan metode umum. Gunakan air bersih dan masak dengan api kecil selama 15-20 menit. Hindari penggunaan wadah aluminium karena dapat bereaksi dengan senyawa dalam tumbuhan.

Tip 3: Perhatikan Dosis dan Frekuensi
Mulai dengan dosis kecil untuk melihat reaksi tubuh. Konsumsi berlebihan dapat menimbulkan efek samping. Frekuensi konsumsi sebaiknya tidak melebihi 2-3 kali seminggu, kecuali atas rekomendasi profesional kesehatan.

Tip 4: Konsultasi dengan Profesional Kesehatan
Individu dengan kondisi medis tertentu, seperti gangguan ginjal atau sedang mengonsumsi obat-obatan, wajib berkonsultasi dengan dokter sebelum menggunakan tumbuhan ini. Interaksi obat dapat terjadi dan membahayakan kesehatan.

Tip 5: Kombinasikan dengan Gaya Hidup Sehat
Pemanfaatan tumbuhan ini sebaiknya diintegrasikan dengan pola makan seimbang, olahraga teratur, dan istirahat yang cukup. Gaya hidup sehat secara keseluruhan akan memaksimalkan manfaat tumbuhan dan meningkatkan kesehatan secara menyeluruh.

Dengan mengikuti panduan ini, pemanfaatan Sonchus arvensis dapat dilakukan secara lebih aman dan efektif. Ingatlah bahwa penelitian lebih lanjut masih diperlukan untuk memahami sepenuhnya potensi dan batasan tumbuhan ini.

Bukti Ilmiah dan Studi Kasus

Penelitian mengenai efek terapeutik Sonchus arvensis masih terbatas, namun beberapa studi memberikan indikasi awal mengenai potensi manfaatnya. Sebuah studi in vitro yang dipublikasikan dalam Journal of Ethnopharmacology meneliti aktivitas antioksidan ekstrak daun tanaman ini dan menemukan bahwa ekstrak tersebut menunjukkan kemampuan signifikan dalam menangkal radikal bebas. Temuan ini mendukung penggunaan tradisionalnya sebagai agen pelindung seluler.

Studi lain, yang diterbitkan dalam International Journal of Pharmaceutical Sciences and Research, mengevaluasi efek anti-inflamasi ekstrak Sonchus arvensis pada model hewan. Hasilnya menunjukkan penurunan signifikan dalam penanda inflamasi, yang mengisyaratkan potensi penggunaannya dalam mengatasi kondisi peradangan. Namun, penting untuk dicatat bahwa studi pada hewan tidak selalu dapat direplikasi pada manusia, dan penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengkonfirmasi temuan ini.

Selain studi laboratorium, beberapa laporan kasus anekdotal dari praktisi pengobatan tradisional mengklaim keberhasilan dalam menggunakan Sonchus arvensis untuk membantu mengatasi kondisi seperti batu ginjal dan hipertensi. Akan tetapi, laporan kasus semacam itu tidak memiliki kontrol yang ketat dan tidak dapat dianggap sebagai bukti definitif. Uji klinis terkontrol secara acak diperlukan untuk mengevaluasi efektivitas dan keamanan tanaman ini secara objektif.

Meskipun bukti ilmiah yang ada masih terbatas, hasil awal dari studi in vitro dan in vivo memberikan dasar untuk penelitian lebih lanjut mengenai potensi terapeutik Sonchus arvensis. Penting untuk menafsirkan bukti ini dengan hati-hati dan mengakui perlunya penelitian yang lebih komprehensif untuk memvalidasi klaim manfaat kesehatan yang dikaitkan dengan tanaman ini.