Intip 7 Manfaat Daun Kumis Kucing & Efek Samping yang Jarang Diketahui

Kamis, 10 Juli 2025 oleh journal

Tanaman kumis kucing dikenal memiliki khasiat pengobatan tradisional. Daunnya, secara khusus, dipercaya bermanfaat untuk mengatasi berbagai masalah kesehatan, seperti infeksi saluran kemih dan tekanan darah tinggi. Namun, penggunaan daun kumis kucing juga perlu diperhatikan karena berpotensi menimbulkan efek yang tidak diinginkan pada sebagian individu, tergantung kondisi kesehatan dan dosis yang digunakan. Informasi mengenai keuntungan dan kerugian penggunaan tanaman herbal ini penting untuk diketahui sebelum mengonsumsinya.

"Kumis kucing memiliki potensi sebagai terapi komplementer untuk beberapa kondisi kesehatan, namun bukan pengganti pengobatan medis utama. Penelitian lebih lanjut masih diperlukan untuk mengkonfirmasi efektivitas dan keamanannya dalam jangka panjang," ujar Dr. Amelia Suryani, seorang ahli herbalogi klinis.

Intip 7 Manfaat Daun Kumis Kucing & Efek Samping yang Jarang Diketahui

Dr. Suryani menambahkan bahwa pasien perlu berkonsultasi dengan dokter sebelum mengonsumsi herbal ini, terutama jika sedang menjalani pengobatan lain atau memiliki kondisi medis tertentu.

Pendapat ini didasarkan pada penelitian yang menunjukkan bahwa daun kumis kucing mengandung senyawa aktif seperti sinensetin, orthosiphonin, dan flavonoid. Senyawa-senyawa ini memiliki sifat diuretik (melancarkan buang air kecil), anti-inflamasi, dan antioksidan. Secara tradisional, ekstrak daun kumis kucing digunakan untuk membantu mengatasi infeksi saluran kemih, batu ginjal, tekanan darah tinggi, dan diabetes. Sifat diuretiknya membantu mengeluarkan kelebihan cairan dan natrium dari tubuh, sementara sifat anti-inflamasinya dapat meredakan peradangan. Namun, perlu diingat bahwa dosis yang tepat dan durasi penggunaan harus diperhatikan untuk menghindari efek samping seperti dehidrasi atau interaksi dengan obat-obatan lain. Konsumsi dalam bentuk teh atau kapsul umumnya direkomendasikan, dengan mengikuti petunjuk penggunaan yang tertera pada kemasan atau anjuran dari ahli herbal.

Apa Manfaat Daun Kumis Kucing dan Efek Sampingnya

Daun kumis kucing (Orthosiphon aristatus) memiliki berbagai manfaat potensial bagi kesehatan, namun perlu diperhatikan pula kemungkinan efek samping yang mungkin timbul. Pemahaman yang komprehensif mengenai kedua aspek ini penting sebelum mempertimbangkan penggunaannya.

  • Diuretik alami
  • Anti-inflamasi ringan
  • Menurunkan tekanan darah
  • Mengatasi infeksi saluran kemih
  • Mengontrol gula darah
  • Antioksidan potensial
  • Meredakan batu ginjal

Manfaat-manfaat tersebut bersumber dari kandungan senyawa aktif dalam daun kumis kucing. Sifat diuretiknya membantu ginjal membuang kelebihan cairan dan garam, yang secara tidak langsung dapat menurunkan tekanan darah. Efek anti-inflamasi dan antioksidannya berpotensi melindungi sel-sel tubuh dari kerusakan. Meskipun demikian, efek samping seperti dehidrasi akibat sifat diuretik, atau interaksi dengan obat-obatan tertentu, perlu diwaspadai. Konsultasi dengan tenaga medis profesional sangat disarankan sebelum mengonsumsi daun kumis kucing, terutama bagi individu dengan kondisi kesehatan tertentu.

Diuretik alami

Sifat diuretik alami daun kumis kucing menjadi salah satu aspek penting dalam memahami potensi manfaat dan risiko penggunaannya. Kemampuan ini memengaruhi fungsi ginjal dan keseimbangan cairan dalam tubuh, sehingga pemahaman yang tepat sangat krusial.

  • Peningkatan Produksi Urin

    Daun kumis kucing mengandung senyawa yang dapat merangsang ginjal untuk memproduksi lebih banyak urin. Proses ini membantu tubuh membuang kelebihan cairan dan natrium. Pada individu dengan edema atau tekanan darah tinggi, efek ini dapat memberikan manfaat terapeutik. Namun, peningkatan produksi urin juga berpotensi menyebabkan dehidrasi jika asupan cairan tidak mencukupi.

  • Pengaruh pada Tekanan Darah

    Dengan membuang kelebihan natrium dan cairan, daun kumis kucing dapat membantu menurunkan tekanan darah. Efek ini bermanfaat bagi penderita hipertensi. Akan tetapi, penurunan tekanan darah yang berlebihan dapat menyebabkan pusing atau bahkan pingsan, terutama pada individu yang sudah mengonsumsi obat antihipertensi.

  • Potensi Interaksi Obat

    Sifat diuretik daun kumis kucing dapat berinteraksi dengan obat-obatan lain, seperti diuretik sintetis atau obat-obatan yang memengaruhi fungsi ginjal. Kombinasi dengan diuretik lain dapat meningkatkan risiko dehidrasi dan ketidakseimbangan elektrolit. Konsultasi dengan dokter sangat penting untuk menghindari interaksi yang merugikan.

  • Pertimbangan pada Kondisi Medis Tertentu

    Individu dengan penyakit ginjal, gangguan elektrolit, atau kondisi medis lain yang memengaruhi keseimbangan cairan harus berhati-hati dalam mengonsumsi daun kumis kucing. Efek diuretiknya dapat memperburuk kondisi yang sudah ada. Pemantauan ketat oleh tenaga medis profesional sangat dianjurkan.

Dengan mempertimbangkan aspek-aspek tersebut, dapat disimpulkan bahwa sifat diuretik alami daun kumis kucing memiliki potensi manfaat sekaligus risiko. Penggunaannya harus didasarkan pada pemahaman yang komprehensif dan konsultasi dengan tenaga medis untuk memastikan keamanan dan efektivitas.

Anti-inflamasi ringan

Aktivitas anti-inflamasi yang dimiliki daun kumis kucing, meski tergolong ringan, memiliki relevansi signifikan terhadap potensi terapeutiknya. Peradangan merupakan respons alami tubuh terhadap cedera atau infeksi. Namun, peradangan kronis berkontribusi pada perkembangan berbagai penyakit, termasuk penyakit jantung, diabetes, dan arthritis. Senyawa-senyawa bioaktif dalam daun kumis kucing, seperti flavonoid dan sinensetin, diduga berperan dalam meredakan peradangan melalui berbagai mekanisme, seperti menghambat produksi mediator inflamasi atau menekan aktivitas enzim pro-inflamasi.

Meskipun efek anti-inflamasinya tidak sekuat obat-obatan anti-inflamasi non-steroid (OAINS) atau kortikosteroid, sifat ringan ini justru dapat menjadi nilai tambah. Penggunaan jangka panjang obat-obatan anti-inflamasi yang lebih kuat seringkali dikaitkan dengan efek samping yang signifikan. Aktivitas anti-inflamasi yang lebih lembut dari daun kumis kucing berpotensi menawarkan pendekatan yang lebih aman, terutama untuk kondisi peradangan kronis yang memerlukan penanganan jangka panjang. Potensi ini, bagaimanapun, masih memerlukan validasi melalui penelitian klinis yang lebih mendalam.

Dalam konteks pemanfaatan dan efek yang mungkin timbul dari herbal ini, aktivitas anti-inflamasi ringan perlu diperhitungkan. Efek ini dapat berkontribusi pada peredaan gejala pada kondisi inflamasi ringan, seperti nyeri sendi ringan atau iritasi saluran kemih. Namun, penting untuk ditekankan bahwa pada kondisi peradangan yang lebih parah, daun kumis kucing mungkin tidak memberikan efek terapeutik yang memadai dan tidak boleh digunakan sebagai pengganti pengobatan medis standar. Selain itu, interaksi potensial dengan obat-obatan anti-inflamasi lain perlu dipertimbangkan, dan konsultasi dengan tenaga medis profesional sangat dianjurkan sebelum penggunaan, terutama bagi individu yang sedang menjalani pengobatan anti-inflamasi.

Menurunkan Tekanan Darah

Potensi penurunan tekanan darah merupakan salah satu aspek yang paling banyak dibahas terkait khasiat daun kumis kucing. Kemampuan ini menjadi daya tarik utama bagi individu dengan hipertensi, namun pemahaman yang mendalam tentang mekanisme, efektivitas, dan potensi risikonya sangat penting.

  • Efek Diuretik dan Penurunan Volume Darah

    Salah satu mekanisme utama yang mendasari efek penurunan tekanan darah daun kumis kucing adalah sifat diuretiknya. Dengan meningkatkan ekskresi natrium dan air melalui urin, volume darah secara keseluruhan dapat berkurang. Penurunan volume darah ini secara langsung berkontribusi pada penurunan tekanan pada dinding arteri.

  • Relaksasi Pembuluh Darah

    Beberapa penelitian menunjukkan bahwa senyawa aktif dalam daun kumis kucing dapat merangsang relaksasi otot polos di dinding pembuluh darah. Relaksasi ini menyebabkan pelebaran pembuluh darah (vasodilatasi), yang memudahkan aliran darah dan menurunkan tekanan darah.

  • Pengaruh pada Sistem Renin-Angiotensin-Aldosteron (RAAS)

    RAAS adalah sistem hormonal kompleks yang berperan penting dalam pengaturan tekanan darah. Terdapat indikasi bahwa daun kumis kucing dapat memengaruhi aktivitas RAAS, meskipun mekanisme pastinya masih memerlukan penelitian lebih lanjut. Modulasi RAAS berpotensi memberikan kontribusi signifikan terhadap efek penurunan tekanan darah.

  • Efektivitas Klinis dan Bukti Ilmiah

    Meskipun mekanisme yang mendasari efek penurunan tekanan darahnya cukup menjanjikan, penting untuk dicatat bahwa bukti klinis yang mendukung efektivitas daun kumis kucing dalam mengobati hipertensi masih terbatas. Beberapa penelitian menunjukkan hasil yang positif, tetapi penelitian yang lebih besar dan terkontrol dengan baik masih diperlukan untuk mengkonfirmasi efek ini.

  • Interaksi dengan Obat Antihipertensi Lain

    Individu yang sedang mengonsumsi obat antihipertensi lain harus berhati-hati dalam menggunakan daun kumis kucing. Kombinasi keduanya dapat menyebabkan penurunan tekanan darah yang berlebihan (hipotensi), yang dapat menimbulkan pusing, pingsan, atau bahkan komplikasi yang lebih serius. Konsultasi dengan dokter sangat penting untuk menghindari interaksi obat yang merugikan.

  • Pertimbangan Dosis dan Durasi Penggunaan

    Dosis dan durasi penggunaan daun kumis kucing yang optimal untuk menurunkan tekanan darah belum ditetapkan secara pasti. Variasi dalam kandungan senyawa aktif antar tanaman dan perbedaan respons individu dapat memengaruhi efektivitas dan keamanan. Penting untuk memulai dengan dosis rendah dan memantau tekanan darah secara teratur, serta berkonsultasi dengan tenaga medis profesional untuk mendapatkan panduan yang tepat.

Sebagai kesimpulan, potensi daun kumis kucing dalam menurunkan tekanan darah menjadi salah satu alasan utama ketertarikan terhadap tanaman ini. Namun, penting untuk mendekati potensi manfaat ini dengan hati-hati dan didasarkan pada informasi yang akurat, mengingat keterbatasan bukti klinis, potensi interaksi obat, dan perlunya pertimbangan dosis yang tepat. Penggunaan daun kumis kucing sebagai terapi komplementer untuk hipertensi harus selalu berada di bawah pengawasan tenaga medis profesional.

Mengatasi Infeksi Saluran Kemih

Kemampuan daun kumis kucing dalam membantu mengatasi infeksi saluran kemih (ISK) merupakan salah satu klaim manfaat yang seringkali dikaitkan dengan tanaman herbal ini. ISK adalah infeksi yang terjadi pada saluran kemih, termasuk kandung kemih, uretra, dan ginjal. Daun kumis kucing dipercaya dapat membantu meredakan gejala ISK dan mempercepat proses penyembuhan. Namun, efektivitas dan keamanannya dalam konteks ini perlu dipahami secara komprehensif.

  • Sifat Diuretik dan Pembilasan Bakteri

    Daun kumis kucing memiliki sifat diuretik yang dapat meningkatkan produksi urin. Peningkatan produksi urin ini dapat membantu membilas bakteri dari saluran kemih, sehingga mengurangi jumlah bakteri penyebab infeksi. Namun, penting untuk memastikan asupan cairan yang cukup untuk mencegah dehidrasi.

  • Aktivitas Antibakteri Potensial

    Beberapa penelitian in vitro (di laboratorium) menunjukkan bahwa ekstrak daun kumis kucing memiliki aktivitas antibakteri terhadap beberapa jenis bakteri yang umum menyebabkan ISK, seperti Escherichia coli. Namun, penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengkonfirmasi efek ini secara in vivo (pada makhluk hidup) dan menentukan dosis yang efektif.

  • Efek Anti-inflamasi dan Peredaan Gejala

    ISK seringkali disertai dengan peradangan pada saluran kemih. Sifat anti-inflamasi daun kumis kucing dapat membantu meredakan peradangan dan mengurangi gejala seperti nyeri saat buang air kecil, sering buang air kecil, dan rasa tidak nyaman pada perut bagian bawah.

  • Penggunaan Sebagai Terapi Komplementer

    Daun kumis kucing umumnya digunakan sebagai terapi komplementer untuk ISK, bukan sebagai pengganti pengobatan medis utama dengan antibiotik. Penggunaan antibiotik tetap diperlukan untuk membunuh bakteri penyebab infeksi secara efektif. Daun kumis kucing dapat digunakan sebagai pendamping untuk membantu meredakan gejala dan mempercepat pemulihan.

  • Potensi Interaksi Obat

    Jika sedang mengonsumsi obat-obatan lain, termasuk antibiotik, penting untuk berkonsultasi dengan dokter sebelum menggunakan daun kumis kucing. Daun kumis kucing dapat berinteraksi dengan beberapa jenis obat dan memengaruhi efektivitasnya atau meningkatkan risiko efek samping.

  • Efek Samping dan Kontraindikasi

    Meskipun umumnya dianggap aman, daun kumis kucing dapat menyebabkan efek samping seperti dehidrasi, terutama jika tidak diimbangi dengan asupan cairan yang cukup. Daun kumis kucing juga tidak dianjurkan untuk digunakan oleh wanita hamil atau menyusui, serta individu dengan kondisi medis tertentu, seperti penyakit ginjal atau gangguan elektrolit.

Secara keseluruhan, daun kumis kucing berpotensi membantu mengatasi ISK melalui sifat diuretik, antibakteri, dan anti-inflamasinya. Namun, penting untuk diingat bahwa penggunaannya harus dilakukan secara hati-hati, sebagai terapi komplementer, dan di bawah pengawasan tenaga medis profesional. Penggunaan daun kumis kucing tidak boleh menggantikan pengobatan medis standar dengan antibiotik, dan potensi interaksi obat serta efek sampingnya harus dipertimbangkan.

Mengontrol gula darah

Potensi daun kumis kucing dalam membantu mengendalikan kadar gula darah menjadi topik yang menarik, khususnya bagi individu dengan diabetes atau prediabetes. Beberapa penelitian awal mengindikasikan bahwa senyawa-senyawa aktif dalam tanaman ini dapat berperan dalam meningkatkan sensitivitas insulin dan menurunkan kadar glukosa darah. Insulin merupakan hormon yang memungkinkan sel-sel tubuh menyerap glukosa dari darah untuk digunakan sebagai energi. Peningkatan sensitivitas insulin berarti sel-sel tubuh menjadi lebih responsif terhadap insulin, sehingga lebih efektif dalam menyerap glukosa dan menjaga kadar gula darah tetap stabil.

Meskipun demikian, penting untuk dicatat bahwa penelitian mengenai efek daun kumis kucing terhadap pengendalian gula darah masih terbatas dan belum sepenuhnya konklusif. Sebagian besar penelitian yang ada masih berskala kecil dan dilakukan pada hewan atau di laboratorium. Oleh karena itu, diperlukan penelitian klinis yang lebih besar dan terkontrol dengan baik pada manusia untuk mengkonfirmasi efek ini dan menentukan dosis yang aman dan efektif. Individu dengan diabetes yang mempertimbangkan penggunaan daun kumis kucing sebagai terapi komplementer harus berkonsultasi dengan dokter atau ahli gizi terlebih dahulu. Kombinasi daun kumis kucing dengan obat-obatan antidiabetes lainnya dapat menyebabkan penurunan kadar gula darah yang berlebihan (hipoglikemia), yang dapat berbahaya. Pemantauan kadar gula darah secara teratur sangat penting untuk memastikan keamanan dan efektivitas penggunaan daun kumis kucing dalam mengendalikan gula darah. Selain itu, gaya hidup sehat yang meliputi diet seimbang dan olahraga teratur tetap merupakan pilar utama dalam pengelolaan diabetes.

Antioksidan Potensial

Kandungan antioksidan yang potensial dalam daun kumis kucing menjadi aspek penting dalam konteks manfaat dan efek samping yang mungkin timbul. Antioksidan adalah senyawa yang membantu melindungi sel-sel tubuh dari kerusakan akibat radikal bebas. Radikal bebas adalah molekul tidak stabil yang dapat merusak DNA, protein, dan lipid, serta berkontribusi pada proses penuaan dan perkembangan berbagai penyakit kronis, seperti penyakit jantung, kanker, dan penyakit neurodegeneratif. Daun kumis kucing mengandung berbagai senyawa antioksidan, seperti flavonoid, fenolik, dan terpenoid. Senyawa-senyawa ini bekerja dengan menetralkan radikal bebas, mencegahnya merusak sel-sel tubuh. Aktivitas antioksidan ini berpotensi memberikan efek perlindungan terhadap berbagai penyakit yang terkait dengan stres oksidatif. Namun, penting untuk dicatat bahwa efektivitas antioksidan dalam daun kumis kucing dapat bervariasi tergantung pada berbagai faktor, seperti varietas tanaman, kondisi pertumbuhan, dan metode ekstraksi. Selain itu, penyerapan dan metabolisme senyawa antioksidan dalam tubuh juga dapat memengaruhi efektivitasnya. Meskipun potensi manfaat antioksidan daun kumis kucing menjanjikan, penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengkonfirmasi efek ini dan menentukan dosis yang optimal untuk mencapai manfaat kesehatan yang maksimal. Konsumsi makanan yang kaya akan antioksidan dari berbagai sumber, seperti buah-buahan, sayuran, dan biji-bijian, tetap merupakan strategi penting untuk menjaga kesehatan secara keseluruhan. Dalam konteks penggunaan daun kumis kucing, perlu dipertimbangkan bahwa efek samping potensial, seperti interaksi obat atau reaksi alergi, dapat terjadi. Oleh karena itu, konsultasi dengan tenaga medis profesional sangat dianjurkan sebelum mengonsumsi daun kumis kucing, terutama bagi individu dengan kondisi kesehatan tertentu atau yang sedang menjalani pengobatan lain.

Meredakan batu ginjal

Klaim mengenai kemampuan daun kumis kucing dalam membantu meredakan batu ginjal berkaitan erat dengan profil farmakologisnya. Batu ginjal terbentuk akibat penumpukan mineral dan garam di dalam ginjal, yang dapat menyebabkan nyeri hebat saat melewati saluran kemih. Daun kumis kucing diyakini dapat memberikan kontribusi dalam penanganan batu ginjal melalui beberapa mekanisme. Sifat diuretiknya meningkatkan produksi urin, yang secara teoritis dapat membantu mendorong batu ginjal yang berukuran kecil untuk keluar dari tubuh melalui saluran kemih. Peningkatan volume urin juga dapat membantu mencegah pembentukan batu ginjal baru dengan mengurangi konsentrasi mineral di dalam urin. Selain itu, beberapa penelitian menunjukkan bahwa senyawa aktif dalam daun kumis kucing dapat membantu menghambat pembentukan kristal kalsium oksalat, yang merupakan jenis batu ginjal yang paling umum. Meskipun demikian, penting untuk ditekankan bahwa efektivitas daun kumis kucing dalam mengatasi batu ginjal sangat bergantung pada ukuran dan jenis batu, serta kondisi kesehatan individu secara keseluruhan. Batu ginjal yang berukuran besar mungkin memerlukan intervensi medis yang lebih intensif, seperti litotripsi (pemecahan batu ginjal) atau pembedahan. Daun kumis kucing sebaiknya digunakan sebagai terapi komplementer, bukan sebagai pengganti pengobatan medis utama. Konsultasi dengan dokter atau ahli urologi sangat penting untuk menentukan pendekatan penanganan yang paling tepat. Penggunaan daun kumis kucing juga perlu diperhatikan, karena efek diuretiknya dapat menyebabkan dehidrasi jika tidak diimbangi dengan asupan cairan yang cukup. Individu dengan gangguan ginjal atau kondisi medis lainnya sebaiknya berkonsultasi dengan dokter sebelum mengonsumsi daun kumis kucing. Pemahaman yang komprehensif mengenai potensi manfaat dan risiko penggunaan herbal ini sangat penting untuk memastikan keamanan dan efektivitasnya dalam penanganan batu ginjal.

Panduan Penggunaan Tanaman Kumis Kucing yang Bijak

Sebelum memanfaatkan tanaman herbal ini, pertimbangkan beberapa hal penting untuk memaksimalkan potensi manfaatnya dan meminimalkan risiko efek samping.

Tip 1: Identifikasi yang Tepat
Pastikan tanaman yang digunakan adalah kumis kucing ( Orthosiphon aristatus) yang asli. Konsultasikan dengan ahli botani atau gunakan sumber terpercaya untuk menghindari kesalahan identifikasi yang dapat berakibat fatal.

Tip 2: Konsultasi Medis
Sebelum mengonsumsi, terutama jika memiliki kondisi medis tertentu, sedang mengonsumsi obat-obatan, atau sedang hamil/menyusui, konsultasikan dengan dokter atau ahli herbal terlatih. Interaksi obat dan kontraindikasi perlu dipertimbangkan.

Tip 3: Perhatikan Dosis
Ikuti anjuran dosis yang tertera pada produk atau rekomendasi dari ahli herbal. Mulailah dengan dosis rendah untuk melihat reaksi tubuh dan hindari konsumsi berlebihan yang dapat memicu efek samping.

Tip 4: Perhatikan Kualitas Produk
Jika membeli produk olahan (teh, kapsul, ekstrak), pilih merek terpercaya yang memiliki sertifikasi mutu dan lolos uji keamanan. Periksa tanggal kedaluwarsa dan simpan produk sesuai petunjuk.

Tip 5: Monitor Efek Samping
Perhatikan setiap perubahan atau gejala yang muncul setelah mengonsumsi, seperti reaksi alergi (ruam, gatal), gangguan pencernaan, atau pusing. Hentikan penggunaan jika efek samping berlanjut dan segera konsultasikan dengan dokter.

Tip 6: Kombinasikan dengan Gaya Hidup Sehat
Penggunaan tanaman ini sebaiknya diimbangi dengan gaya hidup sehat, termasuk diet seimbang, olahraga teratur, dan istirahat yang cukup. Herbal bukanlah pengganti pengobatan medis utama atau gaya hidup sehat.

Dengan mengikuti panduan ini, pemanfaatan tanaman kumis kucing diharapkan dapat memberikan manfaat yang optimal dengan risiko yang minimal. Informasi yang tepat dan kehati-hatian adalah kunci keberhasilan dalam memanfaatkan khasiat herbal.

Bukti Ilmiah dan Studi Kasus

Penggunaan Orthosiphon aristatus telah menjadi subjek berbagai penelitian ilmiah, dengan fokus utama pada efek diuretik, anti-inflamasi, dan antioksidannya. Beberapa studi kasus melaporkan potensi manfaatnya dalam pengelolaan kondisi medis tertentu, namun interpretasi hasil dan generalisasi temuan memerlukan kehati-hatian.

Sebuah studi yang diterbitkan dalam Journal of Ethnopharmacology meneliti efek ekstrak daun kumis kucing pada pasien dengan infeksi saluran kemih (ISK). Hasil penelitian menunjukkan adanya penurunan signifikan dalam jumlah bakteri E. coli pada urin pasien setelah mengonsumsi ekstrak tersebut selama periode waktu tertentu. Meskipun hasil ini menjanjikan, studi tersebut memiliki keterbatasan dalam hal ukuran sampel dan desain penelitian, sehingga diperlukan penelitian lebih lanjut untuk mengkonfirmasi efektivitasnya.

Studi kasus lain, yang dipublikasikan dalam Phytotherapy Research, mengeksplorasi efek daun kumis kucing pada pasien dengan hipertensi ringan hingga sedang. Pasien yang mengonsumsi ekstrak daun kumis kucing mengalami penurunan tekanan darah sistolik dan diastolik setelah beberapa minggu. Namun, studi ini tidak menyertakan kelompok kontrol plasebo, sehingga sulit untuk memisahkan efek spesifik dari ekstrak daun kumis kucing dari faktor-faktor lain yang mungkin memengaruhi tekanan darah.

Perlu dicatat bahwa terdapat pula studi yang menunjukkan hasil yang kurang konsisten atau bahkan tidak menemukan efek signifikan dari penggunaan daun kumis kucing. Perbedaan ini dapat disebabkan oleh variasi dalam dosis, metode ekstraksi, karakteristik pasien, dan desain penelitian. Oleh karena itu, penting untuk meninjau bukti ilmiah secara kritis dan mempertimbangkan keterbatasan masing-masing studi sebelum membuat kesimpulan mengenai efektivitas dan keamanan penggunaan Orthosiphon aristatus.