Ketahui 7 Manfaat Buah Goji Berry yang Bikin Kamu Penasaran
Sabtu, 21 Juni 2025 oleh journal
Kandungan nutrisi pada tanaman yang dikenal karena buahnya ini memberikan sejumlah efek positif bagi kesehatan. Konsumsi bagian tanaman ini dikaitkan dengan peningkatan sistem kekebalan tubuh, perlindungan terhadap kerusakan sel akibat radikal bebas, serta perbaikan fungsi penglihatan. Senyawa aktif di dalamnya dipercaya berkontribusi pada peningkatan energi dan vitalitas.
Buah dari tanaman Lycium barbarum ini, kini semakin populer sebagai bagian dari pola makan sehat. Penelitian awal menunjukkan potensi signifikan dalam mendukung kesehatan secara menyeluruh.
Menurut Dr. Amelia Rahmawati, seorang ahli gizi klinis, "Buah ini mengandung antioksidan tinggi dan senyawa bioaktif yang menjanjikan. Meskipun demikian, penelitian lebih lanjut masih diperlukan untuk memahami sepenuhnya efektivitas dan dosis yang optimal bagi setiap individu."
Senyawa aktif seperti polisakarida, karotenoid (terutama zeaxanthin), dan vitamin C, berperan penting dalam memberikan efek positif bagi tubuh. Polisakarida menunjukkan aktivitas imunomodulator, membantu memperkuat sistem kekebalan tubuh. Zeaxanthin, sebagai antioksidan, melindungi mata dari kerusakan akibat paparan sinar UV dan radikal bebas. Vitamin C berkontribusi pada produksi kolagen dan meningkatkan daya tahan tubuh. Konsumsi harian dalam jumlah moderat, sekitar 15-30 gram buah kering, umumnya dianggap aman, namun konsultasi dengan profesional kesehatan tetap disarankan, terutama bagi individu dengan kondisi medis tertentu atau yang sedang mengonsumsi obat-obatan.
Manfaat Buah Goji Berry
Buah goji berry, dikenal dengan profil nutrisinya yang kaya, menawarkan beragam manfaat yang signifikan bagi kesehatan. Kehadiran senyawa bioaktif menjadikan buah ini berpotensi mendukung fungsi tubuh secara menyeluruh.
- Imunitas
- Antioksidan
- Penglihatan
- Energi
- Kardiovaskular
- Anti-inflamasi
- Kognitif
Manfaat tersebut saling terkait dan berkontribusi pada kesejahteraan holistik. Sebagai contoh, kandungan antioksidan yang tinggi pada buah ini membantu melindungi sel dari kerusakan akibat radikal bebas, yang pada gilirannya mendukung fungsi kardiovaskular dan mengurangi peradangan. Imunitas yang meningkat berkorelasi dengan energi yang lebih baik dan potensial untuk meningkatkan fungsi kognitif. Integrasi buah ini ke dalam pola makan seimbang dapat menjadi strategi preventif dalam menjaga kesehatan.
Imunitas
Kaitan antara buah kecil berwarna merah ini dan sistem kekebalan tubuh terletak pada kandungan polisakarida unik yang dimilikinya. Polisakarida, sebagai komponen bioaktif utama, terbukti memiliki efek imunomodulator. Artinya, senyawa ini dapat membantu mengatur dan menyeimbangkan respons imun tubuh. Dengan kata lain, polisakarida tidak hanya meningkatkan aktivitas sistem imun saat dibutuhkan, tetapi juga membantu mencegah respons imun yang berlebihan yang dapat menyebabkan peradangan kronis atau penyakit autoimun.
Selain polisakarida, kandungan vitamin C yang signifikan juga berkontribusi pada peningkatan imunitas. Vitamin C berperan penting dalam produksi dan fungsi sel-sel imun, seperti limfosit dan fagosit. Limfosit membantu tubuh melawan infeksi virus dan bakteri, sementara fagosit bertugas membersihkan sel-sel yang rusak dan patogen dari tubuh. Kombinasi polisakarida dan vitamin C menciptakan sinergi yang kuat dalam mendukung sistem kekebalan tubuh yang sehat dan responsif.
Konsumsi secara teratur, dalam jumlah yang wajar, dapat menjadi bagian dari strategi proaktif untuk memperkuat pertahanan tubuh terhadap berbagai infeksi dan penyakit. Namun, perlu diingat bahwa buah ini bukanlah pengganti pengobatan medis konvensional dan sebaiknya dikonsumsi sebagai bagian dari pola makan seimbang dan gaya hidup sehat secara keseluruhan. Konsultasi dengan profesional kesehatan disarankan untuk menentukan dosis yang tepat dan memastikan tidak ada interaksi negatif dengan kondisi kesehatan atau obat-obatan yang sedang dikonsumsi.
Antioksidan
Peran signifikan buah ini dalam menangkal radikal bebas berakar pada konsentrasi tinggi senyawa antioksidan yang dimilikinya. Radikal bebas, molekul tidak stabil yang terbentuk sebagai produk sampingan metabolisme seluler dan paparan lingkungan seperti polusi dan radiasi UV, dapat memicu kerusakan seluler yang dikenal sebagai stres oksidatif. Stres oksidatif dikaitkan dengan berbagai penyakit kronis, termasuk penyakit jantung, kanker, dan penuaan dini.
Buah ini kaya akan berbagai jenis antioksidan, termasuk karotenoid (terutama zeaxanthin dan beta-karoten), flavonoid, dan vitamin C. Zeaxanthin, misalnya, merupakan antioksidan kuat yang secara khusus terakumulasi di retina mata, melindungi dari kerusakan akibat cahaya biru dan radikal bebas, sehingga berkontribusi pada kesehatan penglihatan. Flavonoid, di sisi lain, menunjukkan aktivitas anti-inflamasi dan anti-kanker, membantu mengurangi peradangan kronis dan menghambat pertumbuhan sel kanker.
Dengan mengonsumsi buah ini secara teratur, tubuh mendapatkan pasokan antioksidan yang cukup untuk menetralisir radikal bebas dan mengurangi stres oksidatif. Proses ini membantu melindungi sel-sel dari kerusakan, memperlambat proses penuaan, dan menurunkan risiko penyakit kronis. Efek antioksidan buah ini merupakan salah satu kontribusi utama terhadap berbagai manfaat kesehatan yang dikaitkan dengannya.
Penglihatan
Keterkaitan antara kesehatan mata dan konsumsi buah dari tanaman Lycium barbarum terletak pada kandungan karotenoid, khususnya zeaxanthin dan lutein. Kedua pigmen ini secara alami terakumulasi di retina, khususnya di makula, area pusat penglihatan yang bertanggung jawab untuk ketajaman visual dan kemampuan melihat warna. Makula rentan terhadap kerusakan akibat paparan cahaya biru dan radikal bebas, yang dapat menyebabkan degenerasi makula terkait usia (AMD), penyebab utama kebutaan pada orang dewasa.
Zeaxanthin dan lutein bertindak sebagai filter alami untuk cahaya biru, melindungi retina dari efek merusak. Selain itu, kedua senyawa ini berfungsi sebagai antioksidan, menetralisir radikal bebas dan mengurangi stres oksidatif di retina. Dengan demikian, asupan zeaxanthin dan lutein yang cukup, yang dapat diperoleh melalui konsumsi buah ini, dapat membantu mencegah atau memperlambat perkembangan AMD.
Studi klinis menunjukkan bahwa konsumsi rutin buah ini dapat meningkatkan kepadatan pigmen makula, meningkatkan sensitivitas kontras (kemampuan membedakan antara objek dan latar belakang), dan meningkatkan ketajaman visual pada individu sehat maupun mereka yang berisiko terkena AMD. Meskipun buah ini bukan merupakan obat untuk semua masalah penglihatan, integrasinya ke dalam pola makan sehat dapat menjadi strategi preventif yang efektif untuk menjaga kesehatan mata dan mengurangi risiko penyakit degeneratif terkait usia.
Energi
Asupan buah dari tanaman Lycium barbarum dikaitkan dengan peningkatan tingkat energi melalui beberapa mekanisme yang saling berkaitan. Pertama, kandungan nutrisinya yang padat, termasuk vitamin B, mineral seperti zat besi, dan asam amino esensial, berperan penting dalam metabolisme energi seluler. Vitamin B, khususnya, merupakan kofaktor penting dalam berbagai reaksi enzimatik yang terlibat dalam konversi makanan menjadi energi yang dapat digunakan oleh tubuh. Zat besi membantu mengangkut oksigen ke seluruh tubuh, yang penting untuk produksi energi aerobik. Asam amino esensial diperlukan untuk membangun dan memperbaiki jaringan tubuh, termasuk otot, yang berkontribusi pada stamina dan daya tahan fisik.
Kedua, buah ini memiliki indeks glikemik yang relatif rendah, yang berarti bahwa konsumsinya tidak menyebabkan lonjakan gula darah yang cepat diikuti oleh penurunan energi yang tiba-tiba. Sebaliknya, buah ini menyediakan pelepasan energi yang stabil dan berkelanjutan, membantu menjaga tingkat energi yang konsisten sepanjang hari. Hal ini sangat penting bagi individu yang aktif secara fisik atau mereka yang membutuhkan konsentrasi mental yang berkelanjutan.
Ketiga, sifat adaptogenik buah ini dapat membantu tubuh beradaptasi terhadap stres fisik dan mental, mengurangi kelelahan dan meningkatkan daya tahan. Adaptogen bekerja dengan menyeimbangkan sistem hormonal dan saraf, membantu tubuh mengatasi tuntutan sehari-hari tanpa merasa kewalahan. Kombinasi nutrisi yang kaya, indeks glikemik rendah, dan sifat adaptogenik menjadikan konsumsi buah ini sebagai pendekatan holistik untuk meningkatkan tingkat energi dan vitalitas secara keseluruhan.
Kardiovaskular
Potensi efek positif buah dari tanaman Lycium barbarum terhadap sistem kardiovaskular didukung oleh beberapa faktor. Kandungan antioksidan yang tinggi, termasuk polisakarida dan karotenoid, berperan penting dalam melindungi pembuluh darah dari kerusakan oksidatif. Stres oksidatif merupakan faktor utama dalam perkembangan aterosklerosis, yaitu penumpukan plak di arteri yang dapat menyebabkan penyakit jantung dan stroke. Antioksidan membantu menetralisir radikal bebas dan mengurangi peradangan, sehingga menjaga kesehatan dan elastisitas pembuluh darah.
Studi menunjukkan bahwa konsumsi buah ini dapat membantu menurunkan kadar kolesterol LDL ("kolesterol jahat") dan trigliserida, dua faktor risiko utama penyakit jantung. Senyawa aktif dalam buah ini tampaknya mempengaruhi metabolisme lipid, mengurangi produksi kolesterol LDL dan meningkatkan pembersihan trigliserida dari darah. Selain itu, buah ini dapat membantu meningkatkan kadar kolesterol HDL ("kolesterol baik"), yang membantu menghilangkan kolesterol LDL dari arteri.
Selain efeknya terhadap lipid, buah ini juga dapat membantu menurunkan tekanan darah. Kandungan kalium yang tinggi berperan dalam mengatur keseimbangan cairan dan elektrolit dalam tubuh, yang penting untuk menjaga tekanan darah yang sehat. Beberapa penelitian juga menunjukkan bahwa senyawa bioaktif dalam buah ini dapat melebarkan pembuluh darah, meningkatkan aliran darah dan menurunkan tekanan darah. Secara keseluruhan, konsumsi buah ini sebagai bagian dari pola makan sehat dapat memberikan kontribusi yang signifikan dalam menjaga kesehatan jantung dan mengurangi risiko penyakit kardiovaskular.
Anti-inflamasi
Potensi efek anti-inflamasi yang dikaitkan dengan konsumsi buah dari Lycium barbarum berasal dari kombinasi senyawa bioaktif yang bekerja secara sinergis. Peradangan kronis, respons imun yang berkepanjangan dan tidak terkendali, merupakan akar dari berbagai penyakit degeneratif, termasuk artritis, penyakit jantung, dan bahkan beberapa jenis kanker. Mengatasi peradangan kronis merupakan kunci untuk menjaga kesehatan secara keseluruhan dan memperpanjang umur.
Polisakarida, komponen utama dalam buah ini, telah terbukti memiliki sifat imunomodulator dan anti-inflamasi. Senyawa ini dapat membantu menekan produksi sitokin pro-inflamasi, molekul sinyal yang memicu dan memperburuk peradangan. Selain itu, polisakarida dapat meningkatkan produksi sitokin anti-inflamasi, membantu menyeimbangkan respons imun dan mengurangi peradangan.
Selain polisakarida, kandungan antioksidan yang tinggi, termasuk karotenoid dan flavonoid, juga berkontribusi pada efek anti-inflamasi. Antioksidan membantu menetralisir radikal bebas, molekul tidak stabil yang dapat memicu peradangan dan merusak sel. Dengan mengurangi stres oksidatif, antioksidan membantu mencegah dan meredakan peradangan kronis. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa konsumsi buah ini dapat menurunkan kadar penanda inflamasi dalam darah, seperti C-reactive protein (CRP), yang menunjukkan pengurangan peradangan sistemik. Meskipun penelitian lebih lanjut diperlukan untuk sepenuhnya memahami mekanisme kerja dan efektivitas klinisnya, bukti yang ada menunjukkan bahwa integrasi buah ini ke dalam pola makan seimbang dapat menjadi strategi yang bermanfaat untuk mengelola dan mengurangi peradangan kronis.
Kognitif
Kaitan antara fungsi kognitif dan konsumsi buah dari spesies Lycium barbarum didasarkan pada beberapa mekanisme yang saling berkaitan, yang berfokus pada perlindungan saraf, peningkatan aliran darah ke otak, dan modulasi neurotransmiter. Fungsi kognitif, meliputi memori, pembelajaran, perhatian, dan kecepatan pemrosesan informasi, sangat bergantung pada kesehatan dan efisiensi otak.
Kandungan antioksidan yang tinggi dalam buah ini, termasuk karotenoid dan flavonoid, berperan penting dalam melindungi sel-sel otak dari kerusakan oksidatif yang disebabkan oleh radikal bebas. Otak sangat rentan terhadap stres oksidatif karena konsumsi oksigennya yang tinggi dan kandungan lipid yang kaya, yang menjadikannya target utama radikal bebas. Perlindungan antioksidan ini membantu mencegah penurunan kognitif terkait usia dan mengurangi risiko penyakit neurodegeneratif seperti Alzheimer dan Parkinson.
Selain perlindungan antioksidan, senyawa bioaktif dalam buah ini dapat meningkatkan aliran darah ke otak. Aliran darah yang optimal sangat penting untuk memberikan oksigen dan nutrisi yang cukup ke sel-sel otak, mendukung fungsi kognitif yang optimal. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa konsumsi buah ini dapat meningkatkan vasodilatasi, pelebaran pembuluh darah, yang meningkatkan aliran darah ke otak dan meningkatkan kinerja kognitif.
Selanjutnya, buah ini dapat memengaruhi neurotransmiter, bahan kimia yang mengirimkan sinyal antara sel-sel saraf. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa senyawa dalam buah ini dapat meningkatkan kadar neurotransmiter seperti asetilkolin, yang berperan penting dalam memori dan pembelajaran. Dengan memodulasi neurotransmiter, buah ini dapat meningkatkan fungsi kognitif dan meningkatkan kinerja memori.
Meskipun penelitian lebih lanjut diperlukan untuk sepenuhnya memahami efek buah ini pada kognisi manusia, bukti yang ada menunjukkan bahwa integrasinya ke dalam pola makan sehat dapat memberikan manfaat perlindungan dan peningkatan untuk kesehatan otak dan fungsi kognitif.
Tips Memaksimalkan Efek Positif Buah Lycium barbarum
Untuk mengoptimalkan potensi manfaat kesehatan dari buah yang kaya nutrisi ini, perlu diperhatikan beberapa aspek penting terkait konsumsi dan penyimpanan.
Tip 1: Perhatikan Kualitas Produk
Pilih buah yang berwarna cerah, teksturnya kenyal, dan tidak menunjukkan tanda-tanda kerusakan atau jamur. Sumber yang terpercaya dan memiliki reputasi baik menjadi jaminan kualitas.
Tip 2: Konsumsi dalam Jumlah Moderat
Umumnya, 15-30 gram buah kering per hari dianggap aman dan efektif. Jumlah ini dapat disesuaikan berdasarkan kebutuhan individu dan saran dari profesional kesehatan.
Tip 3: Kombinasikan dengan Pola Makan Seimbang
Integrasikan buah ini sebagai bagian dari pola makan yang kaya akan buah-buahan, sayuran, biji-bijian, dan protein tanpa lemak. Ini akan memaksimalkan asupan nutrisi dan efek positifnya.
Tip 4: Perhatikan Interaksi dengan Obat-obatan
Individu yang sedang mengonsumsi obat pengencer darah, obat diabetes, atau obat tekanan darah tinggi sebaiknya berkonsultasi dengan dokter sebelum mengonsumsi buah ini secara rutin.
Tip 5: Simpan dengan Benar
Simpan buah kering di tempat yang sejuk, kering, dan terlindung dari cahaya matahari langsung. Wadah kedap udara akan membantu menjaga kesegaran dan kualitasnya.
Tip 6: Variasikan Cara Konsumsi
Nikmati buah ini sebagai camilan langsung, tambahkan ke oatmeal, yogurt, salad, atau gunakan sebagai bahan dalam smoothie dan jus. Variasi akan membuat konsumsi lebih menyenangkan dan berkelanjutan.
Dengan mengikuti tips ini, individu dapat memaksimalkan potensi manfaat kesehatan dari buah yang dikenal karena kandungan nutrisinya yang kaya, sambil tetap berhati-hati dan memperhatikan kondisi kesehatan pribadi.
Bukti Ilmiah dan Studi Kasus
Penelitian mengenai efek konsumsi buah dari spesies Lycium barbarum pada kesehatan manusia terus berkembang. Sejumlah studi telah meneliti pengaruhnya terhadap berbagai aspek fisiologis, mulai dari sistem kekebalan tubuh hingga fungsi kognitif. Hasil yang diperoleh menunjukkan potensi signifikan, meskipun interpretasi yang hati-hati dan evaluasi metodologis sangat diperlukan.
Salah satu studi penting, dipublikasikan dalam Journal of the American College of Nutrition, meneliti dampak suplementasi buah kering terhadap tingkat energi dan kinerja atletik. Peserta yang mengonsumsi ekstrak buah secara teratur selama periode tiga minggu menunjukkan peningkatan signifikan dalam stamina dan pengurangan kelelahan dibandingkan dengan kelompok kontrol. Studi ini menggunakan desain double-blind, placebo-controlled, yang memperkuat validitas hasilnya. Namun, ukuran sampel yang relatif kecil menjadi batasan yang perlu dipertimbangkan.
Sebaliknya, beberapa studi lain menghasilkan hasil yang kurang konklusif. Sebuah tinjauan sistematis yang diterbitkan dalam Cochrane Database of Systematic Reviews menganalisis sejumlah uji klinis terkontrol secara acak dan menemukan bukti yang terbatas untuk mendukung klaim manfaat kesehatan yang luas. Para peneliti menekankan kebutuhan akan studi yang lebih besar, lebih lama, dan dirancang dengan lebih baik untuk mengkonfirmasi efek positif yang dilaporkan. Variasi dalam dosis, durasi intervensi, dan populasi studi juga berkontribusi pada ketidakpastian dalam interpretasi hasil.
Penting untuk mendekati bukti ilmiah yang tersedia dengan sikap kritis dan mempertimbangkan semua aspek desain studi, ukuran sampel, dan potensi bias. Sementara hasil awal menjanjikan, penelitian lebih lanjut diperlukan untuk sepenuhnya memahami mekanisme kerja dan efektivitas buah ini dalam meningkatkan kesehatan manusia. Konsultasi dengan profesional kesehatan selalu disarankan sebelum membuat perubahan signifikan pada pola makan atau rejimen suplemen.