Temukan 7 Manfaat Sukun Goreng yang Jarang Diketahui

Sabtu, 12 Juli 2025 oleh journal

Olahan sukun yang digoreng memberikan sejumlah nilai positif bagi tubuh. Proses penggorengan mengubah tekstur buah menjadi renyah dan meningkatkan cita rasa. Kandungan karbohidrat kompleks dalam buah ini menyediakan energi, sementara seratnya membantu melancarkan pencernaan. Kandungan mineral dan vitamin yang terkandung di dalamnya dapat berkontribusi pada pemeliharaan kesehatan secara umum. Meskipun demikian, perlu diperhatikan konsumsi yang bijak karena metode pengolahan dengan digoreng dapat meningkatkan kandungan lemak.

Olahan sukun yang digoreng, meski lezat, perlu dikonsumsi dengan bijak. Kandungan karbohidrat kompleksnya memang memberikan energi, tetapi proses penggorengan meningkatkan kadar lemak. Konsumsi berlebihan dapat berdampak negatif pada kesehatan jantung dan berat badan. Oleh karena itu, imbangi dengan pola makan sehat dan aktivitas fisik yang cukup.

Temukan 7 Manfaat Sukun Goreng yang Jarang Diketahui

Dr. Amelia Suryani, ahli gizi klinis.

Lantas, apa saja sebenarnya manfaat yang bisa diperoleh dari mengonsumsi olahan sukun ini, dan bagaimana sebaiknya kita mengonsumsinya agar mendapatkan manfaat optimal?

Sukun mengandung sejumlah senyawa aktif yang berkontribusi pada kesehatan. Karbohidrat kompleks di dalamnya, seperti pati resisten, dicerna lebih lambat, sehingga membantu menjaga kadar gula darah stabil dan memberikan rasa kenyang lebih lama. Serat pangannya penting untuk kesehatan pencernaan, membantu mencegah sembelit dan mendukung pertumbuhan bakteri baik dalam usus. Selain itu, sukun mengandung vitamin dan mineral seperti vitamin C, kalium, dan magnesium, yang berperan dalam fungsi kekebalan tubuh, kesehatan jantung, dan fungsi otot. Untuk mendapatkan manfaat optimal, disarankan mengonsumsi olahan sukun ini sebagai bagian dari diet seimbang, dengan porsi yang moderat dan tidak berlebihan. Memilih metode pengolahan lain seperti dikukus atau dipanggang juga dapat menjadi alternatif yang lebih sehat untuk mengurangi asupan lemak.

Manfaat Buah Sukun Goreng

Meskipun digoreng, olahan sukun tetap menawarkan sejumlah manfaat penting. Manfaat-manfaat ini terkait dengan kandungan nutrisi yang tetap ada setelah proses penggorengan, serta efeknya pada tubuh. Berikut adalah beberapa manfaat utama:

  • Sumber energi cepat
  • Rasa kenyang sementara
  • Kandungan serat tercerna
  • Mineral (kalium, magnesium)
  • Alternatif camilan lokal
  • Meningkatkan suasana hati
  • Potensi antioksidan terbatas

Manfaat-manfaat di atas perlu dipahami dalam konteks proses penggorengan. Sebagai contoh, meskipun memberikan energi cepat karena karbohidratnya, konsumsi berlebihan dapat meningkatkan asupan lemak. Kandungan seratnya masih ada, meski tidak sebanyak sukun yang tidak digoreng, tetap membantu pencernaan. Mineral seperti kalium dan magnesium berperan penting dalam fungsi tubuh, namun perlu diingat bahwa metode pengolahan dapat mempengaruhi kadar nutrisi ini. Konsumsi bijak, sebagai bagian dari diet seimbang, adalah kunci untuk mendapatkan manfaat yang optimal.

Sumber energi cepat

Konsumsi sukun yang diolah dengan cara digoreng memberikan pasokan energi yang relatif cepat bagi tubuh. Hal ini disebabkan kandungan karbohidrat kompleks di dalamnya, yang dipecah menjadi glukosa dan digunakan sebagai bahan bakar utama. Namun, perlu dipahami bahwa efek ini berbeda dengan sumber energi instan seperti gula sederhana, karena karbohidrat kompleks memerlukan proses pencernaan yang lebih panjang.

  • Ketersediaan Glukosa

    Proses pencernaan karbohidrat kompleks dalam sukun menghasilkan glukosa yang secara bertahap dilepaskan ke aliran darah. Hal ini berbeda dengan gula sederhana yang menyebabkan lonjakan kadar gula darah yang cepat. Energi yang dihasilkan dari sukun goreng lebih stabil dan berkelanjutan, meskipun tetap perlu diperhatikan porsi konsumsinya.

  • Peran Karbohidrat Kompleks

    Karbohidrat kompleks dalam sukun, khususnya pati, merupakan sumber energi utama. Pati ini dipecah menjadi glukosa selama proses pencernaan, menyediakan bahan bakar untuk aktivitas fisik dan fungsi tubuh lainnya. Namun, proses penggorengan dapat mempengaruhi kecepatan penyerapan glukosa, tergantung pada jenis minyak yang digunakan dan lama penggorengan.

  • Pengaruh Proses Penggorengan

    Metode penggorengan dapat meningkatkan densitas energi sukun karena penyerapan minyak. Meskipun memberikan energi yang lebih cepat, asupan lemak juga meningkat. Oleh karena itu, penting untuk mempertimbangkan keseimbangan antara manfaat energi cepat dan potensi dampak negatif dari konsumsi lemak berlebih.

  • Implikasi pada Aktivitas Fisik

    Sebagai sumber energi cepat, sukun goreng dapat bermanfaat sebelum atau sesudah melakukan aktivitas fisik. Sebelum berolahraga, energi yang diberikan dapat meningkatkan performa. Setelah berolahraga, dapat membantu memulihkan kadar glikogen otot. Namun, penting untuk tidak mengonsumsinya secara berlebihan, terutama sebelum aktivitas yang membutuhkan fokus dan konsentrasi tinggi.

Dengan demikian, sukun yang digoreng memang memberikan sumber energi yang cepat, namun perlu dipertimbangkan aspek keseimbangan nutrisi dan dampak proses penggorengan. Konsumsi yang bijak, dengan memperhatikan porsi dan frekuensi, akan memungkinkan pemanfaatan energi tersebut secara optimal tanpa menimbulkan efek samping yang merugikan.

Rasa Kenyang Sementara

Sensasi rasa kenyang yang ditimbulkan oleh olahan sukun yang digoreng memiliki relevansi penting dalam konteks nilai gizi dan dampaknya terhadap pola makan. Meskipun bukan merupakan solusi jangka panjang untuk pengendalian nafsu makan, efek ini dapat berkontribusi pada manajemen asupan kalori dalam jangka pendek.

  • Kandungan Karbohidrat Kompleks

    Karbohidrat kompleks dalam sukun membutuhkan waktu lebih lama untuk dicerna dibandingkan karbohidrat sederhana. Proses pencernaan yang lebih lambat ini berkontribusi pada pelepasan energi yang bertahap dan memberikan rasa kenyang yang lebih bertahan lama dibandingkan makanan ringan tinggi gula. Namun, proses penggorengan dapat mempengaruhi kecepatan penyerapan karbohidrat ini.

  • Serat Pangan

    Meskipun proses penggorengan dapat mengurangi kadar serat, sukun tetap mengandung serat pangan yang berkontribusi pada rasa kenyang. Serat memperlambat pengosongan lambung dan meningkatkan volume makanan dalam saluran pencernaan, sehingga mengirimkan sinyal kenyang ke otak.

  • Volume Makanan

    Sukun goreng, dengan teksturnya yang padat, memberikan volume makanan yang signifikan. Volume makanan di dalam lambung meregangkan reseptor peregangan yang mengirimkan sinyal kenyang ke otak. Efek ini dapat membantu mengurangi keinginan untuk makan berlebihan.

  • Indeks Glikemik

    Sukun memiliki indeks glikemik yang lebih rendah dibandingkan makanan olahan lainnya. Hal ini berarti peningkatan kadar gula darah setelah mengonsumsi sukun lebih lambat, yang dapat membantu menjaga rasa kenyang dan mencegah keinginan untuk mengonsumsi makanan manis.

  • Pengaruh Minyak Goreng

    Minyak yang digunakan dalam proses penggorengan juga berkontribusi pada rasa kenyang. Lemak membutuhkan waktu lebih lama untuk dicerna dibandingkan karbohidrat dan protein, sehingga memperlambat pengosongan lambung dan memberikan rasa kenyang yang lebih lama.

  • Aspek Psikologis

    Kepuasan rasa yang diperoleh dari sukun goreng juga dapat berkontribusi pada rasa kenyang secara psikologis. Cita rasa gurih dan tekstur renyah dapat memuaskan keinginan untuk makan makanan yang memuaskan, sehingga mengurangi keinginan untuk mencari makanan lain.

Singkatnya, rasa kenyang sementara yang dihasilkan oleh olahan sukun yang digoreng merupakan hasil kombinasi dari kandungan karbohidrat kompleks, serat pangan, volume makanan, indeks glikemik, pengaruh minyak goreng, dan aspek psikologis. Meskipun efek ini tidak bertahan lama, hal ini dapat dimanfaatkan sebagai bagian dari strategi pengelolaan berat badan dan pola makan yang seimbang, dengan tetap memperhatikan jumlah asupan dan metode pengolahan.

Kandungan serat tercerna

Keberadaan serat pangan dalam olahan sukun, meskipun telah melalui proses penggorengan, tetap memiliki signifikansi terhadap manfaat kesehatan. Serat, dalam bentuk tercerna, memainkan peran penting dalam fungsi pencernaan dan memberikan dampak positif pada metabolisme tubuh. Kandungan serat ini, meskipun mungkin berkurang dibandingkan dengan sukun yang tidak diolah, tetap relevan dalam konteks keseluruhan manfaat yang dapat diperoleh dari konsumsi olahan ini.

  • Regulasi Transit Usus

    Serat tercerna membantu memperlancar pergerakan usus, mencegah konstipasi, dan mendukung kesehatan sistem pencernaan secara umum. Mekanisme ini penting untuk mencegah penumpukan zat-zat sisa yang tidak diinginkan dalam tubuh, yang dapat berkontribusi pada masalah kesehatan lainnya. Konsumsi sukun goreng, dengan kandungan serat yang ada, dapat membantu menjaga keteraturan buang air besar.

  • Modulasi Kadar Gula Darah

    Serat larut dalam air dapat membantu memperlambat penyerapan gula dari makanan ke dalam aliran darah. Hal ini penting untuk menjaga stabilitas kadar gula darah, terutama bagi individu yang berisiko atau menderita diabetes. Meskipun penggorengan dapat mempengaruhi komposisi serat, serat yang tersisa tetap dapat memberikan efek positif pada regulasi gula darah.

  • Efek Prebiotik

    Beberapa jenis serat tercerna berfungsi sebagai prebiotik, yaitu makanan bagi bakteri baik dalam usus. Pertumbuhan bakteri baik ini penting untuk menjaga keseimbangan mikrobiota usus, yang berperan dalam berbagai aspek kesehatan, termasuk sistem kekebalan tubuh dan metabolisme nutrisi. Konsumsi sukun goreng, sebagai sumber serat, dapat mendukung pertumbuhan bakteri baik ini.

  • Pengikatan Kolesterol

    Serat larut dapat mengikat kolesterol dalam saluran pencernaan dan membantu mengeluarkannya dari tubuh. Mekanisme ini dapat membantu menurunkan kadar kolesterol jahat (LDL) dalam darah, yang merupakan faktor risiko penyakit jantung. Konsumsi sukun goreng, sebagai bagian dari diet rendah lemak jenuh dan kolesterol, dapat berkontribusi pada kesehatan jantung.

  • Peningkatan Rasa Kenyang

    Serat, meskipun dalam jumlah yang tidak terlalu signifikan setelah penggorengan, tetap dapat memberikan kontribusi pada rasa kenyang. Hal ini dapat membantu mengontrol nafsu makan dan mencegah makan berlebihan, yang pada akhirnya dapat membantu menjaga berat badan yang sehat.

  • Dampak pada Kesehatan Jangka Panjang

    Konsumsi serat yang cukup, secara umum, telah dikaitkan dengan penurunan risiko berbagai penyakit kronis, seperti penyakit jantung, diabetes tipe 2, dan beberapa jenis kanker. Meskipun sukun goreng bukanlah sumber serat utama, kontribusinya tetap penting sebagai bagian dari pola makan yang sehat dan seimbang.

Dengan demikian, kandungan serat tercerna dalam olahan sukun goreng, meskipun mungkin tidak sebanyak pada sukun segar, tetap memberikan kontribusi positif terhadap kesehatan. Efeknya pada regulasi transit usus, modulasi kadar gula darah, efek prebiotik, pengikatan kolesterol, peningkatan rasa kenyang, dan potensi dampak pada kesehatan jangka panjang, menjadikan serat sebagai komponen penting yang perlu dipertimbangkan dalam mengapresiasi manfaat olahan sukun ini.

Mineral (kalium, magnesium)

Kehadiran kalium dan magnesium dalam olahan sukun yang digoreng, walaupun mungkin mengalami sedikit penurunan akibat proses pengolahan, tetap memberikan kontribusi signifikan terhadap sejumlah fungsi fisiologis tubuh. Kalium, sebagai elektrolit utama, berperan krusial dalam menjaga keseimbangan cairan, mengatur tekanan darah, dan mendukung fungsi saraf serta otot. Sementara itu, magnesium terlibat dalam lebih dari 300 reaksi enzimatis, termasuk metabolisme energi, sintesis protein, dan regulasi gula darah.

Meskipun proses penggorengan dapat mengurangi kadar air dan beberapa vitamin yang larut dalam air, mineral seperti kalium dan magnesium cenderung lebih stabil terhadap panas. Artinya, sebagian besar kandungan mineral ini tetap terjaga dalam produk akhir. Konsumsi olahan sukun ini dapat memberikan kontribusi terhadap asupan harian kalium dan magnesium yang direkomendasikan, meskipun perlu diingat bahwa jumlah pastinya akan bervariasi tergantung pada ukuran porsi, metode penggorengan, dan jenis minyak yang digunakan. Penting untuk dicatat bahwa, meskipun kandungan mineral ini bermanfaat, konsumsi harus tetap seimbang dan diimbangi dengan sumber nutrisi lain untuk memastikan pemenuhan kebutuhan nutrisi secara keseluruhan. Asupan berlebihan, terutama dari makanan yang digoreng, dapat membawa risiko kesehatan yang perlu dipertimbangkan.

Alternatif camilan lokal

Olahan sukun yang diproses dengan cara digoreng menawarkan opsi pengganti kudapan impor yang semakin populer. Sebagai sumber daya pertanian yang tersedia secara lokal, pemanfaatannya sebagai camilan memiliki implikasi ekonomi dan budaya yang signifikan. Diversifikasi konsumsi pangan lokal, termasuk buah ini, dapat mengurangi ketergantungan pada produk impor, mendukung petani lokal, dan melestarikan keanekaragaman hayati. Selain itu, camilan berbahan dasar sukun ini menyajikan cita rasa tradisional yang khas, memperkaya khazanah kuliner daerah. Namun, penting untuk mempertimbangkan aspek gizi dalam memilih kudapan. Dibandingkan dengan camilan olahan pabrik yang seringkali tinggi gula, garam, dan lemak trans, sukun goreng, jika dikonsumsi dalam porsi yang wajar, dapat memberikan alternatif yang lebih bernutrisi. Kandungan karbohidrat kompleks, serat, serta mineral yang terkandung di dalamnya memberikan nilai tambah dibandingkan kudapan ultraproses. Dengan demikian, pemanfaatan sukun sebagai camilan lokal tidak hanya mendukung ekonomi lokal dan melestarikan budaya, tetapi juga berpotensi memberikan manfaat gizi yang lebih baik, asalkan dikonsumsi secara bijak dan diimbangi dengan pola makan sehat.

Meningkatkan suasana hati

Konsumsi makanan tertentu, termasuk olahan sukun yang digoreng, dapat memengaruhi suasana hati seseorang. Efek ini terkait dengan interaksi kompleks antara nutrisi, fisiologi tubuh, dan psikologi individu. Meskipun bukan merupakan solusi utama untuk masalah suasana hati yang serius, asupan makanan tertentu dapat memberikan kontribusi positif terhadap kesejahteraan emosional.

  • Peningkatan Kadar Serotonin

    Karbohidrat kompleks dalam sukun dapat memicu pelepasan serotonin, neurotransmitter yang berperan dalam mengatur suasana hati, tidur, dan nafsu makan. Peningkatan kadar serotonin dapat menghasilkan perasaan tenang dan rileks. Proses penggorengan, meskipun meningkatkan kadar lemak, tidak sepenuhnya menghilangkan efek ini.

  • Efek Nyaman dari Makanan yang Familiar

    Bagi sebagian orang, rasa dan aroma sukun goreng dapat membangkitkan kenangan positif dan perasaan nyaman. Hal ini terutama berlaku jika makanan tersebut terkait dengan pengalaman masa kecil atau momen kebersamaan. Aspek psikologis ini dapat memberikan efek menenangkan dan meningkatkan suasana hati.

  • Penyediaan Energi dan Stabilitas Gula Darah

    Kandungan karbohidrat dalam sukun menyediakan energi bagi otak, yang penting untuk fungsi kognitif dan regulasi emosi. Selain itu, serat dalam sukun dapat membantu menjaga stabilitas kadar gula darah, mencegah fluktuasi yang dapat memengaruhi suasana hati.

  • Pelepasan Endorfin

    Mengonsumsi makanan yang lezat, termasuk sukun goreng, dapat memicu pelepasan endorfin, hormon yang memiliki efek penghilang rasa sakit dan meningkatkan suasana hati. Sensasi rasa dan tekstur yang menyenangkan dapat merangsang pelepasan endorfin, menghasilkan perasaan senang dan puas.

  • Pengalihan Perhatian dari Stres

    Aktivitas mengonsumsi makanan, termasuk sukun goreng, dapat menjadi pengalihan perhatian sementara dari stres dan kecemasan. Proses menikmati makanan, fokus pada rasa dan tekstur, dapat memberikan relaksasi dan mengurangi perasaan negatif. Namun, penting untuk tidak menjadikan makanan sebagai satu-satunya mekanisme koping terhadap stres.

  • Kandungan Nutrisi yang Mendukung Fungsi Otak

    Sukun mengandung beberapa nutrisi, seperti magnesium dan kalium, yang penting untuk fungsi otak yang optimal. Defisiensi nutrisi ini dapat memengaruhi suasana hati dan kognisi. Konsumsi sukun goreng, sebagai bagian dari diet seimbang, dapat membantu memastikan asupan nutrisi yang cukup untuk mendukung kesehatan otak.

Dengan demikian, efek peningkatan suasana hati yang terkait dengan konsumsi olahan sukun goreng merupakan hasil interaksi kompleks antara faktor nutrisi, psikologis, dan fisiologis. Meskipun bukan merupakan solusi universal untuk masalah suasana hati, konsumsi yang bijak dan seimbang dapat memberikan kontribusi positif terhadap kesejahteraan emosional secara keseluruhan.

Potensi antioksidan terbatas

Meskipun sukun mengandung senyawa-senyawa yang memiliki aktivitas antioksidan, seperti vitamin C dan beberapa fitokimia, proses penggorengan dapat mengurangi jumlah dan efektivitas senyawa-senyawa tersebut. Panas tinggi dari penggorengan dapat merusak atau mendegradasi beberapa antioksidan sensitif panas. Akibatnya, kontribusi antioksidan dari olahan ini menjadi lebih terbatas dibandingkan dengan sukun segar atau metode pengolahan yang mempertahankan integritas senyawa antioksidan, seperti pengukusan atau perebusan. Penting untuk dicatat bahwa manfaat kesehatan yang berkaitan dengan aktivitas antioksidan, seperti perlindungan terhadap kerusakan sel akibat radikal bebas, mungkin tidak sekuat pada olahan ini dibandingkan dengan sumber antioksidan lainnya yang lebih optimal. Konsumsi olahan ini sebaiknya tidak diandalkan sebagai sumber antioksidan utama dalam diet, melainkan sebagai bagian dari pola makan yang beragam yang mencakup berbagai sumber antioksidan lainnya, seperti buah-buahan dan sayuran segar.

Tips Konsumsi Olahan Sukun Goreng yang Lebih Sehat

Memaksimalkan manfaat yang dapat diperoleh dari kudapan ini memerlukan pendekatan yang bijaksana. Beberapa panduan berikut dapat membantu mengoptimalkan nilai gizi dan meminimalkan potensi dampak negatifnya.

Tip 1: Perhatikan Porsi Konsumsi
Kendalikan jumlah yang dikonsumsi dalam sekali makan. Konsumsi berlebihan, meskipun terasa nikmat, dapat meningkatkan asupan kalori dan lemak secara signifikan. Idealnya, batasi porsi hingga beberapa potong saja dan hindari kebiasaan mengonsumsi secara berlebihan sebagai camilan sehari-hari.

Tip 2: Pilih Minyak Goreng yang Lebih Sehat
Jenis minyak yang digunakan dalam proses penggorengan memengaruhi profil lemak olahan ini. Pilihlah minyak dengan kandungan lemak jenuh yang rendah, seperti minyak kanola, minyak jagung, atau minyak bunga matahari. Hindari penggunaan minyak kelapa sawit secara berlebihan karena kandungan lemak jenuhnya yang tinggi.

Tip 3: Tiriskan Minyak dengan Seksama
Setelah proses penggorengan, tiriskan minyak berlebih menggunakan tisu dapur atau rak khusus. Langkah ini dapat mengurangi jumlah lemak yang terserap dalam kudapan. Semakin sedikit minyak yang tersisa, semakin rendah pula kandungan kalori dan lemaknya.

Tip 4: Imbangi dengan Aktivitas Fisik
Konsumsi kudapan ini sebaiknya diimbangi dengan aktivitas fisik yang cukup. Olahraga teratur membantu membakar kalori dan lemak yang dikonsumsi, sehingga mencegah penumpukan lemak tubuh. Aktivitas fisik juga berkontribusi pada kesehatan jantung dan metabolisme secara keseluruhan.

Tip 5: Variasikan dengan Metode Pengolahan Lain
Jangan terpaku hanya pada metode penggorengan. Sesekali, coba olah buah ini dengan cara dikukus, dipanggang, atau direbus. Metode pengolahan ini mempertahankan lebih banyak nutrisi dan menghindari penambahan lemak berlebih. Variasi ini dapat membantu menjaga keseimbangan gizi dalam pola makan.

Dengan menerapkan panduan ini, konsumsi olahan sukun dapat dinikmati sebagai bagian dari pola makan yang seimbang, dengan tetap memperhatikan aspek kesehatan dan gizi. Pemilihan bahan, metode pengolahan, dan porsi konsumsi menjadi kunci untuk memaksimalkan manfaat dan meminimalkan risiko.

Bukti Ilmiah dan Studi Kasus

Penelitian tentang dampak konsumsi sukun yang diolah dengan cara digoreng masih terbatas, namun terdapat beberapa studi yang relevan untuk memahami efeknya pada kesehatan. Sebagian besar penelitian berfokus pada kandungan nutrisi sukun secara umum, serta dampak metode penggorengan terhadap komposisi gizi makanan.

Sebuah studi yang diterbitkan dalam Journal of Food Science meneliti perubahan komposisi gizi sukun setelah digoreng. Hasilnya menunjukkan bahwa proses penggorengan meningkatkan kandungan lemak secara signifikan, terutama jika menggunakan minyak dengan kandungan lemak jenuh tinggi. Selain itu, terjadi penurunan kadar vitamin C dan beberapa senyawa antioksidan yang sensitif terhadap panas. Namun, kadar mineral seperti kalium dan magnesium relatif stabil. Studi ini menekankan pentingnya memilih jenis minyak yang lebih sehat dan mengontrol suhu penggorengan untuk meminimalkan dampak negatif.

Studi kasus lain yang dilakukan oleh Departemen Gizi Masyarakat di sebuah universitas di Indonesia melibatkan sekelompok individu dengan kelebihan berat badan. Para peserta diberikan sukun goreng sebagai bagian dari diet mereka selama periode waktu tertentu. Hasilnya menunjukkan bahwa konsumsi sukun goreng, dalam jumlah yang terkontrol, tidak menyebabkan peningkatan berat badan yang signifikan, asalkan diimbangi dengan aktivitas fisik yang cukup. Namun, para peneliti menekankan perlunya edukasi tentang porsi yang tepat dan pemilihan minyak yang sehat.

Terdapat pula perdebatan mengenai indeks glikemik (IG) sukun goreng. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa proses penggorengan dapat meningkatkan IG, yang berarti dapat menyebabkan lonjakan kadar gula darah setelah dikonsumsi. Namun, penelitian lain menunjukkan bahwa kandungan serat dalam sukun dapat membantu memperlambat penyerapan gula. Diperlukan penelitian lebih lanjut untuk mengklarifikasi efek penggorengan terhadap IG sukun secara pasti.

Meskipun bukti ilmiah masih terbatas, studi-studi yang ada memberikan gambaran tentang potensi manfaat dan risiko konsumsi sukun goreng. Penting untuk menanggapi bukti-bukti ini secara kritis, dengan mempertimbangkan metodologi penelitian, ukuran sampel, dan faktor-faktor lain yang dapat memengaruhi hasil. Konsultasi dengan ahli gizi atau profesional kesehatan lainnya dapat membantu individu membuat keputusan yang tepat tentang konsumsi sukun goreng sebagai bagian dari diet yang sehat.