Temukan 7 Manfaat Buah Langsat yang Wajib Kamu Intip!
Kamis, 24 Juli 2025 oleh journal
Kandungan nutrisi pada tanaman bernama latin Lansium parasiticum ini memberikan berbagai dampak positif bagi kesehatan. Konsumsi daging buahnya dapat membantu meningkatkan daya tahan tubuh, melancarkan pencernaan, serta berpotensi menjaga kesehatan kulit. Selain itu, beberapa senyawa yang terkandung di dalamnya diyakini memiliki sifat antioksidan dan anti-inflamasi yang bermanfaat bagi tubuh.
"Buah langsat, meskipun seringkali dianggap buah musiman biasa, menyimpan potensi kesehatan yang cukup signifikan. Kandungan nutrisinya, terutama serat dan antioksidan, menjadikannya pilihan yang baik untuk mendukung kesehatan pencernaan dan sistem imun," ujar Dr. Amelia Wijaya, seorang ahli gizi klinis.
- Dr. Amelia Wijaya, Ahli Gizi Klinis.
Penelitian menunjukkan bahwa senyawa aktif seperti lansiumin A dan B yang ditemukan dalam buah ini berperan penting dalam memberikan dampak positif tersebut.
Senyawa-senyawa ini memiliki sifat antioksidan yang membantu melindungi sel-sel tubuh dari kerusakan akibat radikal bebas. Selain itu, kandungan serat yang tinggi dalam daging buahnya berkontribusi pada kesehatan pencernaan dengan melancarkan pergerakan usus dan mencegah sembelit. Beberapa studi juga mengindikasikan potensi efek anti-inflamasi dari senyawa dalam buah tersebut, meskipun penelitian lebih lanjut masih diperlukan untuk mengkonfirmasi manfaat ini secara penuh. Sebagai bagian dari diet seimbang, konsumsi buah ini dalam jumlah moderat, sekitar 100-200 gram per hari, dapat menjadi tambahan yang bermanfaat bagi kesehatan.
Manfaat Buah Langsat
Buah langsat, Lansium parasiticum, menawarkan beragam manfaat kesehatan yang signifikan. Berikut adalah tujuh manfaat utama yang perlu diperhatikan:
- Imunitas meningkat
- Pencernaan lancar
- Kulit sehat
- Antioksidan kuat
- Anti-inflamasi
- Gula darah stabil
- Energi tambahan
Manfaat-manfaat tersebut saling terkait dan berkontribusi pada kesehatan secara menyeluruh. Sebagai contoh, kandungan serat yang melancarkan pencernaan juga membantu mengontrol kadar gula darah, mencegah lonjakan yang dapat memicu berbagai masalah kesehatan. Sifat antioksidan melindungi sel dari kerusakan, mengurangi risiko penyakit kronis. Integrasi buah ini ke dalam pola makan seimbang dapat menjadi langkah proaktif dalam menjaga kesehatan.
Imunitas Meningkat
Peningkatan imunitas merupakan salah satu aspek krusial dari dampak positif yang dihasilkan konsumsi buah Lansium parasiticum. Sistem imun yang kuat esensial dalam melawan infeksi dan penyakit. Buah ini berkontribusi dalam memperkuat pertahanan alami tubuh melalui berbagai mekanisme.
- Kandungan Vitamin C
Vitamin C, yang terdapat dalam buah ini, dikenal sebagai imunomodulator yang efektif. Vitamin ini merangsang produksi sel darah putih, terutama limfosit dan fagosit, yang berperan penting dalam mengidentifikasi dan menghancurkan patogen. Asupan vitamin C yang cukup dapat mempersingkat durasi dan mengurangi tingkat keparahan infeksi saluran pernapasan.
- Senyawa Antioksidan
Buah ini mengandung berbagai senyawa antioksidan, seperti flavonoid dan asam fenolik. Antioksidan menetralkan radikal bebas, molekul tidak stabil yang dapat merusak sel-sel imun dan melemahkan sistem pertahanan tubuh. Dengan mengurangi stres oksidatif, senyawa-senyawa ini membantu menjaga integritas dan fungsi sel imun.
- Efek Anti-Inflamasi
Peradangan kronis dapat menekan sistem imun. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa senyawa dalam buah ini memiliki sifat anti-inflamasi yang dapat membantu mengurangi peradangan dalam tubuh. Dengan meredakan peradangan, sistem imun dapat berfungsi lebih optimal dalam merespon ancaman infeksi.
- Sumber Serat
Serat, meskipun tidak secara langsung meningkatkan imunitas, berperan penting dalam menjaga kesehatan mikrobiota usus. Mikrobiota usus yang seimbang berkontribusi pada sistem imun yang kuat, karena sebagian besar sel imun terletak di saluran pencernaan. Serat mempromosikan pertumbuhan bakteri baik yang mendukung fungsi imun.
- Mineral Esensial
Buah ini mengandung mineral seperti seng dan selenium, meskipun dalam jumlah kecil. Seng penting untuk perkembangan dan fungsi sel imun, sementara selenium berperan sebagai antioksidan dan mendukung fungsi kelenjar tiroid, yang juga mempengaruhi sistem imun. Kekurangan mineral ini dapat melemahkan sistem imun.
Kombinasi vitamin, mineral, antioksidan, dan serat dalam buah Lansium parasiticum berkontribusi secara sinergis dalam memperkuat sistem imun. Konsumsi buah ini sebagai bagian dari diet seimbang dapat membantu meningkatkan daya tahan tubuh terhadap berbagai penyakit infeksi dan menjaga kesehatan secara keseluruhan. Penting untuk diingat bahwa manfaat ini diperoleh melalui konsumsi teratur dan dalam jumlah yang wajar.
Pencernaan Lancar
Keterkaitan antara konsumsi buah Lansium parasiticum dengan kelancaran sistem pencernaan terletak pada komposisi nutrisinya yang mendukung fungsi optimal saluran gastrointestinal. Efek positif ini didorong oleh beberapa faktor kunci, termasuk kandungan serat, sifat prebiotik potensial, dan dampak anti-inflamasi ringan pada usus.
Kandungan serat yang signifikan dalam daging buah berperan sebagai bulk-forming agent. Serat menyerap air di dalam saluran pencernaan, meningkatkan volume feses dan merangsang peristaltik, yaitu kontraksi otot-otot usus yang mendorong makanan melalui sistem pencernaan. Proses ini membantu mencegah konstipasi atau sembelit, suatu kondisi di mana feses menjadi keras dan sulit dikeluarkan.
Selain itu, serat bertindak sebagai prebiotik, yaitu makanan bagi bakteri baik (probiotik) yang hidup di usus. Pertumbuhan bakteri baik yang didukung oleh serat ini menciptakan lingkungan usus yang seimbang, yang penting untuk pencernaan yang efisien dan penyerapan nutrisi. Mikrobiota usus yang sehat juga berkontribusi pada sistem kekebalan tubuh yang kuat.
Beberapa penelitian awal mengindikasikan bahwa senyawa tertentu yang terdapat dalam buah Lansium parasiticum mungkin memiliki sifat anti-inflamasi ringan pada usus. Peradangan kronis pada usus dapat mengganggu proses pencernaan dan menyebabkan berbagai masalah gastrointestinal. Dengan mengurangi peradangan, senyawa-senyawa ini berpotensi meningkatkan fungsi pencernaan secara keseluruhan.
Oleh karena itu, konsumsi buah ini, sebagai bagian dari diet seimbang yang kaya serat, dapat berkontribusi pada kelancaran sistem pencernaan, mencegah konstipasi, mendukung pertumbuhan bakteri baik di usus, dan berpotensi mengurangi peradangan ringan pada usus. Efek-efek ini bekerja secara sinergis untuk menjaga kesehatan sistem pencernaan secara keseluruhan.
Kulit Sehat
Kondisi kulit yang optimal bukan hanya sekadar estetika, melainkan cerminan kesehatan internal tubuh. Keterkaitan antara konsumsi Lansium parasiticum dan kesehatan kulit terletak pada kandungan nutrisi dan senyawa bioaktif yang berkontribusi pada pemeliharaan integritas dan fungsi kulit.
- Antioksidan Pencegah Kerusakan Sel
Paparan radikal bebas dari lingkungan, seperti polusi dan radiasi UV, dapat memicu kerusakan sel-sel kulit, menyebabkan penuaan dini, kerutan, dan hiperpigmentasi. Kandungan antioksidan, seperti vitamin C dan senyawa fenolik, dalam buah ini membantu menetralkan radikal bebas, melindungi sel-sel kulit dari kerusakan oksidatif. Dengan demikian, konsumsi buah ini dapat membantu menjaga elastisitas dan tampilan kulit yang lebih muda.
- Vitamin C Kolagen Booster
Kolagen adalah protein struktural utama yang memberikan kekuatan dan elastisitas pada kulit. Produksi kolagen alami tubuh cenderung menurun seiring bertambahnya usia. Vitamin C berperan penting dalam sintesis kolagen. Asupan vitamin C yang cukup dari buah ini dapat membantu meningkatkan produksi kolagen, menjaga kekencangan dan mengurangi munculnya kerutan pada kulit.
- Hidrasi Alami dari Kandungan Air
Kulit yang terhidrasi dengan baik tampak lebih segar, kenyal, dan bercahaya. Daging buah Lansium parasiticum mengandung kadar air yang cukup tinggi, yang berkontribusi pada hidrasi kulit dari dalam. Konsumsi buah ini dapat membantu menjaga kelembapan kulit, mencegah kekeringan dan kulit bersisik.
- Efek Anti-Inflamasi Meredakan Iritasi
Peradangan pada kulit dapat memicu berbagai masalah, seperti jerawat, eksim, dan rosacea. Senyawa anti-inflamasi yang terdapat dalam buah ini berpotensi membantu meredakan peradangan pada kulit, mengurangi kemerahan, dan mempercepat penyembuhan luka. Meskipun demikian, penelitian lebih lanjut masih diperlukan untuk mengkonfirmasi efek ini secara spesifik pada kulit.
- Mineral Esensial untuk Regenerasi Sel
Mineral seperti seng dan tembaga berperan penting dalam proses regenerasi sel kulit dan penyembuhan luka. Meskipun buah ini mengandung mineral-mineral tersebut dalam jumlah kecil, kontribusinya tetap signifikan dalam mendukung kesehatan kulit secara keseluruhan. Mineral ini membantu mempercepat pergantian sel kulit mati dan menggantinya dengan sel-sel baru yang sehat.
Melalui kombinasi perlindungan antioksidan, peningkatan produksi kolagen, hidrasi alami, efek anti-inflamasi potensial, dan kandungan mineral esensial, konsumsi buah Lansium parasiticum dapat memberikan kontribusi positif terhadap kesehatan dan penampilan kulit. Penting untuk dicatat bahwa efek ini paling optimal jika diintegrasikan ke dalam pola makan seimbang dan gaya hidup sehat secara keseluruhan.
Antioksidan Kuat
Kemampuan melawan radikal bebas merupakan salah satu keunggulan penting yang dikaitkan dengan konsumsi buah tropis ini. Kehadiran senyawa antioksidan dalam daging buahnya memegang peranan krusial dalam melindungi sel-sel tubuh dari kerusakan oksidatif, sebuah proses yang dapat memicu berbagai masalah kesehatan kronis. Radikal bebas, sebagai molekul tidak stabil, muncul sebagai produk sampingan metabolisme normal tubuh dan juga akibat paparan faktor lingkungan seperti polusi, radiasi ultraviolet, dan asap rokok. Senyawa-senyawa antioksidan bekerja dengan menetralkan radikal bebas, mencegahnya merusak DNA, protein, dan lipid dalam sel.
Jenis antioksidan yang ditemukan meliputi berbagai senyawa fenolik dan vitamin C. Senyawa fenolik, seperti flavonoid, memiliki struktur kimia yang memungkinkan mereka mendonorkan elektron ke radikal bebas, sehingga menstabilkannya dan mencegahnya merusak sel. Vitamin C, selain berperan sebagai antioksidan, juga penting untuk sintesis kolagen, protein yang krusial untuk kesehatan kulit dan jaringan ikat. Dengan adanya perlindungan dari kerusakan oksidatif, risiko penyakit degeneratif seperti penyakit jantung, kanker, dan penyakit Alzheimer dapat diminimalkan. Selain itu, efek antioksidan juga berkontribusi pada peningkatan sistem kekebalan tubuh, membantu melawan infeksi dan penyakit. Oleh karena itu, konsumsi buah ini, sebagai sumber antioksidan alami, dapat menjadi bagian penting dari strategi pencegahan penyakit dan pemeliharaan kesehatan jangka panjang.
Anti-inflamasi
Kemampuan meredakan peradangan merupakan aspek penting yang berkontribusi pada potensi kesehatan dari buah Lansium parasiticum. Respons inflamasi, meskipun penting untuk penyembuhan luka dan melawan infeksi, dapat menjadi merusak jika berlangsung kronis. Potensi buah ini dalam menekan peradangan menawarkan manfaat protektif terhadap berbagai kondisi kesehatan.
- Senyawa Bioaktif Penghambat Mediator Inflamasi
Beberapa penelitian awal mengindikasikan keberadaan senyawa bioaktif dalam buah ini yang mampu menghambat produksi mediator inflamasi, seperti sitokin dan prostaglandin. Mediator ini berperan penting dalam memicu dan memperkuat respons inflamasi. Dengan menghambat produksi mereka, senyawa-senyawa ini dapat membantu mengurangi intensitas peradangan.
- Reduksi Stres Oksidatif Sebagai Dampak Ikutan
Stres oksidatif dan inflamasi seringkali berjalan beriringan, saling memperburuk kondisi satu sama lain. Sifat antioksidan dari buah ini, sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya, membantu mengurangi stres oksidatif. Dengan mengurangi stres oksidatif, secara tidak langsung juga membantu meredakan peradangan, karena radikal bebas dapat memicu respons inflamasi.
- Potensi Perlindungan Terhadap Penyakit Kronis
Peradangan kronis merupakan faktor kunci dalam perkembangan berbagai penyakit kronis, seperti penyakit jantung, diabetes tipe 2, dan arthritis. Dengan kemampuannya meredakan peradangan, konsumsi buah ini berpotensi memberikan efek protektif terhadap penyakit-penyakit tersebut. Namun, penting untuk dicatat bahwa penelitian lebih lanjut masih diperlukan untuk mengkonfirmasi efek ini secara definitif pada manusia.
- Dukungan Terhadap Kesehatan Usus
Peradangan pada saluran pencernaan dapat mengganggu proses pencernaan dan menyebabkan berbagai masalah gastrointestinal. Beberapa studi menunjukkan bahwa senyawa dalam buah ini mungkin memiliki efek anti-inflamasi ringan pada usus. Dengan meredakan peradangan, buah ini berpotensi mendukung kesehatan usus dan meningkatkan fungsi pencernaan secara keseluruhan.
Potensi anti-inflamasi dari buah ini, yang didukung oleh senyawa bioaktif dan efek antioksidannya, berkontribusi pada berbagai manfaat kesehatan yang terkait dengannya. Meskipun penelitian lebih lanjut masih diperlukan untuk memahami mekanisme kerja dan efeknya secara lebih mendalam, konsumsi buah ini sebagai bagian dari diet seimbang dapat menjadi langkah proaktif dalam menjaga kesehatan dan mengurangi risiko penyakit kronis yang terkait dengan peradangan.
Gula Darah Stabil
Pengaruh konsumsi Lansium parasiticum terhadap stabilisasi kadar gula darah merupakan area yang menarik perhatian dalam penelitian nutrisi. Meskipun buah ini memiliki rasa manis, dampaknya terhadap glukosa darah tidak selalu serta-merta meningkatkan kadar tersebut secara signifikan. Beberapa faktor berkontribusi pada potensi regulasi gula darah yang dikaitkan dengan konsumsi buah ini.
Kandungan serat, terutama serat larut, memainkan peran penting. Serat larut memperlambat penyerapan glukosa dari makanan ke dalam aliran darah. Proses ini mencegah lonjakan gula darah yang tiba-tiba setelah makan, yang dapat menjadi masalah bagi individu dengan resistensi insulin atau diabetes. Dengan memperlambat penyerapan glukosa, serat membantu menjaga kadar gula darah tetap stabil dan menghindari fluktuasi ekstrem.
Selain itu, senyawa bioaktif yang terdapat dalam buah ini berpotensi meningkatkan sensitivitas insulin. Insulin adalah hormon yang membantu glukosa dari darah masuk ke dalam sel untuk digunakan sebagai energi. Resistensi insulin, kondisi di mana sel-sel tubuh kurang responsif terhadap insulin, merupakan faktor kunci dalam perkembangan diabetes tipe 2. Beberapa penelitian awal mengindikasikan bahwa senyawa dalam buah ini dapat meningkatkan sensitivitas insulin, memungkinkan sel-sel tubuh menggunakan glukosa lebih efisien, sehingga membantu menurunkan kadar gula darah.
Indeks glikemik (IG) dan beban glikemik (BG) buah ini juga perlu dipertimbangkan. Meskipun data spesifik mengenai IG dan BG buah ini mungkin terbatas, secara umum buah-buahan dengan kandungan serat tinggi cenderung memiliki IG dan BG yang lebih rendah. IG mengukur seberapa cepat makanan meningkatkan kadar gula darah, sedangkan BG mempertimbangkan baik IG maupun jumlah karbohidrat dalam porsi makanan. Makanan dengan IG dan BG rendah cenderung memiliki dampak yang lebih kecil pada kadar gula darah.
Penting untuk dicatat bahwa efek buah ini pada kadar gula darah dapat bervariasi antar individu, tergantung pada faktor-faktor seperti kondisi kesehatan, pola makan secara keseluruhan, dan tingkat aktivitas fisik. Konsumsi buah ini dalam jumlah moderat, sebagai bagian dari diet seimbang yang kaya serat dan rendah gula olahan, kemungkinan besar akan memberikan dampak positif terhadap stabilisasi kadar gula darah. Individu dengan diabetes atau masalah gula darah lainnya sebaiknya berkonsultasi dengan profesional kesehatan atau ahli gizi untuk mendapatkan panduan yang dipersonalisasi mengenai konsumsi buah ini.
Energi Tambahan
Ketersediaan energi yang cukup merupakan fondasi penting bagi aktivitas sehari-hari dan fungsi tubuh yang optimal. Konsumsi buah Lansium parasiticum berpotensi memberikan kontribusi positif terhadap peningkatan tingkat energi, berkat komposisi nutrisinya yang mendukung produksi dan pemanfaatan energi secara efisien.
- Karbohidrat Kompleks Sebagai Sumber Bahan Bakar Bertahap
Buah ini mengandung karbohidrat kompleks, yang berbeda dari gula sederhana dalam hal proses pencernaan dan penyerapan. Karbohidrat kompleks dicerna secara perlahan, melepaskan glukosa ke dalam aliran darah secara bertahap. Pelepasan energi yang berkelanjutan ini membantu menghindari lonjakan dan penurunan energi yang sering terjadi setelah mengonsumsi makanan manis, menyediakan bahan bakar yang stabil untuk aktivitas fisik dan mental.
- Vitamin B Pendukung Metabolisme Energi
Vitamin B, meskipun mungkin tidak hadir dalam jumlah yang sangat tinggi, berperan penting dalam metabolisme energi. Vitamin B membantu mengubah karbohidrat, lemak, dan protein menjadi energi yang dapat digunakan oleh tubuh. Kekurangan vitamin B dapat menyebabkan kelelahan dan penurunan tingkat energi. Kontribusi buah ini terhadap asupan vitamin B, meskipun kecil, tetap signifikan dalam mendukung proses metabolisme energi.
- Mineral Esensial Pembantu Fungsi Seluler
Mineral seperti magnesium dan zat besi, meskipun dalam jumlah terbatas, berkontribusi pada fungsi seluler yang optimal, termasuk produksi energi. Magnesium terlibat dalam ratusan reaksi enzimatik yang menghasilkan energi, sementara zat besi penting untuk transportasi oksigen ke sel-sel tubuh, yang dibutuhkan untuk metabolisme energi aerobik. Kekurangan mineral ini dapat menyebabkan kelelahan dan penurunan kinerja fisik.
- Hidrasi yang Meningkatkan Vitalitas
Kadar air yang tinggi dalam buah ini membantu menjaga hidrasi tubuh. Dehidrasi ringan sekalipun dapat menyebabkan kelelahan, sakit kepala, dan penurunan konsentrasi. Dengan berkontribusi pada asupan cairan, buah ini membantu menjaga hidrasi yang optimal, yang penting untuk tingkat energi dan vitalitas yang baik.
Kombinasi karbohidrat kompleks, vitamin B, mineral esensial, dan hidrasi yang disediakan oleh buah Lansium parasiticum berkontribusi pada peningkatan tingkat energi secara keseluruhan. Efek ini paling optimal jika dikonsumsi sebagai bagian dari diet seimbang dan gaya hidup aktif, menyediakan sumber energi alami yang mendukung aktivitas sehari-hari dan kinerja fisik.
Tips Pemanfaatan Optimal Nutrisi dari Lansium parasiticum
Untuk memperoleh dampak positif maksimal dari konsumsi buah ini, beberapa panduan berikut dapat dipertimbangkan dalam mengintegrasikannya ke dalam pola makan sehari-hari.
Tip 1: Konsumsi dalam Kondisi Segar
Buah yang baru dipetik dan segera dikonsumsi cenderung memiliki kandungan nutrisi yang lebih tinggi. Hindari menyimpan terlalu lama, karena vitamin dan antioksidan dapat terdegradasi seiring waktu.
Tip 2: Variasikan dengan Sumber Nutrisi Lain
Meskipun bermanfaat, buah ini sebaiknya tidak menjadi satu-satunya sumber nutrisi. Kombinasikan dengan berbagai jenis buah, sayuran, biji-bijian, dan protein untuk memastikan asupan nutrisi yang lengkap dan seimbang.
Tip 3: Perhatikan Porsi Konsumsi
Konsumsi berlebihan, meskipun makanan sehat, tetap dapat menimbulkan dampak negatif. Batasi konsumsi dalam jumlah moderat, sekitar 100-200 gram per hari, untuk menghindari potensi masalah pencernaan atau peningkatan kadar gula darah yang berlebihan.
Tip 4: Kombinasikan dengan Gaya Hidup Aktif
Manfaat nutrisi dari buah ini akan lebih terasa jika diimbangi dengan gaya hidup aktif, termasuk olahraga teratur dan istirahat yang cukup. Aktivitas fisik membantu meningkatkan metabolisme dan penyerapan nutrisi.
Tip 5: Pertimbangkan Kondisi Kesehatan Individu
Individu dengan kondisi kesehatan tertentu, seperti diabetes atau masalah ginjal, sebaiknya berkonsultasi dengan dokter atau ahli gizi sebelum mengonsumsi buah ini secara teratur. Penyesuaian porsi atau frekuensi konsumsi mungkin diperlukan untuk menghindari interaksi negatif dengan kondisi kesehatan atau pengobatan yang sedang dijalani.
Dengan mengikuti panduan ini, potensi kesehatan dari buah ini dapat dimaksimalkan, mendukung kesehatan secara menyeluruh sebagai bagian dari pola makan seimbang dan gaya hidup sehat.
Bukti Ilmiah dan Studi Kasus
Kajian ilmiah mengenai efek Lansium parasiticum terhadap kesehatan manusia masih dalam tahap awal, namun beberapa penelitian memberikan indikasi menjanjikan. Sebuah studi in vitro yang diterbitkan dalam Journal of Agricultural and Food Chemistry menunjukkan bahwa ekstrak dari buah ini memiliki aktivitas antioksidan yang signifikan, mampu menetralkan radikal bebas dan melindungi sel dari kerusakan oksidatif. Penelitian ini mengidentifikasi beberapa senyawa fenolik sebagai kontributor utama aktivitas antioksidan tersebut.
Studi lain, yang dilakukan pada hewan model, meneliti potensi efek anti-inflamasi ekstrak buah ini pada tikus yang diinduksi peradangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian ekstrak buah secara signifikan mengurangi penanda inflamasi dalam darah dan jaringan tikus, menunjukkan potensi efek anti-inflamasi. Namun, penting untuk dicatat bahwa penelitian pada hewan tidak selalu dapat diterjemahkan langsung ke manusia.
Meskipun studi in vitro dan in vivo memberikan bukti awal yang mendukung potensi manfaat kesehatan buah ini, penelitian klinis pada manusia masih sangat terbatas. Beberapa laporan kasus anekdot menunjukkan bahwa konsumsi buah ini dapat membantu meringankan gejala gangguan pencernaan seperti sembelit. Akan tetapi, laporan kasus ini bersifat subjektif dan tidak dapat dianggap sebagai bukti ilmiah yang kuat.
Diperlukan penelitian klinis yang lebih besar dan terkontrol dengan baik untuk mengkonfirmasi manfaat kesehatan yang dilaporkan terkait dengan konsumsi buah ini. Penelitian di masa depan harus fokus pada efek buah ini terhadap berbagai parameter kesehatan, seperti kadar gula darah, fungsi kekebalan tubuh, dan kesehatan kulit. Selain itu, penting untuk mengidentifikasi senyawa aktif spesifik yang bertanggung jawab atas efek kesehatan yang diamati dan untuk menentukan dosis optimal dan aman untuk konsumsi manusia.