Intip 7 Manfaat Makan Tomat Mentah yang Bikin Penasaran!
Rabu, 23 Juli 2025 oleh journal
Konsumsi tomat segar tanpa dimasak menawarkan sejumlah keuntungan bagi kesehatan. Kandungan vitamin, mineral, dan antioksidan yang tinggi dalam buah ini dapat memberikan dukungan bagi sistem kekebalan tubuh, menjaga kesehatan jantung, serta berpotensi mengurangi risiko beberapa jenis penyakit kronis. Nutrisi yang terkandung dalam keadaan mentah lebih terjaga dan mudah diserap oleh tubuh.
"Mengonsumsi tomat segar sebagai bagian dari diet seimbang dapat memberikan dampak positif bagi kesehatan secara keseluruhan. Kandungan nutrisi yang kaya dalam tomat, terutama saat belum diolah, menjadikannya pilihan yang baik untuk mendukung fungsi tubuh yang optimal," ujar Dr. Amelia Rahmawati, seorang ahli gizi klinis.
- Dr. Amelia Rahmawati, Ahli Gizi Klinis
Penelitian menunjukkan bahwa beberapa senyawa aktif dalam tomat mentah berperan penting dalam menjaga kesehatan. Likopen, misalnya, adalah antioksidan kuat yang telah dikaitkan dengan penurunan risiko kanker prostat dan penyakit jantung. Vitamin C dalam tomat meningkatkan sistem kekebalan tubuh, sementara kalium membantu mengatur tekanan darah. Konsumsi satu hingga dua buah tomat segar setiap hari dapat menjadi cara yang baik untuk memperoleh manfaat ini, meskipun konsultasi dengan profesional kesehatan tetap disarankan untuk menyesuaikan dengan kebutuhan individu.
Manfaat Makan Buah Tomat Mentah
Konsumsi tomat mentah memberikan sejumlah keuntungan nutrisi yang signifikan. Buah ini kaya akan vitamin, mineral, dan senyawa antioksidan yang penting bagi kesehatan. Berikut adalah beberapa manfaat utama yang diperoleh dari konsumsi tomat mentah:
- Kekebalan Tubuh Meningkat
- Kesehatan Jantung Terjaga
- Antioksidan Tinggi
- Pencegahan Kanker
- Tekanan Darah Stabil
- Kulit Lebih Sehat
- Pencernaan Lancar
Manfaat-manfaat tersebut berasal dari kandungan nutrisi yang tinggi dalam tomat mentah. Likopen, sebagai contoh, adalah antioksidan yang kuat yang membantu melindungi sel-sel tubuh dari kerusakan akibat radikal bebas, berkontribusi pada pencegahan kanker dan penyakit jantung. Vitamin C meningkatkan fungsi kekebalan tubuh, membantu melawan infeksi. Serat dalam tomat melancarkan pencernaan, mencegah sembelit. Dengan demikian, memasukkan tomat mentah ke dalam diet sehari-hari dapat memberikan kontribusi positif bagi kesehatan jangka panjang.
Kekebalan Tubuh Meningkat
Konsumsi tomat mentah berkontribusi signifikan terhadap peningkatan sistem kekebalan tubuh. Kandungan nutrisi esensial dalam tomat berperan penting dalam memperkuat pertahanan alami tubuh terhadap berbagai infeksi dan penyakit. Dukungan ini berasal dari interaksi kompleks antara berbagai komponen bioaktif yang terdapat dalam tomat.
- Vitamin C Sebagai Agen Imunomodulator
Vitamin C dalam tomat bertindak sebagai imunomodulator, meningkatkan produksi dan aktivitas sel-sel imun seperti sel T dan sel B. Sel-sel ini krusial dalam mengenali dan menyerang patogen. Konsumsi teratur tomat mentah membantu memastikan ketersediaan vitamin C yang cukup untuk mendukung fungsi imun yang optimal.
- Likopen Sebagai Pelindung Sel Imun
Likopen, antioksidan kuat dalam tomat, melindungi sel-sel imun dari kerusakan akibat radikal bebas. Kerusakan oksidatif dapat melemahkan fungsi imun, sehingga perlindungan yang diberikan likopen sangat penting untuk menjaga efisiensi respons imun terhadap ancaman eksternal.
- Beta-Karoten dan Konversinya Menjadi Vitamin A
Tomat mengandung beta-karoten, prekursor vitamin A. Vitamin A memainkan peran vital dalam menjaga integritas membran mukosa, lapisan pelindung yang melapisi saluran pernapasan dan pencernaan. Membran mukosa yang sehat mencegah masuknya patogen ke dalam tubuh.
- Kalium dan Keseimbangan Elektrolit
Kalium, mineral penting dalam tomat, membantu menjaga keseimbangan elektrolit dalam tubuh. Keseimbangan elektrolit yang optimal penting untuk fungsi seluler, termasuk sel-sel imun. Defisiensi kalium dapat mengganggu respons imun dan meningkatkan kerentanan terhadap infeksi.
Secara keseluruhan, konsumsi tomat mentah menyediakan kombinasi sinergis nutrisi yang mendukung berbagai aspek sistem kekebalan tubuh. Efek kumulatif vitamin C, likopen, beta-karoten, dan kalium berkontribusi pada peningkatan resistensi terhadap penyakit dan pemeliharaan kesehatan secara umum. Meskipun demikian, penting untuk diingat bahwa diet seimbang dan gaya hidup sehat secara keseluruhan tetap menjadi faktor penentu utama dalam menjaga sistem kekebalan tubuh yang kuat.
Kesehatan Jantung Terjaga
Konsumsi tomat segar tanpa proses pemasakan berkontribusi positif terhadap pemeliharaan kesehatan jantung melalui beberapa mekanisme utama. Kandungan nutrisi yang kaya dalam buah ini berperan penting dalam menjaga fungsi kardiovaskular yang optimal dan mengurangi faktor risiko penyakit jantung.
- Likopen dan Perlindungan Terhadap Oksidasi LDL
Likopen, antioksidan karotenoid yang melimpah dalam tomat, memiliki kemampuan untuk melindungi lipoprotein densitas rendah (LDL) dari oksidasi. Oksidasi LDL merupakan faktor kunci dalam perkembangan aterosklerosis, yaitu penumpukan plak di arteri. Dengan menghambat oksidasi LDL, likopen membantu mencegah pembentukan plak dan mengurangi risiko penyakit jantung koroner.
- Kalium dan Regulasi Tekanan Darah
Tomat merupakan sumber kalium yang baik. Kalium berperan penting dalam mengatur tekanan darah dengan menyeimbangkan efek natrium dalam tubuh. Konsumsi kalium yang cukup membantu melebarkan pembuluh darah dan mengurangi tekanan pada dinding arteri, sehingga berkontribusi pada penurunan tekanan darah tinggi, salah satu faktor risiko utama penyakit jantung.
- Serat dan Pengendalian Kolesterol
Serat yang terdapat dalam tomat, meskipun dalam jumlah moderat, membantu mengendalikan kadar kolesterol dalam darah. Serat larut mengikat kolesterol di saluran pencernaan dan mencegah penyerapannya ke dalam aliran darah. Hal ini membantu menurunkan kadar kolesterol LDL ("kolesterol jahat") dan meningkatkan kadar kolesterol HDL ("kolesterol baik"), yang secara keseluruhan berkontribusi pada profil lipid yang lebih sehat.
- Vitamin C dan Fungsi Endotel
Vitamin C dalam tomat mendukung fungsi endotel, lapisan sel yang melapisi bagian dalam pembuluh darah. Endotel yang sehat menghasilkan nitrat oksida, molekul yang membantu melebarkan pembuluh darah dan meningkatkan aliran darah. Vitamin C juga melindungi endotel dari kerusakan akibat radikal bebas, sehingga menjaga elastisitas dan fungsi optimal pembuluh darah.
Kombinasi efek antioksidan, penurun tekanan darah, pengontrol kolesterol, dan pelindung endotel dari konsumsi tomat mentah secara sinergis mendukung kesehatan jantung. Integrasi buah ini ke dalam pola makan seimbang, bersama dengan gaya hidup sehat lainnya, dapat memberikan manfaat protektif terhadap penyakit kardiovaskular.
Antioksidan Tinggi
Keunggulan tomat segar sebagai sumber antioksidan memberikan kontribusi signifikan terhadap potensi manfaat kesehatannya. Senyawa-senyawa antioksidan ini berperan krusial dalam menetralkan radikal bebas, molekul tidak stabil yang dapat merusak sel-sel tubuh dan memicu berbagai penyakit kronis. Konsentrasi antioksidan yang tinggi menjadikan tomat sebagai komponen berharga dalam diet yang berorientasi pada pencegahan penyakit dan peningkatan kesehatan secara umum.
- Likopen dan Perlindungan Sel
Likopen, pigmen karotenoid yang memberikan warna merah pada tomat, adalah antioksidan utama yang terdapat di dalamnya. Likopen dikenal karena kemampuannya melindungi sel-sel tubuh dari kerusakan oksidatif yang disebabkan oleh radikal bebas. Perlindungan ini sangat penting dalam mencegah perkembangan penyakit kronis seperti kanker, penyakit jantung, dan degenerasi makula terkait usia.
- Vitamin C dan Penguatan Sistem Kekebalan Tubuh
Vitamin C, juga dikenal sebagai asam askorbat, adalah antioksidan larut air yang membantu memperkuat sistem kekebalan tubuh. Vitamin C bekerja dengan menetralkan radikal bebas dan merangsang produksi sel-sel imun, yang membantu melawan infeksi dan penyakit.
- Beta-Karoten dan Konversi ke Vitamin A
Tomat mengandung beta-karoten, prekursor vitamin A. Beta-karoten memiliki sifat antioksidan dan dapat diubah menjadi vitamin A dalam tubuh. Vitamin A penting untuk kesehatan mata, kulit, dan sistem kekebalan tubuh.
- Naringenin dan Sifat Anti-Inflamasi
Naringenin adalah flavonoid yang ditemukan dalam tomat dan memiliki sifat anti-inflamasi. Inflamasi kronis merupakan faktor pemicu banyak penyakit kronis, dan naringenin dapat membantu mengurangi risiko penyakit-penyakit ini.
- Asam Klorogenat dan Perlindungan Kardiovaskular
Asam klorogenat adalah senyawa fenolik yang ditemukan dalam tomat dan memiliki sifat antioksidan dan anti-inflamasi. Senyawa ini dapat membantu melindungi kesehatan jantung dengan mencegah oksidasi LDL (kolesterol "jahat") dan meningkatkan fungsi pembuluh darah.
- Quercetin dan Potensi Anti-Kanker
Quercetin adalah flavonoid yang ditemukan dalam tomat dan memiliki sifat antioksidan dan anti-inflamasi. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa quercetin dapat memiliki potensi anti-kanker dengan menghambat pertumbuhan sel kanker dan menginduksi apoptosis (kematian sel terprogram).
Kombinasi beragam antioksidan dalam tomat memberikan perlindungan komprehensif terhadap kerusakan sel dan peradangan. Konsumsi tomat mentah secara teratur merupakan cara efektif untuk meningkatkan asupan antioksidan dan mendukung kesehatan secara keseluruhan. Perlindungan yang diberikan oleh antioksidan tersebut merupakan elemen kunci dalam menjadikan tomat sebagai pilihan makanan yang bermanfaat bagi kesehatan.
Pencegahan Kanker
Hubungan antara konsumsi tomat segar dan pencegahan kanker terletak pada kandungan senyawa bioaktif di dalamnya, terutama likopen. Likopen, pigmen karotenoid yang memberikan warna merah pada tomat, merupakan antioksidan kuat yang berperan dalam melindungi sel-sel tubuh dari kerusakan DNA akibat radikal bebas. Kerusakan DNA merupakan salah satu pemicu utama perkembangan sel kanker.
Penelitian epidemiologis menunjukkan adanya korelasi terbalik antara asupan likopen dan risiko beberapa jenis kanker, termasuk kanker prostat, paru-paru, lambung, dan payudara. Mekanisme aksi likopen dalam pencegahan kanker melibatkan beberapa jalur, di antaranya:
- Menghambat Proliferasi Sel Kanker: Likopen dapat mengganggu siklus sel kanker, menghambat pertumbuhan dan penyebaran sel-sel abnormal.
- Menginduksi Apoptosis (Kematian Sel Terprogram): Likopen dapat memicu apoptosis pada sel kanker, menyebabkan sel-sel tersebut menghancurkan diri sendiri.
- Mengurangi Angiogenesis: Likopen dapat menghambat pembentukan pembuluh darah baru yang memasok nutrisi ke tumor, sehingga menghambat pertumbuhan dan penyebaran kanker.
- Meningkatkan Fungsi Sistem Kekebalan Tubuh: Likopen dapat meningkatkan aktivitas sel-sel imun, membantu tubuh melawan sel-sel kanker.
Selain likopen, tomat juga mengandung vitamin C, beta-karoten, dan senyawa fenolik lainnya yang memiliki sifat antioksidan dan anti-inflamasi. Kombinasi senyawa-senyawa ini bekerja secara sinergis untuk melindungi sel-sel tubuh dari kerusakan dan mengurangi risiko perkembangan kanker. Meskipun demikian, perlu ditegaskan bahwa konsumsi tomat bukanlah satu-satunya faktor penentu dalam pencegahan kanker. Gaya hidup sehat secara keseluruhan, termasuk diet seimbang, aktivitas fisik teratur, dan menghindari faktor risiko seperti merokok, juga berperan penting.
Tekanan Darah Stabil
Pengaruh konsumsi tomat segar terhadap stabilitas tekanan darah berakar pada komposisi nutrisinya, terutama kandungan kalium. Kalium merupakan mineral elektrolit esensial yang berperan penting dalam mengatur keseimbangan cairan dan elektrolit dalam tubuh, yang secara langsung memengaruhi tekanan darah. Mekanisme kerja kalium dalam menjaga tekanan darah yang sehat melibatkan beberapa aspek fisiologis.
Pertama, kalium membantu menyeimbangkan efek natrium dalam tubuh. Asupan natrium yang berlebihan seringkali dikaitkan dengan peningkatan tekanan darah, karena natrium menarik air ke dalam aliran darah, meningkatkan volume darah dan tekanan pada dinding arteri. Kalium, di sisi lain, membantu mengeluarkan kelebihan natrium melalui urin, sehingga mengurangi beban kerja jantung dan menurunkan tekanan darah.
Kedua, kalium berperan dalam relaksasi pembuluh darah. Mineral ini membantu melebarkan pembuluh darah arteri dan vena, yang memungkinkan darah mengalir lebih lancar dan mengurangi resistensi perifer. Efek vasodilatasi ini secara langsung menurunkan tekanan darah. Kekurangan kalium dapat menyebabkan pembuluh darah menyempit, meningkatkan tekanan darah, dan meningkatkan risiko hipertensi.
Ketiga, kalium berkontribusi pada fungsi ginjal yang optimal. Ginjal berperan penting dalam mengatur tekanan darah dengan mengontrol volume darah dan kadar elektrolit dalam tubuh. Kalium membantu ginjal berfungsi dengan baik, memastikan keseimbangan cairan dan elektrolit yang tepat, dan mencegah penumpukan natrium yang berlebihan.
Oleh karena itu, konsumsi tomat, sebagai sumber kalium alami, dapat menjadi bagian dari strategi diet untuk menjaga tekanan darah yang sehat. Mengonsumsi tomat sebagai bagian dari diet seimbang, bersama dengan gaya hidup sehat lainnya, dapat memberikan kontribusi positif terhadap kesehatan kardiovaskular secara keseluruhan.
Kulit Lebih Sehat
Konsumsi tomat segar berkorelasi dengan peningkatan kesehatan kulit melalui beberapa mekanisme yang saling terkait. Kandungan nutrisi yang melimpah dalam buah ini, terutama antioksidan, vitamin, dan mineral, berperan penting dalam melindungi kulit dari kerusakan, meningkatkan hidrasi, dan mendukung regenerasi sel. Interaksi kompleks antara komponen-komponen ini menghasilkan dampak positif pada penampilan dan kesehatan kulit secara keseluruhan.
- Likopen dan Perlindungan Terhadap Kerusakan Akibat Sinar Matahari: Likopen, pigmen karotenoid yang dominan dalam tomat, berfungsi sebagai pelindung alami terhadap kerusakan kulit akibat radiasi ultraviolet (UV) dari sinar matahari. Radiasi UV menghasilkan radikal bebas yang dapat merusak kolagen dan elastin, protein yang bertanggung jawab atas elastisitas dan kekencangan kulit. Likopen menetralkan radikal bebas ini, mengurangi risiko kerusakan kulit seperti keriput, bintik-bintik penuaan, dan bahkan kanker kulit.
- Vitamin C dan Produksi Kolagen: Vitamin C memainkan peran penting dalam sintesis kolagen, protein struktural utama yang menyusun kulit. Kolagen memberikan kekuatan dan elastisitas pada kulit, menjaganya tetap kencang dan awet muda. Konsumsi tomat membantu memastikan ketersediaan vitamin C yang cukup untuk mendukung produksi kolagen yang optimal, mencegah keriput dan menjaga elastisitas kulit.
- Vitamin A dan Regenerasi Sel Kulit: Tomat mengandung beta-karoten, prekursor vitamin A. Vitamin A penting untuk regenerasi sel kulit dan menjaga kesehatan lapisan epidermis, lapisan terluar kulit. Vitamin A membantu mempercepat pergantian sel kulit mati, menggantinya dengan sel-sel baru yang lebih sehat, sehingga menghasilkan kulit yang lebih halus, cerah, dan bebas dari jerawat.
- Air dan Hidrasi Kulit: Tomat memiliki kandungan air yang tinggi, yang membantu menghidrasi kulit dari dalam. Hidrasi yang cukup penting untuk menjaga kelembapan kulit, mencegah kulit kering dan bersisik, serta meningkatkan elastisitas dan penampilan kulit secara keseluruhan.
- Sifat Anti-Inflamasi dan Pengurangan Peradangan Kulit: Senyawa-senyawa anti-inflamasi dalam tomat, seperti naringenin, dapat membantu mengurangi peradangan pada kulit. Peradangan dapat memicu berbagai masalah kulit seperti jerawat, eksim, dan psoriasis. Dengan mengurangi peradangan, tomat membantu menenangkan kulit, mengurangi kemerahan, dan memperbaiki kondisi kulit yang bermasalah.
Dengan demikian, konsumsi tomat sebagai bagian dari diet seimbang memberikan kontribusi signifikan terhadap kesehatan dan penampilan kulit. Perlindungan terhadap kerusakan akibat sinar matahari, peningkatan produksi kolagen, regenerasi sel kulit yang lebih baik, hidrasi yang cukup, dan pengurangan peradangan kulit, secara sinergis menghasilkan kulit yang lebih sehat, lebih muda, dan lebih bercahaya.
Pencernaan Lancar
Konsumsi tomat segar memberikan dampak positif terhadap kelancaran proses pencernaan. Manfaat ini berasal dari kandungan serat dan air yang signifikan dalam buah tersebut. Serat, baik yang larut maupun tidak larut, memainkan peran krusial dalam menjaga kesehatan saluran pencernaan. Serat larut membentuk gel dalam saluran pencernaan, memperlambat penyerapan gula dan membantu mengatur kadar kolesterol. Serat tidak larut, di sisi lain, menambahkan volume pada tinja, memfasilitasi pergerakannya melalui usus, dan mencegah sembelit. Air, yang merupakan komponen utama tomat, membantu melunakkan tinja dan mempermudah proses eliminasi.
Kombinasi serat dan air dalam tomat mendukung peristaltik usus, yaitu kontraksi ritmis otot-otot usus yang mendorong makanan dan limbah melalui saluran pencernaan. Peristaltik yang efisien mencegah penumpukan limbah dan mengurangi risiko gangguan pencernaan seperti kembung, gas, dan sembelit. Selain itu, serat dalam tomat dapat berfungsi sebagai prebiotik, yaitu makanan bagi bakteri baik dalam usus (probiotik). Probiotik memainkan peran penting dalam menjaga keseimbangan mikroflora usus, yang penting untuk pencernaan yang optimal, penyerapan nutrisi, dan sistem kekebalan tubuh yang kuat.
Dengan demikian, memasukkan tomat segar ke dalam diet sehari-hari dapat memberikan kontribusi signifikan terhadap kelancaran pencernaan dan kesehatan saluran pencernaan secara keseluruhan. Efek sinergis serat, air, dan prebiotik dalam tomat mendukung peristaltik usus, mencegah sembelit, dan memelihara mikroflora usus yang sehat, yang pada akhirnya meningkatkan kenyamanan dan efisiensi proses pencernaan.
Tips Mengoptimalkan Konsumsi Tomat Segar
Untuk memaksimalkan potensi manfaat kesehatan dari tomat segar, perlu diperhatikan beberapa panduan praktis. Penerapan strategi ini dapat membantu tubuh menyerap nutrisi secara optimal dan menghindari potensi efek samping yang tidak diinginkan.
Tip 1: Pilih Tomat yang Matang Sempurna
Tomat yang matang sempurna mengandung konsentrasi likopen dan nutrisi lainnya yang lebih tinggi. Pilih tomat yang berwarna merah cerah, terasa berat untuk ukurannya, dan memiliki aroma yang harum. Hindari tomat yang masih hijau atau memiliki memar.
Tip 2: Cuci Tomat dengan Benar
Sebelum mengonsumsi, cuci tomat dengan air mengalir untuk menghilangkan kotoran, pestisida, atau bakteri yang mungkin menempel pada permukaannya. Penggunaan sikat lembut dapat membantu membersihkan tomat secara menyeluruh.
Tip 3: Kombinasikan dengan Lemak Sehat
Likopen adalah nutrisi larut lemak. Konsumsi tomat bersama dengan sumber lemak sehat, seperti minyak zaitun, alpukat, atau kacang-kacangan, dapat meningkatkan penyerapan likopen oleh tubuh. Contohnya, tambahkan irisan tomat ke salad dengan minyak zaitun dan alpukat.
Tip 4: Konsumsi dalam Jumlah Moderat
Meskipun bermanfaat, konsumsi tomat berlebihan dapat menyebabkan gangguan pencernaan pada beberapa individu, terutama yang memiliki sensitivitas terhadap asam. Batasi asupan tomat hingga satu atau dua buah per hari.
Tip 5: Variasikan dengan Jenis Tomat Berbeda
Terdapat berbagai jenis tomat dengan profil nutrisi yang sedikit berbeda. Cobalah berbagai jenis tomat, seperti tomat ceri, tomat plum, atau tomat beefsteak, untuk mendapatkan spektrum nutrisi yang lebih luas.
Tip 6: Simpan Tomat dengan Benar
Simpan tomat pada suhu kamar, jauh dari sinar matahari langsung. Menyimpan tomat di lemari es dapat mengurangi rasa dan kandungan nutrisinya. Tomat yang sudah dipotong sebaiknya disimpan di lemari es dalam wadah kedap udara dan dikonsumsi dalam waktu 2-3 hari.
Dengan mengikuti panduan ini, individu dapat mengoptimalkan manfaat nutrisi dari tomat segar dan menjadikannya bagian integral dari diet yang sehat dan seimbang. Konsistensi dalam menerapkan tips ini akan memberikan dampak positif bagi kesehatan secara keseluruhan.
Bukti Ilmiah dan Studi Kasus
Berbagai penelitian ilmiah telah menyelidiki efek konsumsi tomat segar terhadap kesehatan manusia. Salah satu area fokus utama adalah peran likopen, antioksidan karotenoid yang melimpah dalam tomat, dalam pencegahan penyakit kronis. Studi epidemiologis menunjukkan korelasi terbalik antara kadar likopen dalam darah dan risiko kanker prostat, penyakit jantung, dan degenerasi makula terkait usia. Namun, penting untuk dicatat bahwa sebagian besar penelitian ini bersifat observasional, yang berarti tidak dapat membuktikan hubungan sebab-akibat secara definitif.
Beberapa studi intervensi telah mencoba untuk mengatasi keterbatasan ini dengan secara acak memberikan suplemen likopen atau tomat kepada peserta dan membandingkan hasilnya dengan kelompok kontrol. Meskipun beberapa studi ini telah menunjukkan hasil yang menjanjikan, seperti peningkatan fungsi endotel dan penurunan stres oksidatif, yang lain tidak menemukan efek yang signifikan. Perbedaan dalam hasil ini dapat disebabkan oleh faktor-faktor seperti dosis likopen, durasi intervensi, dan karakteristik peserta.
Terdapat pula perdebatan mengenai bentuk likopen yang paling efektif. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa likopen yang berasal dari tomat segar lebih mudah diserap oleh tubuh dibandingkan dengan suplemen likopen. Hal ini mungkin disebabkan oleh adanya senyawa lain dalam tomat yang meningkatkan bioavailabilitas likopen. Namun, penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengkonfirmasi hal ini.
Meskipun bukti ilmiah yang mendukung manfaat kesehatan konsumsi tomat segar menjanjikan, penting untuk menafsirkannya dengan hati-hati. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengkonfirmasi hubungan sebab-akibat dan menentukan dosis optimal likopen dan tomat untuk berbagai populasi. Masyarakat diimbau untuk berkonsultasi dengan profesional kesehatan sebelum membuat perubahan signifikan pada diet mereka berdasarkan temuan penelitian ini.